Cerita Nakes Kelelahan dan Bahrudin Penggali Kubur Bertubuh Atletis
loading...
A
A
A
BEKASI - Kasus Covid-19 di Kota Bekasi, Jawa Barat, masih tinggi meski mulai ada tanda-tanda penurunan. Dengan kondisi tersebut, sejumlah tenaga kesehatan ( nakes ) di Kota Bekasi sudah mulai kelelahan. Wajar saja, hampir satu setengah tahun mereka berjuang melawan virus ini.
Selain tenaga kesehatan, para penggali kubur merasa kewalahan di TPU Pedurenan Kecamatan Mustikajaya. Sebab, jumlah warga yang meninggal karena terpapar hingga suspek Covid-19 mencapai puluhan orang dan rekor bisa mencapai 300 orang. Karena itu, alat berat diturunkan untuk membantu penggalian kubur di TPU khusus Covid-19 tersebut.
Kondisi kelalahan itu sebagaimana yang dirasakan nakes bernama Madi Herlambang yang bertugas di RSUD Kota Bekasi. Dia mengaku sangat kelelahan melayani pasien yang terus berdatangan, meskipun volume pasien yang datang kerumah sakit plat merah tersebut sudah mulai menurun dan jumlah pasien yang dirawat di tenda darurat sudah berkurang.
"Sebenarnya capek banget hari ini, sudah tiga pasien yang kita harus rujuk ke RSUD Kota Bekasi dan masih banyak warga yang menelepon untuk dirujuk," katanya kepada SINDOnews, Rabu (21/7/2021).
Bahkan, terlihat beberapa tenaga kesehatan dari beberapa puskesmas duduk dalam keadaan tubuh lemas. Sebab mereka harus mondar-mandir menjemput pasien. "Yang masih waiting list dan belum kita jemput, untuk mendapatkan perawatan di RSUD Kota Bekasi," ucapnya.
Karena ruang penanganan Covid-19 di sejumlah rumah sakit di Kota Bekasi penuh, dia pun minta kepada ketua lingkungan RT maupun RW, untuk mengedukasi ke warganya jika bergejala ringan cukup isolasi di rumah saja.
Menurut dia, kenaikan pasien Covid-19 amat dirasakan pasca-Lebaran Idulfitri tahun ini. Diperkirakan kenaikan dua kali lipat dibanding sebelumnya. Hampir semua rumah sakit penuh diisi dengan pasien Covid-19. "Intensitasnya sangat tinggi pasca-Lebaran, kita terus koordinasi dengan pihak RSUD untuk ketersediaan ruangan perawatan,” ucapnya.
Sementara, seorang penggali kubur di TPU Pedurenan sempat viral karena berbadan sangat atletis dan menjadi perbincangan netizen di media sosial. Namanya Bahrudin (32), tukang gali kubur di Taman Pemakaman Umum (TPU) Padurenan, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi memang biasa saja.
Pakaiannya dekil penuh noda tanah merah, bertelanjang kaki tanpa alas, melangkah dengan sederhana menyusuri kompleks pemakaman. Meskipun ototnya sangat kuat, pria asli Padurenan ini mengaku sangat kelelahan dan sampai kewalahan. "Hampir 30 orang setiap hari dikuburkan di sini, dan rekornya mencapai 300 orang pada pekan lalu," katanya.
Berbicara dengan logat Betawi khas Bekasi, dia memang benar-benar tampak sederhana. Namun, pembawaan sederhana itu perlahan akan teralihkan ketika, ayah dua orang anak ini mulai memegang cangkul yang digenggamnya. Di balik pakaian dekilnya, Bahrudin memiliki badan atletis bak model saat beraksi menggali kubur sambil bertelanjang dada.
Lengannya kekar, genggamannya erat. Ditambah kulit sawo matang, menambahkan kesan pria macho ada pada diri Bahrudin. Tiap hentakan cangkul yang menyentuh tanah, otot-otot Bahrudin terlihat jelas. Mulai dari lengan, punggung dan tidak kalah menarik pada bagian perutnya. "Tetap aja saya kewalahan menguburkan jenazah setiap harinya," tegasnya.
Bahrudin mengaku baru sekitar dua tahun bekerja sebagai tukang gali kubur, sebelumnya, dia bekerja sebagai buruh kasar di beberapa perusahaan. Memiliki badan atletis diakuinya, sama sekali tidak terpikirkan. Bahkan, dia merasa selama ini badannya biasa saja. "Karena pekerjaan saya ini ibadah, dan saya harap insentif cepat turun," katanya.
Segera Cairkan Insentif
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi memastikan insentif untuk tenaga Kesehatan dan penggali kubur akan segera dicairkan dalam waktu dekat ini. Sebab, dedikasi mereka sangat tinggi untuk penanganan Covid-19 di Bekasi. "Karena anggaran kita terbatas, maka pencairan tertunda, semoga secepatnya dapat dicairkan," katanya.
Menurut dia, insentif tenaga Kesehatan yang belum dicairkan itu untuk tahun ini, namun untuk insentif tenaga kesehatan yang di RSUD Kota Bekasi sebagian sudah diberikan pemerintah. Untuk itu, Rahmat meminta ratusan tenaga medis maupun puluhan penggali kubur untuk bersabar. "Untuk penggali kubur akan dicairkan pada pekan ini," ucapnya.
