Daftar Prank di Berbagai Era Presiden, dari Zaman Sukarno hingga Jokowi

Rabu, 04 Agustus 2021 - 13:52 WIB
loading...
A A A
4. Zaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Daftar Prank di Berbagai Era Presiden, dari Zaman Sukarno hingga Jokowi

Masuk ke masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kasus Banyu Geni juga cukup heboh. Seorang pengusaha asal Nganjuk, Jawa Timur yang bernama Joko Suprapto mengaku bisa merubah air menjadi bahan bakar, atau banyu geni alias blue energy.

Kemampuannya itu sampai di telinga Heru Lelono, seorang staf khusus presiden SBY. Joko kemudian diundang secara khusus ke kediaman SBY di Cikeas untuk menjelaskan dan membahas mengenai blue energy.

Bahkan, Heru membuat sebuah tim dan proyek di Cikeas untuk membangun infrastruktur produksi blue energy dengan kapasias 10 liter per detik. Namun, di tengah jalan Joko tiba-tiba menghilang begitu saja hingga menimbulkan kecurigaan berbagai pihak. Kemampuannya mengubah air menjadi bahan bakar pun diketahui sebagai tipuan belaka.

5. Zaman Joko Widodo
Daftar Prank di Berbagai Era Presiden, dari Zaman Sukarno hingga Jokowi

Terakhir, ada beberapa kasus ‘prank’ yang terjadi di era presiden Joko Widodo. Pertama adalah tentang isu pengeroyokan yang menimpa aktivis wanita, Ratna Sarumpaet di tahun 2019. Ibunda dari aktris Atiqah Hasiholan itu mengaku dipukuli oleh oknum tak dikenal di Bandung, Jawa Barat.

Ratna juga sempat membagikan foto wajahya yang penuh luka lebam. Akan tetapi, karena foto itulah banyak pihak curiga bahwa lebam yang diderita Ratna bukanlah akibat pengeroyokan. Melainkan, karena operasi plastik. Benar saja, Ratna bahwa lebam yang ia derita adalah hasil dari operasi plastik. Ia akhirnya harus meringkuk di hotel prodeo selama 2 tahun.

Kasus ‘prank’ kedua adalah sumbangan dari keluarga Akidi Tio sebesar Rp 2 triliun untuk membantu penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan. Sumbangan tersebut diberikan secara simbolis oleh anak Akidi, Heriyanti kepada Kapolda Sumsel, Irjen Pol Eko Indra Hendri pada Senin, 27 Juli 2021.

Usut punya usut, ternyata hal itu adalah fiktif. Uang Rp2 triliun yang ingin dihibahkan nyatanya tidak ada. Heriyanti akhirnya ditangkap di sebuah bank swasta di daerah Palembang.

*diolah dari berbagai sumber
(poe)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2050 seconds (0.1#10.140)