Lemhannas: Modal Sosial dan Budaya Jadi Kekuatan dalam Pemulihan Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - PPRA LXII Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menilai, modal sosial dan budaya menjadi kekuatan nasional dalam pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Hal itu terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) road to Seminar Nasional Lemhannas RI secara daring (virtual) yang diselenggarakan oleh Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII di Kantor Lemhannas RI, Kamis (22/7/2021).
Kegiatan ini juga merupakan FGD penutup untuk menyongsong penyelenggaraan seminar nasional PPRA LXII Lemhannas pada 25 Agustus, mendatang. Dengan mengangkat tema “Mendorong Percepatan Komodifikasi Hasil Modal Budaya Sebagai Kekuatan Pemulihan Ekonomi Nasional di Tengah Pandemi’’, FGD road to Seminar Nasional Lemhannas RI ini, akan memfokuskan pada faktor-faktor yang akan mendorong percepatan komodifikasi hasil modal budaya sebagai kekuatan nasional dalam pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi covid-19.
Fokus pembahasan dari masing-masing Kementrian dan kelembagaan terkait program dan kebijakan yang telah dan akan diambil berhubungan dengan hasil modal budaya yang telah di fokuskan dalam FGD sebelumnya untuk dapat di kembangkan secara luas oleh masyarakat Indonesia yang akan menjadi faktor pendorong pemulihan ekonomi nasional dimasa pandemi saat ini.
Ketua Seminar PPRA LXII , Kolonel Pnb Aldrin P Mongan, mengatakan, FGD road to Seminar Nasional Lemhannas RI digelar untuk menyempurnakan naskah seminar PPRA LXII sebagai bahan naskah yang direkomendasikan kepada pemerintah, khususnya Presiden Republik Indonesia dalam menyiapkan berbagai langkah alternatif dalam kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digali dari modal sosial dan budaya.
"Pada pagi ini kita mengikuti FGD road to Seminar Nasional Lemhannas RI, yang dimana sebelumnya sudah kita laksanakan FGD I pada 28 Mei, FGD II pada 11 juni, dan FGD III pada 13 Juli, kemarin," kata Kolonel Pnb Aldrin dalam pembukaan FGD road to Seminar Nasional Lemhannas yang berlangsung secara virtual, Kamis (22/7/2021).
Hasil FGD 1 yang berlangsung pada 28 Mei 2021, menyatakan mModal budaya adalah emasnya Indonesia di masa mendatang yang dapat dikembangkan dan membantu pemulihan perekonomian nasional. Sementara hasil FGD kedua, yang fokus pada penguatan naskah seminar terutama yang berhubungan dengan ekosistem yang mendukung modal budaya yang sudah dihasilkan seperti yang sudah dibahas pada FGD 1
“Kemudian pada FGD ketiga, PPRA LXII fokus membahas diplomasi produk kreatif dan kuliner serta pengembangan rempah asli Indonesia sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional,’’ sambung Ketua Tim Perumus Materi Masura Ramidjal.
Sementara itu, Deputi Pendidikan Lemhannas, Mayjend TNI Sugeng Santoso, menyampaikan, hasil kajian seminar nantinya dijadikan sebagai bahan masukan kepada pemerintah dan instansi yang terkait dengan alternatif dan strategi menghadapi berbagai permasalahan dan penanganan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
"Para peserta diharapkan dapat menjaga berbagai informasi data dan fakta yang aktual, serta mampu menerima saran dan masukan dari para narasumber, sehingga dapat merumuskan dan merekomendasikan proses kebijakan tentang kekuatan modal sosial budaya yang telah ada di masyarakat menjadi sebuah kekuatan untuk menumbuhkan semangat gotong royong,"ungkap Mayjen TNI Sugeng.
Dia menilai, dengan adanya PPKM yang telah menjadi kebijakan pemerintah untuk menekan laju Covid-19, telah menyebabkan sebagian aktivitas terbatas bahkan terhenti dan berdampak terhadap aktivitas perekonomin nasional. Seluruh peserta PPRA LXII yang merupakan calon pimpinan tingkat nasional yang nantinya menjadi perumus dan penentu kebijakan, diharapkan untuk terus berperan aktif dalam memberikan sumbangan pemikiran yang kreatif dan inovatif untuk menangani permasalahan bangsa Indonesia saat ini.
