KI Jabar Dorong Keterbukaan Informasi Publik Dimanfaatkan Maksimal oleh Kalangan Ibu

Minggu, 15 Agustus 2021 - 22:14 WIB
loading...
KI Jabar Dorong Keterbukaan...
Webinar Mother and Economic Independen yang diselenggarakan secara daring melalui platform zoom webinar dan Youtube oleh on behalf of Work with Heart, kelompok penerima beasiswa Jabar Future Leader, Minggu (16/8/2021). FOTO/TANGKAPAN LAYAR
A A A
JAKARTA - Ketua Komisi Informasi (KI) Jawa Barat Ijang Faisal mengatakan bahwa keterbukaan informasi publik harus bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh kalangan ibu. Sebab, seorang ibu bisa menggantikan siapa pun namun tidak bisa digantikan oleh siapa pun.

"Sosok seorang ibu sangat berarti dalam sebuah kehidupan. Ibu memiliki cerita tentang cinta, kasih sayang, dan sebuah perjuangan. Terlebih saat pandemi sekarang ini, banyak ibu-ibu yang menjadi kepala keluarga dari sisi penopangan kebutuhan keluarga," kata Ijang Faisal saat membuka acara Webinar "Mother and Economic Independen" yang diselenggarakan secara daring melalui platform zoom webinar dan Youtube oleh on behalf of Work with Heart, kelompok penerima beasiswa Jabar Future Leader, Minggu (16/8/2021). Kegiatan ini didukung oleh Komisi Informasi Jawa Barat, Komunitas Mama My Is Hero, OKEZONE dan Martha tilaar.

Hadir dalam acara tersebut Richard Adam sebagai owner Mama is My Heroo's dan tiga narasumber yaitu Direktur Pengembangan ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) Ema Widiastuti, Direktur News Mnc Portal Indonesia sekaligus Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Yadi Hendriana dan Ketua Tim Penggerak PKK Provisi Jawa Barat, Atalia Praratya.

Baca juga: GeoDipa Gandeng PWI dan IJTI Kawal Keterbukaan Informasi Publik

Dalam pemaparannya, Ema Widiastuti mengatakan, ibu adalah salah satu contoh leadership dan inspirasi bagi seorang anak. Seorang ibu juga bisa menjadi hero menjadi tulang punggung bagi keluarga karena sang suami terkena PHK saat pandemi ini.

"Saya pribadi menjadikan pencapaian ini suatu apresiasi untuk diri sendiri bahwa kita sebagai wanita memiliki value untuk mandiri financial," katanya.

Sementara Yadi Hendriana memandang ibu adalah cahaya dan miracle. Baginya ibu adalah keajaiban karena bisa membuat semua tenang dan senang. Ia juga belajar tanggung jawab dan cara bergaul dengan lingkungan dari seorang ibu.

"Saya bisa seperti ini, bisa berdiri di sini, juga bisa sukses dalam karir dan lain-lain, tentu adalah berkat dari seorang ibu. Bagi saya itu adalah keajaiban," katanya.

Baca juga: Keterbukaan Informasi Publik Parepare Raih Predikat Tertinggi

Yadi mengakui ketika seorang wanita atau ibu memiliki peranan di luaran sesuai passionnya, maka akan mendapat sorotan banyak orang. Namun hal itu sebenarnya adalah bentuk tanggung jawab seorang ibu untuk mendapatkan kemandirian finansial. Selain bisa membantu keluarga, pemanfaatan waktu untuk kegiatan ekonomi oleh seorang ibu, juga membuat anak-anaknya bangga.

Adapun Atalia Praratya menyampaikan bahwa seorang ibu harus mandiri dan berdaya di masa pandemi.
"Hati seorang ibu adalah kelas pembelajaran, cinta dan sumber keberanian bagi anaknya," kata Atalia. Menurutnya, ibu mandiri turut mempersiapkan anak yang mandiri. .

Athalia mengungkapkan sejumlah permasalahan yang dialami seorang perempuan pada masa pandemi Covid-19, apalagi ia sebagai penyangga rumah tangga.

"Permasalahan di antaranya pekerja perempuan banyak mengalami PHK. Perempuan yang bekerja langsung dalam sektor pelayanan langsung sulit untuk menjaga jarak, tidak semua ibu mampu membimbing anaknya selama kegiatan belajar belajar mengajar di rumah karena tidak semua ibu memiliki kompetensi paedagogik, beban perempuan meningkat dalam mengurus rumah tangga, terutama perempuan yang menjadi kepala keluarga," kata Praratya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1478 seconds (0.1#10.140)