Daftar Prank di Berbagai Era Presiden, dari Zaman Sukarno hingga Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beberapa waktu belakangan, publik dikejutkan dengan berita keluarga pengusaha mendiang Akidi Tio yang memberikan sumbangan Rp2 triliun untuk membantu penanganan Covid-19 di wilayah Sumsel. Belakangan hal itu diketahui, sumbangan itu hanya hoaks belaka.
Selain kejadian ini, sebenarnya ada beberapa kejadian prank yang terjadi pula di masa kepresidenan sebelumnya. Apa saja? Berikut daftarnya.
1. Zaman Sukarno
Sekitar 1958, nama Raja Idrus dan Ratu Markonah sempat mencuat. Keduanya “viral” lantaran dijamu presiden Sukarno dengan sangat apik layaknya tamu kehormatan. Selain disambut langsung oleh Soekarno, keduanya juga mendapat kesempatan untuk menginap di hotel mewah secara gratis dan mendapat fasilitas mewah lainnya.
Hal ini bermula dari pengakuan Idrus yang mengaku sebagai raja kaya. Idrus dan Markonah lantas sepakat untuk mengarang cerita dan mengaku memiliki banyak kekayaan. Bahkan, akan membantu melepaskan Irian Barat yang ketika itu masih dibawah kekuasaan Belanda.
Belakangan diketahui bahwa Idrus bukanlah raja. Ia hanya masyarakat biasa yang bekerja sebagai tukang becak di Sumatera Selatan. Akting Idrus dan Markonah berakhir saat sedang berkeliling di sebuah pasar di Jakarta. Ada seorang tukang becak yang mengenali Idrus. Nasib keduanya harus berakhir di penjara.
2. Zaman Soeharto
Fenomena ‘bayi mengaji’ sempat merebak pada masa kepemimpinan presiden Soeharto di tahun 1970. Ketika itu, seorang perempuan asal Aceh yang bernama Cut Zahara mengaku jika dirinya sedang mengandung bayi yang bisa mengaji. Kejadian ini menggemparkan banyak pihak, banyak pula masyarakat percaya.
Wakil Presiden RI ketika itu, Adam Malik bahkan sampai mengundang Zahara ke Istana Presiden. Zahara akhirnya dipertemukan langsung dengan Soeharto dan istrinya, Tien Soeharto. Rupanya, Bu Tien sudah menaruh curiga dan tidak mempercayai fenomena itu sama sekali.
Pihak kepolisian dan tim dokter dari RSPAD kemudian memeriksan Zahara. Faktanya, Zahara memang diketahui berbohong. Ia tidak sedang mengandung seorang bayi. Suara mengaji yang selama ini terdengar, ternyata berasal dari sebuah alat perekam yang disimpan di balik pakaiannya.
3. Zaman Megawati Soekarnoputri
Satu kejadian menarik saat Megawati menjabat sebagai presiden adalah isu adanya harta karun di sebuah situs batutulis. Di bulan Agustus 2002, penggalian dilakukan di sebuah kawasan kompleks Batutulis, Bogor.
Penggalian tersebut atas instruksi langsung dari Menteri Agama Said Agil Husein Al Munawwar. Said mengaku mendapat mimpi tentang adanya harta peninnggalan Prabu Siliwangi yang tertimbun di wilayah itu. Ia menyebut, nilai fantastis yang ada hingga menyentuh Rp1.500 triliun. Setelah dilakukan penggalian, tidak ada satupun harta karun yang ditemukan.
4. Zaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Masuk ke masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kasus Banyu Geni juga cukup heboh. Seorang pengusaha asal Nganjuk, Jawa Timur yang bernama Joko Suprapto mengaku bisa merubah air menjadi bahan bakar, atau banyu geni alias blue energy.
Kemampuannya itu sampai di telinga Heru Lelono, seorang staf khusus presiden SBY. Joko kemudian diundang secara khusus ke kediaman SBY di Cikeas untuk menjelaskan dan membahas mengenai blue energy.
Bahkan, Heru membuat sebuah tim dan proyek di Cikeas untuk membangun infrastruktur produksi blue energy dengan kapasias 10 liter per detik. Namun, di tengah jalan Joko tiba-tiba menghilang begitu saja hingga menimbulkan kecurigaan berbagai pihak. Kemampuannya mengubah air menjadi bahan bakar pun diketahui sebagai tipuan belaka.
5. Zaman Joko Widodo
Terakhir, ada beberapa kasus ‘prank’ yang terjadi di era presiden Joko Widodo. Pertama adalah tentang isu pengeroyokan yang menimpa aktivis wanita, Ratna Sarumpaet di tahun 2019. Ibunda dari aktris Atiqah Hasiholan itu mengaku dipukuli oleh oknum tak dikenal di Bandung, Jawa Barat.
Ratna juga sempat membagikan foto wajahya yang penuh luka lebam. Akan tetapi, karena foto itulah banyak pihak curiga bahwa lebam yang diderita Ratna bukanlah akibat pengeroyokan. Melainkan, karena operasi plastik. Benar saja, Ratna bahwa lebam yang ia derita adalah hasil dari operasi plastik. Ia akhirnya harus meringkuk di hotel prodeo selama 2 tahun.
Kasus ‘prank’ kedua adalah sumbangan dari keluarga Akidi Tio sebesar Rp 2 triliun untuk membantu penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan. Sumbangan tersebut diberikan secara simbolis oleh anak Akidi, Heriyanti kepada Kapolda Sumsel, Irjen Pol Eko Indra Hendri pada Senin, 27 Juli 2021.
