PPNA Lakukan Gerakan Revolusi Mental melalui Kampanye Pencegahan Perkawinan Anak

Rabu, 04 Agustus 2021 - 14:38 WIB
loading...
PPNA Lakukan Gerakan Revolusi Mental melalui Kampanye Pencegahan Perkawinan Anak
Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah (PPNA) Muhammadiyah mengadakan Talkshow Nasional Peningkatan Kapasitar Kader Nasyiatul ‘Aisyiyah untuk Kampanye Pencegahan Perkawinan Anak Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah (PPNA) Muhammadiyah mengadakan Talkshow Nasional “Peningkatan Kapasitar Kader Nasyiatul ‘Aisyiyah untuk Kampanye Pencegahan Perkawinan Anak” selama dua hari pada 3-4 Agustus 2021 secara hybrid (ruling dan daring) untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Kegiatan yang diikuti oleh kader Nasyiatul ‘Aisyiyah se-Indonesia ini merupakan tindak lanjut MoU antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Menurut Ketua Umum PPNA, Dyah Puspitarini, kegiatan ini merupakan kepedulian PPNA terhadap tingginya perkawinan anak di Indonesia. “Perkawinan anak merupakan salah satu penyebab stunting, maka harus kita cegah terutama di masa pandemi ini”.

Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto mengatakan, perkawinan anak adalah pernikahan yang tidak dipersiapkan “Apa yang dilakukan PPNA merupakan kepedulian yang tinggi untuk melahirkan keluarga sakinah,” ujarnya.

Selain itu, Koordinator Tim Kerja PP Muhammadiyah Faozan Amar, dalam materinya menyampaikan, perkawinan anak berkolerasi dengan kemiskinan. “Maka PPNA memiliki peran strategis untuk mengentaskan problem sosial ini, karena dikenal paling dekat dengan keluarga,” katanya.

Koordinator Sekretariat Gugus Tugas Nasional Gerakan Nasional Revolusi Mental Kemenko PMK Yayan Sopyani mengapresiasi program yang dilakukan oleh PPNA. “Pembangunan manusia unggul dan mandiri dimulai dari keluarga yang harmonis, perkawinan anak kontradiktif dengan keluarga harmonis,” ujarnya.

Narasumber lain, Wakil Ketua KPAI Rita Pranawati, berpesan PPNA dapat melakukan kampanye pencegahan perkawinan anak secara efektif dengan melakukan edukasi dan kampanye yang tepat sasaran. “Anak, orang tua, kepala desa, ustaz, ustadzah, sekolah, rumah sakit dan komunitas remaja adalah bagian paling penting dalam pencegahan perkawinan anak,” pesannya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1953 seconds (0.1#10.140)