Cerita Penyintas Covid 'Alumni' RSDC Wisma Atlet dan Kegigihan Nakes yang Bertugas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat disulap menjadi Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) sejak pandemi melanda Indonesia. Mereka yang pernah dirawat di sini, mengapresiasi kegigihan para tenaga kesehatan ( nakes ) yang bertugas.
Kegigihan para nakes di RSDC Wisma Atlet itu saya saksikan sendiri, selama dirawat di sana. Cerita ini berawal saat pada 12 Juni 2021, saya memberanikan diri mendatangi RSDC Wisma Atlet Kemayoran untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut terkait Covid-19. Hal ini lantaran pada dua hari sebelumnya saya sekeluarga terkonfirmasi positif Covid-19.
Kala itu, ibu saya mengalami gejala seperti mata merah, demam, badan lemas, ruam pada kulit, pusing, dan batuk menohok disertai anosmia. Sedangkan saya mengalami gejala demam, lemas, kepala berkunang-kunang, diare, sesak napas dan anosmia.
Malam hari itu, saya mendatangi RSDC Wisma Atlet di Kemayoran. Tiba di sana, kami diarahkan untuk menuju Tower 6 dan melakukan pendaftaran di Lobi Tower 6. Ada sekitar tiga tenaga kesehatan (nakes) yang melayani pendaftaran.
Pendaftaran dimulai dengan memberikan dokumen berupa surat hasil PCR yang tertulis positif dan kartu tanda pengenal. Lalu, calon pasien juga diharapkan dapat membawa surat rujukan dari dokter setempat apabila gejala dirasa sudah bertambah parah.
Kemudian, dilakukan pemeriksaan denyut nadi dan diberikan pertanyaan seputar gejala Covid-19 sekaligus diperiksa apakah pasien memiliki komorbid. Selama kurang lebih dua jam saya menunggu untuk mendapatkan kamar, nyatanya masih dilakukan tahap selanjutnya yakni pengambilan sampel darah dan EKG.
Kurang lebih 30 menit menunggu, akhirnya saya diberikan kamar di Lantai 18 Tower 6. Setiap ruangan terdiri dari dua kamar. Satu kamar berisi dua bed, satunya lagi single bed.
Fasilitas lainnya ialah toilet yang dilengkapi air panas, AC, ruang tamu beserta Wi-Fi 24 jam. Ada juga wastafel dan tempat menjemur baju.
Selama sepuluh hari, pasien diharapkan melakukan aktivitas masing-masing seperti dalam hal pengambilan makanan, snack dan obat-obatan di depan poliklinik atau depan ruang perawat.
Kegigihan para nakes di RSDC Wisma Atlet itu saya saksikan sendiri, selama dirawat di sana. Cerita ini berawal saat pada 12 Juni 2021, saya memberanikan diri mendatangi RSDC Wisma Atlet Kemayoran untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut terkait Covid-19. Hal ini lantaran pada dua hari sebelumnya saya sekeluarga terkonfirmasi positif Covid-19.
Kala itu, ibu saya mengalami gejala seperti mata merah, demam, badan lemas, ruam pada kulit, pusing, dan batuk menohok disertai anosmia. Sedangkan saya mengalami gejala demam, lemas, kepala berkunang-kunang, diare, sesak napas dan anosmia.
Malam hari itu, saya mendatangi RSDC Wisma Atlet di Kemayoran. Tiba di sana, kami diarahkan untuk menuju Tower 6 dan melakukan pendaftaran di Lobi Tower 6. Ada sekitar tiga tenaga kesehatan (nakes) yang melayani pendaftaran.
Pendaftaran dimulai dengan memberikan dokumen berupa surat hasil PCR yang tertulis positif dan kartu tanda pengenal. Lalu, calon pasien juga diharapkan dapat membawa surat rujukan dari dokter setempat apabila gejala dirasa sudah bertambah parah.
Kemudian, dilakukan pemeriksaan denyut nadi dan diberikan pertanyaan seputar gejala Covid-19 sekaligus diperiksa apakah pasien memiliki komorbid. Selama kurang lebih dua jam saya menunggu untuk mendapatkan kamar, nyatanya masih dilakukan tahap selanjutnya yakni pengambilan sampel darah dan EKG.
Kurang lebih 30 menit menunggu, akhirnya saya diberikan kamar di Lantai 18 Tower 6. Setiap ruangan terdiri dari dua kamar. Satu kamar berisi dua bed, satunya lagi single bed.
Fasilitas lainnya ialah toilet yang dilengkapi air panas, AC, ruang tamu beserta Wi-Fi 24 jam. Ada juga wastafel dan tempat menjemur baju.
Selama sepuluh hari, pasien diharapkan melakukan aktivitas masing-masing seperti dalam hal pengambilan makanan, snack dan obat-obatan di depan poliklinik atau depan ruang perawat.