Usut punya usut, ternyata hal itu adalah fiktif. Uang Rp2 triliun yang ingin dihibahkan nyatanya tidak ada. Heriyanti akhirnya ditangkap di sebuah bank swasta di daerah Palembang.
*diolah dari berbagai sumber
Selain kejadian ini, sebenarnya ada beberapa kejadian prank yang terjadi pula di masa kepresidenan sebelumnya. Apa saja? Berikut daftarnya.
1. Zaman Sukarno
Sekitar 1958, nama Raja Idrus dan Ratu Markonah sempat mencuat. Keduanya “viral” lantaran dijamu presiden Sukarno dengan sangat apik layaknya tamu kehormatan. Selain disambut langsung oleh Soekarno, keduanya juga mendapat kesempatan untuk menginap di hotel mewah secara gratis dan mendapat fasilitas mewah lainnya.
Hal ini bermula dari pengakuan Idrus yang mengaku sebagai raja kaya. Idrus dan Markonah lantas sepakat untuk mengarang cerita dan mengaku memiliki banyak kekayaan. Bahkan, akan membantu melepaskan Irian Barat yang ketika itu masih dibawah kekuasaan Belanda.
Belakangan diketahui bahwa Idrus bukanlah raja. Ia hanya masyarakat biasa yang bekerja sebagai tukang becak di Sumatera Selatan. Akting Idrus dan Markonah berakhir saat sedang berkeliling di sebuah pasar di Jakarta. Ada seorang tukang becak yang mengenali Idrus. Nasib keduanya harus berakhir di penjara.
2. Zaman Soeharto
Fenomena ‘bayi mengaji’ sempat merebak pada masa kepemimpinan presiden Soeharto di tahun 1970. Ketika itu, seorang perempuan asal Aceh yang bernama Cut Zahara mengaku jika dirinya sedang mengandung bayi yang bisa mengaji. Kejadian ini menggemparkan banyak pihak, banyak pula masyarakat percaya.
Wakil Presiden RI ketika itu, Adam Malik bahkan sampai mengundang Zahara ke Istana Presiden. Zahara akhirnya dipertemukan langsung dengan Soeharto dan istrinya, Tien Soeharto. Rupanya, Bu Tien sudah menaruh curiga dan tidak mempercayai fenomena itu sama sekali.
Pihak kepolisian dan tim dokter dari RSPAD kemudian memeriksan Zahara. Faktanya, Zahara memang diketahui berbohong. Ia tidak sedang mengandung seorang bayi. Suara mengaji yang selama ini terdengar, ternyata berasal dari sebuah alat perekam yang disimpan di balik pakaiannya.
3. Zaman Megawati Soekarnoputri
Satu kejadian menarik saat Megawati menjabat sebagai presiden adalah isu adanya harta karun di sebuah situs batutulis. Di bulan Agustus 2002, penggalian dilakukan di sebuah kawasan kompleks Batutulis, Bogor.
Penggalian tersebut atas instruksi langsung dari Menteri Agama Said Agil Husein Al Munawwar. Said mengaku mendapat mimpi tentang adanya harta peninnggalan Prabu Siliwangi yang tertimbun di wilayah itu. Ia menyebut, nilai fantastis yang ada hingga menyentuh Rp1.500 triliun. Setelah dilakukan penggalian, tidak ada satupun harta karun yang ditemukan.
4. Zaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Masuk ke masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kasus Banyu Geni juga cukup heboh. Seorang pengusaha asal Nganjuk, Jawa Timur yang bernama Joko Suprapto mengaku bisa merubah air menjadi bahan bakar, atau banyu geni alias blue energy.
Kemampuannya itu sampai di telinga Heru Lelono, seorang staf khusus presiden SBY. Joko kemudian diundang secara khusus ke kediaman SBY di Cikeas untuk menjelaskan dan membahas mengenai blue energy.
Bahkan, Heru membuat sebuah tim dan proyek di Cikeas untuk membangun infrastruktur produksi blue energy dengan kapasias 10 liter per detik. Namun, di tengah jalan Joko tiba-tiba menghilang begitu saja hingga menimbulkan kecurigaan berbagai pihak. Kemampuannya mengubah air menjadi bahan bakar pun diketahui sebagai tipuan belaka.
5. Zaman Joko Widodo
Terakhir, ada beberapa kasus ‘prank’ yang terjadi di era presiden Joko Widodo. Pertama adalah tentang isu pengeroyokan yang menimpa aktivis wanita, Ratna Sarumpaet di tahun 2019. Ibunda dari aktris Atiqah Hasiholan itu mengaku dipukuli oleh oknum tak dikenal di Bandung, Jawa Barat.
Ratna juga sempat membagikan foto wajahya yang penuh luka lebam. Akan tetapi, karena foto itulah banyak pihak curiga bahwa lebam yang diderita Ratna bukanlah akibat pengeroyokan. Melainkan, karena operasi plastik. Benar saja, Ratna bahwa lebam yang ia derita adalah hasil dari operasi plastik. Ia akhirnya harus meringkuk di hotel prodeo selama 2 tahun.
Kasus ‘prank’ kedua adalah sumbangan dari keluarga Akidi Tio sebesar Rp 2 triliun untuk membantu penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan. Sumbangan tersebut diberikan secara simbolis oleh anak Akidi, Heriyanti kepada Kapolda Sumsel, Irjen Pol Eko Indra Hendri pada Senin, 27 Juli 2021.
Usut punya usut, ternyata hal itu adalah fiktif. Uang Rp2 triliun yang ingin dihibahkan nyatanya tidak ada. Heriyanti akhirnya ditangkap di sebuah bank swasta di daerah Palembang.
*diolah dari berbagai sumber
(poe)