Unjuk Rasa Berpotensi Bikin Klaster Baru Covid-19

Jum'at, 23 Juli 2021 - 14:16 WIB
loading...
Unjuk Rasa Berpotensi...
Unjuk rasa berpotensi bikin klaster baru Covid-19. Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Unjuk rasa atau demonstrasi menolak kebijakan PPKM di beberapa daerah ditanggapi Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban. Karena, demonstrasi menolak kebijakan PPKM di beberapa daerah itu dinilai berpotensi menimbulkan klaster baru Covid-19.

Zubairi Djoerban mengatakan bahwa demonstrasi selalu menghadirkan banyak orang dan cenderung mengabaikan protokol kesehatan. "Mengenai berkerumun untuk urusan apa pun, apakah berisiko tertular Covid-19? Iya. Berisiko tertular, berisiko menularkan Covid-19," katanya, Jumat (23/7/2021).

Sebab, kata dia, cukup banyak orang yang terlihat sehat, padahal di dalam tubuhnya terdapat virus. "Itu bisa menularkan ke orang lain. Jadi, alasan apa pun kita berkerumun bisa menularkan Covid-19 dan bisa tertular Covid-19," ujarnya.


Dia menambahkan, banyak hal yang menyebabkan seseorang masih menolak PPKM Darurat. Salah satu penyebabnya adalah tidak memahami bahaya Covid-19. Sehingga, dia menilai perlu edukasi berulang-ulang agar masyarakat memahami Covid-19, potensi risiko, dan cara mencegahnya. "Edukasi tidak cukup satu kali, agar paham bahwa memang penyakit Covid-19 ini benar-benar ada, ini bukan bohong, dan bisa menyebabkan kematian," imbuhnya.

Masyarakat yang sudah memahami bahaya Covid-19 dianggap wajib memberikan pemahaman kepada masyarakat yang belum percaya adanya virus tersebut. Kemudian, tenaga medis, media massa, tokoh agama, ketua RT, ketua RW, lurah, kepala desa, camat, dan kepala daerah, harus lebih aktif mengampanyekan bahaya Covid-19 dan pencegahannya.



"Wajib memberi tahu masyarakat, wajib berkomunikasi baik dengan tetangga kita agar mereka paham mengenai penyakit Covid-19. Komunikasi yang baik itu, kalau masyarakat yang kita ajak bicara itu sudah paham. Kalau belum, artinya belum terjadi komunikasi yang baik dan kita perlu," ungkapnya.

Diketahui, unjuk rasa menolak PPKM Level 4 berlangsung di beberapa daerah. Di Bandung, mahasiswa konvoi di jalan pusat kota. Lalu, mahasiswa berkumpul di depan Balai Kota. Selain tidak menerapkan protokol kesehatan, aksi massa berakhir ricuh.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun meminta masyarakat bersabar. Dirinya mengajak masyarakat berpartisipasi menurunkan angka penularan Covid-19. "Insya Allah akan ada proporsional relaksasi untuk daerah-daerah yang bisa mengendalikan," katanya.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1566 seconds (0.1#10.140)