Antisipasi Bencana di Tengah Pandemi

Selasa, 03 Agustus 2021 - 15:13 WIB
loading...
A A A
Dunia kemudian dikejutkan oleh getaran akibat gempa di wilayah Alaska, Amerika Serikat (AS), yang berkekuatan magnitudo 8,2 pada Rabu (28/7/2021) malam waktu setempat. Pusat Peringatan Tsunami AS langsung mengeluarkan peringatan tsunami untuk Alaska selatan dan semenanjung Alaska.Walaupun beberapa jam kemudian peringatan tsunami itu dicabut, gempa Alaska sempat mendorong sejumlah negara di kawasan ini meningkatkan kewaspadaan.

Semua catatan tentang peristiwa bencana alam terbaru di berbagai belahan dunia itu seperti memberi isyarat bahwa alam semesta sedang menghadirkan fenomena yang tidak bersahabat dengan kehidupan manusia. Karena itu, Indonesia tidak boleh lengah.

Sebaliknya, kegiatan antisipatif layak untuk ditingkatkan, terutama karena Indonesia berada di kawasan cincin api. Dalam konteks ini, semua pemerintah daerah (Pemda) dan masyarakat hendaknya didorong untuk lebih mengenali potensi bencana di daerahnya masing-masing, dan aktif menyimak informasi dari pihak yang berwenang.

Apalagi, dalam konteks Indonesia, potensi itu nyata. Jangan lupa bahwa aktivitas vulkanik beberapa gunung berapi masih terbilang tinggi. Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali mengalami erupsi pada Rabu (28/7) pukul 13.20 WIB. Di Kabupaten Lembata, NTT, terjadi hujan pasir yang melanda tiga desa di Kecamatan Ile Ape pada Sabtu (31/7/2021). Hujan pasir itu bersumber dari erupsi Gunung Api Ile Lewotolok.

Sementara itu, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi di wilayah Yogya-Jawa Tengah masih tinggi hingga pekan terakhir Juli 2021. Karena aktivitas vulkanik itu, Merapi sering memuntahkan ratusan kali guguran lava. Tak kalah penting untuk terus diingatkan adalah potensi gempa dan tsunami di wilayah selatan pulau Jawa.

Patut disyukuri bahwa baik BMKG maupun BPPTKG terus melakukan monitoring dan membarui informasi tentang potensi bencana itu. Ketika BMKG-BPPTKG membarui informasi, hendaknya tidak dipahami sebagai tindakan menakut-nakuti. Sebaliknya, pembaruan informasi itu patut dipahami sebagai pengetahuan untuk meningkatkan kewaspadaan, serta mendorong masyarakat aktif dalam latihan atau persiapan mitigasi bencana.

Karena keterbatasan manusia, bencana alam sulit dihindari atau dicegah. Namun, dengan memahami dan mengenal potensi bencana, Pemda dan masyarakat akan terdorong untuk lebih siap, sehingga dampak terburuk bisa dihindari.
(poe)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0771 seconds (0.1#10.140)