Namanya Jadi Jalan Terpanjang, Ini Sepak Terjang Letjen Djamin Ginting di Medan Perang

Sabtu, 07 Agustus 2021 - 05:35 WIB
loading...
A A A
Pembentukan NST menciptakan segitiga pasukan tempur di Sumatera Timur, yakni pasukan Indonesia, NST, dan Belanda. Namun pasukan NST seringkali bergabung dengan pasukan Belanda menggempur pasukan Indonesia. Pasukan Djamin Ginting merupakan bagian dari pasukan Indonesia yang berjuang di Sumatera Timur (kini Provinsi Sumatera Utara).

Perhitungan Panglima APRI bahwa pasukan Belanda akan melancarkan agresi militernya yang kedua menjadi kenyataan. Pada tanggal 19 Desember 1948, pasukan Belanda melancarkan agresi militer merebut Ibu Kota Yogyakarta dan seluruh kota-kota besar lainnya. Dalam agresi ini, pasukan Belanda berhasil menangkap Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta serta petinggi negara lainnya.

Panglima Soedirman tidak menyerah tetapi melanjutkan perjuangan gerilya dengan ke luar dari Ibu Kota Yogyakarta. Sesuai perintahnya, Djamin Ginting melancarkan perang gerilya terhadap pasukan Belanda yang berpusat di kota Medan.

Pada 23 Desember 1948, pasukan Djamin menyerang pos terdepan pasukan Belanda di Tanah Karo yang berbatasan langsung dengan Tanah Alas. Pasukannya dapat menguasai pos militer Belanda di Mardinding dan Lau Baleng. Memasuki tahun 1949, pasukan Djamin menyergap konvoi pasukan Belanda di Tigakicat dekat Kampung Berastepu.

Wilayah pertempurannya meliputi: Selalwang, Bukum, Basukum, Pernangenen, Batusianggehen, Layosigayo, Namo Cengkih, dan lain-lain. Selama perang kemerdekaan, pasukan Resimen IV TNI berhasil mengamankan Aceh sebagai Daerah Modal karena pasukan Belanda tidak berhasil menguasainya.

Perang Indonesia-Belanda diakhiri dengan serangkaian perundingan pada tahun 1949. Namun pertempuran terus berlangsung selama proses perundingan sebelum tercapainya gencatan senjata. Dalam pertempuran ini, Djamin Ginting sempat tertangkap pasukan Belannda. Pasukan Belanda membebaskannya setelah mendapat kecaman keras dari pemerintah pusat Republik Indonesia.

Perdamaian antara Pemerintah Indonesia dan Belanda tercapai pada akhir tahun 1949 setelah Pemerintah Belanda menyerahkan kedaulatannya kepada Pemerintah Indonesia. Pada masa awal perdamaian ini Pemerintah Indonesia mengangkat Djamin Ginting sebagai Komando Basis Kota Medan (KBKM) yang kemudian diubah menjadi Komando Militar Kota Besar (KMKB) Medan, cikal bakal Komando Militer Bukit Barisan.

Karir militer Djamin Ginting meningkat karena diangkat sebagai Komandan Resimen II Sumatera Timur. Pasukannya turut serta dalam operasi penumpasan pasukan pemberontak Tentara Islam Indonesia (TII) Grakan Darul Islam (DI) yang dipimpin Teungku Daud Beureu’eh yang berpusat di Aceh.

Dia juga memimpin penumpasan pasukan Organisasi Pertahanan Desa (OPD) yang dipengaruhi komunis. Ratusan pasukannya terlibat sehingga ditangkap termasuk sejumlah perwiranya Letkol Wahab Makmur, Kapten RT Ginting, dan Lettu Gindo Bangko.

Panglima Angkatan Darat kemudian mengangkat Djamin Ginting sebagai Kepala Staf Tentara Teritorium I Bukit Barisan (TT01 BB) yang berpusat di Medan. Ia mendampingi Panglima TT-I BB Kolonel Moludin Simbolon.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1866 seconds (0.1#10.140)