Hal itu terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) road to Seminar Nasional Lemhannas RI secara daring (virtual) yang diselenggarakan oleh Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII di Kantor Lemhannas RI, Kamis (22/7/2021).
Kegiatan ini juga merupakan FGD penutup untuk menyongsong penyelenggaraan seminar nasional PPRA LXII Lemhannas pada 25 Agustus, mendatang. Dengan mengangkat tema “Mendorong Percepatan Komodifikasi Hasil Modal Budaya Sebagai Kekuatan Pemulihan Ekonomi Nasional di Tengah Pandemi’’, FGD road to Seminar Nasional Lemhannas RI ini, akan memfokuskan pada faktor-faktor yang akan mendorong percepatan komodifikasi hasil modal budaya sebagai kekuatan nasional dalam pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi covid-19.
Fokus pembahasan dari masing-masing Kementrian dan kelembagaan terkait program dan kebijakan yang telah dan akan diambil berhubungan dengan hasil modal budaya yang telah di fokuskan dalam FGD sebelumnya untuk dapat di kembangkan secara luas oleh masyarakat Indonesia yang akan menjadi faktor pendorong pemulihan ekonomi nasional dimasa pandemi saat ini.
Ketua Seminar PPRA LXII , Kolonel Pnb Aldrin P Mongan, mengatakan, FGD road to Seminar Nasional Lemhannas RI digelar untuk menyempurnakan naskah seminar PPRA LXII sebagai bahan naskah yang direkomendasikan kepada pemerintah, khususnya Presiden Republik Indonesia dalam menyiapkan berbagai langkah alternatif dalam kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digali dari modal sosial dan budaya.
"Pada pagi ini kita mengikuti FGD road to Seminar Nasional Lemhannas RI, yang dimana sebelumnya sudah kita laksanakan FGD I pada 28 Mei, FGD II pada 11 juni, dan FGD III pada 13 Juli, kemarin," kata Kolonel Pnb Aldrin dalam pembukaan FGD road to Seminar Nasional Lemhannas yang berlangsung secara virtual, Kamis (22/7/2021).
Hasil FGD 1 yang berlangsung pada 28 Mei 2021, menyatakan mModal budaya adalah emasnya Indonesia di masa mendatang yang dapat dikembangkan dan membantu pemulihan perekonomian nasional. Sementara hasil FGD kedua, yang fokus pada penguatan naskah seminar terutama yang berhubungan dengan ekosistem yang mendukung modal budaya yang sudah dihasilkan seperti yang sudah dibahas pada FGD 1
“Kemudian pada FGD ketiga, PPRA LXII fokus membahas diplomasi produk kreatif dan kuliner serta pengembangan rempah asli Indonesia sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional,’’ sambung Ketua Tim Perumus Materi Masura Ramidjal.
Sementara itu, Deputi Pendidikan Lemhannas, Mayjend TNI Sugeng Santoso, menyampaikan, hasil kajian seminar nantinya dijadikan sebagai bahan masukan kepada pemerintah dan instansi yang terkait dengan alternatif dan strategi menghadapi berbagai permasalahan dan penanganan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
"Para peserta diharapkan dapat menjaga berbagai informasi data dan fakta yang aktual, serta mampu menerima saran dan masukan dari para narasumber, sehingga dapat merumuskan dan merekomendasikan proses kebijakan tentang kekuatan modal sosial budaya yang telah ada di masyarakat menjadi sebuah kekuatan untuk menumbuhkan semangat gotong royong,"ungkap Mayjen TNI Sugeng.
Dia menilai, dengan adanya PPKM yang telah menjadi kebijakan pemerintah untuk menekan laju Covid-19, telah menyebabkan sebagian aktivitas terbatas bahkan terhenti dan berdampak terhadap aktivitas perekonomin nasional. Seluruh peserta PPRA LXII yang merupakan calon pimpinan tingkat nasional yang nantinya menjadi perumus dan penentu kebijakan, diharapkan untuk terus berperan aktif dalam memberikan sumbangan pemikiran yang kreatif dan inovatif untuk menangani permasalahan bangsa Indonesia saat ini.