Kematian Akibat COVID-19 Tinggi, Menkes Harus Segera Cari Solusi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) harus berupaya keras menekan angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia. Sebab dalam tiga pekan terakhir jumlah harian pasien meninggal karena terinveksi virus corona selalu di atas 1.000 kasus, bahkan pernah melampaui 2.000 orang.
"Menteri Kesehatan tidak boleh tenang-tenang saja. Angka kematian sudah sangat mengkhawatirkan," kata eks Kepala Sekretariat Direktorat Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN ) Jokowi, Jay Octa di Jakarta, Jumat (6/8/2021).
Data sampai dengan Kamis (5/8/2021), total kematian akibat corona sudah sebanyak 102.375 orang, sehingga Indonesia menjadi negara dengan korban meninggal karena COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara.
Baca juga: Update Covid 6 Agustus 2021: Positif 3.607.863 Orang, 2.996.478 Sembuh, dan 104.010 Meninggal
Sementara data worldometers.info menunjukkan, Filipina berada di urutan kedua dengan 28.427 kasus kematian, diikuti Myanmar dengan 10.988 kasus, Malaysia 10.019, dan Thailand 5.854 kasus. Sedangkan untuk level Asia, Indonesia berada di peringkat kedua di bawah India dengan total 426.785 kasus kematian.
Jay Octa menuturkan, angka kematian karena COVID-19 di Indonesia sudah sangat mengerikan. Karena, dalam dua pekan ini saja terdapat tidak kurang dari 25.000 orang yang meninggal. "Bagaimana tidak menakutkan? Ini sudah benar-benar horor. Bayangkan tiga minggu terakhir jumlah korban meninggal berada di atas seribu orang setiap hari," ujarnya.
Menurut Jay, Kementerian Kesehatan sebagai leading sector penanganan COVID-19 di bagian hilir harus bertanggung jawab atas membumbungnya jumlah pasien yang meninggal. Meteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin harus bisa memaksimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya yang ada untuk menurunkan angka kematian.
Baca juga: Hari Ini 1.635 Orang Meninggal, DKI Jakarta Masih 10 Penyumbang Terbanyak
"Di bagian hulu itu tugas utamanya mencegah penularan. Kalau di hilir, soal penanganan pasien, termasuk menekan angka kematian. Yang barada di depan dan harus bertangung jawab ya Menteri Kesehatan," kata Jay.
Sebelumnya, Budi Gunadi Sadikiin dalam konferensi pers virtual setelah mengikuti rapat terbatas dengan presiden, Senin (2/8/2021) lalu, membeberkan sejumlah penyebab tingginya angka kematian karena COVID-19. Salah satunya karena penderita terlambat mendapat perawatan.
Merespons pernyataan Budi Gunadi Sadikin, Jay mengatakan, kalau penyebabnya sudah teridentifikasi semestinya segera dicari solusi dan secepatnya dilaksanakan. "Menkes jangan hanya jadi PHP (pemberi harapan palsu) terus. Biar tingginya angka kematian ini enggak berlarut-larut," kata dia.
Jay mengaku mendapat informasi perihal leletnya Kemenkes dalam merespon permintaan banyak rumah sakit terkait penanganan pasien COVID-19. "Harusnya menkes malu ke pihak rumah sakit karena lamban merespon kebutuhan mereka," katanya.
"Menteri Kesehatan tidak boleh tenang-tenang saja. Angka kematian sudah sangat mengkhawatirkan," kata eks Kepala Sekretariat Direktorat Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN ) Jokowi, Jay Octa di Jakarta, Jumat (6/8/2021).
Data sampai dengan Kamis (5/8/2021), total kematian akibat corona sudah sebanyak 102.375 orang, sehingga Indonesia menjadi negara dengan korban meninggal karena COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara.
Baca juga: Update Covid 6 Agustus 2021: Positif 3.607.863 Orang, 2.996.478 Sembuh, dan 104.010 Meninggal
Sementara data worldometers.info menunjukkan, Filipina berada di urutan kedua dengan 28.427 kasus kematian, diikuti Myanmar dengan 10.988 kasus, Malaysia 10.019, dan Thailand 5.854 kasus. Sedangkan untuk level Asia, Indonesia berada di peringkat kedua di bawah India dengan total 426.785 kasus kematian.
Jay Octa menuturkan, angka kematian karena COVID-19 di Indonesia sudah sangat mengerikan. Karena, dalam dua pekan ini saja terdapat tidak kurang dari 25.000 orang yang meninggal. "Bagaimana tidak menakutkan? Ini sudah benar-benar horor. Bayangkan tiga minggu terakhir jumlah korban meninggal berada di atas seribu orang setiap hari," ujarnya.
Menurut Jay, Kementerian Kesehatan sebagai leading sector penanganan COVID-19 di bagian hilir harus bertanggung jawab atas membumbungnya jumlah pasien yang meninggal. Meteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin harus bisa memaksimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya yang ada untuk menurunkan angka kematian.
Baca juga: Hari Ini 1.635 Orang Meninggal, DKI Jakarta Masih 10 Penyumbang Terbanyak
"Di bagian hulu itu tugas utamanya mencegah penularan. Kalau di hilir, soal penanganan pasien, termasuk menekan angka kematian. Yang barada di depan dan harus bertangung jawab ya Menteri Kesehatan," kata Jay.
Sebelumnya, Budi Gunadi Sadikiin dalam konferensi pers virtual setelah mengikuti rapat terbatas dengan presiden, Senin (2/8/2021) lalu, membeberkan sejumlah penyebab tingginya angka kematian karena COVID-19. Salah satunya karena penderita terlambat mendapat perawatan.
Merespons pernyataan Budi Gunadi Sadikin, Jay mengatakan, kalau penyebabnya sudah teridentifikasi semestinya segera dicari solusi dan secepatnya dilaksanakan. "Menkes jangan hanya jadi PHP (pemberi harapan palsu) terus. Biar tingginya angka kematian ini enggak berlarut-larut," kata dia.
Jay mengaku mendapat informasi perihal leletnya Kemenkes dalam merespon permintaan banyak rumah sakit terkait penanganan pasien COVID-19. "Harusnya menkes malu ke pihak rumah sakit karena lamban merespon kebutuhan mereka," katanya.
(abd)