Sejauh ini, kata dia, jumlah penggali kubur di TPU Pedurenan berjumlah 50 orang dengan insentif setiap bulannya Rp2,5 juta. Namun, insentif mereka yang belum dibayarkan mulai April hingga Juni ini. "Akan kita bayarkan secepatnya, karena dedikasi mereka sangat besar dalam penanganan Covid di Kota Bekasi," tegasnya.
Untuk diketahui, angka pemulasaran jenazah pasien Covid-19 dan non-Covid-19 di wilayahnya melalui tingkat kecamatan sudah mencapai 317 orang. Angka tersebut tercatat sejak 5 Juli hingga 18 Juli kemarin. Melalui data itu wilayah Kecamatan Bekasi Utara menduduki peringkat teratas dalam segi jumlah angka pemulasaran yakni mencapai 56 orang.
Sedangkan untuk peringkat terakhir di duduki oleh wilayah Kecamatan Bantar Gebang dengan mencapai sebanyak 5 orang. Kebanyakan warga yang meninggal adalah suspek Covid-19 dan belum bisa dipastikan terpapar Covid-19. Untuk jumlah kecamatan terbanyak kedua adalah Bekasi Timur 45 orang, Bekasi Selatan 35 orang.
Kendati demikian, dilansir dari laman website milik Pemerintah Kota Bekasi di corona.bekasikota.go.id pada Rabu (21/7/2021), angka terkonfirmasi mencapai 72.872. Kemudian kasus aktif mencapai 7.231, angka kesembuhan mencapai 64.688, dan angka kematian mencapai 953.
Selain tenaga kesehatan, para penggali kubur merasa kewalahan di TPU Pedurenan Kecamatan Mustikajaya. Sebab, jumlah warga yang meninggal karena terpapar hingga suspek Covid-19 mencapai puluhan orang dan rekor bisa mencapai 300 orang. Karena itu, alat berat diturunkan untuk membantu penggalian kubur di TPU khusus Covid-19 tersebut.
Kondisi kelalahan itu sebagaimana yang dirasakan nakes bernama Madi Herlambang yang bertugas di RSUD Kota Bekasi. Dia mengaku sangat kelelahan melayani pasien yang terus berdatangan, meskipun volume pasien yang datang kerumah sakit plat merah tersebut sudah mulai menurun dan jumlah pasien yang dirawat di tenda darurat sudah berkurang.
"Sebenarnya capek banget hari ini, sudah tiga pasien yang kita harus rujuk ke RSUD Kota Bekasi dan masih banyak warga yang menelepon untuk dirujuk," katanya kepada SINDOnews, Rabu (21/7/2021).
Bahkan, terlihat beberapa tenaga kesehatan dari beberapa puskesmas duduk dalam keadaan tubuh lemas. Sebab mereka harus mondar-mandir menjemput pasien. "Yang masih waiting list dan belum kita jemput, untuk mendapatkan perawatan di RSUD Kota Bekasi," ucapnya.
Karena ruang penanganan Covid-19 di sejumlah rumah sakit di Kota Bekasi penuh, dia pun minta kepada ketua lingkungan RT maupun RW, untuk mengedukasi ke warganya jika bergejala ringan cukup isolasi di rumah saja.
Menurut dia, kenaikan pasien Covid-19 amat dirasakan pasca-Lebaran Idulfitri tahun ini. Diperkirakan kenaikan dua kali lipat dibanding sebelumnya. Hampir semua rumah sakit penuh diisi dengan pasien Covid-19. "Intensitasnya sangat tinggi pasca-Lebaran, kita terus koordinasi dengan pihak RSUD untuk ketersediaan ruangan perawatan,” ucapnya.
Sementara, seorang penggali kubur di TPU Pedurenan sempat viral karena berbadan sangat atletis dan menjadi perbincangan netizen di media sosial. Namanya Bahrudin (32), tukang gali kubur di Taman Pemakaman Umum (TPU) Padurenan, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi memang biasa saja.
Pakaiannya dekil penuh noda tanah merah, bertelanjang kaki tanpa alas, melangkah dengan sederhana menyusuri kompleks pemakaman. Meskipun ototnya sangat kuat, pria asli Padurenan ini mengaku sangat kelelahan dan sampai kewalahan. "Hampir 30 orang setiap hari dikuburkan di sini, dan rekornya mencapai 300 orang pada pekan lalu," katanya.
Berbicara dengan logat Betawi khas Bekasi, dia memang benar-benar tampak sederhana. Namun, pembawaan sederhana itu perlahan akan teralihkan ketika, ayah dua orang anak ini mulai memegang cangkul yang digenggamnya. Di balik pakaian dekilnya, Bahrudin memiliki badan atletis bak model saat beraksi menggali kubur sambil bertelanjang dada.
Lengannya kekar, genggamannya erat. Ditambah kulit sawo matang, menambahkan kesan pria macho ada pada diri Bahrudin. Tiap hentakan cangkul yang menyentuh tanah, otot-otot Bahrudin terlihat jelas. Mulai dari lengan, punggung dan tidak kalah menarik pada bagian perutnya. "Tetap aja saya kewalahan menguburkan jenazah setiap harinya," tegasnya.
Bahrudin mengaku baru sekitar dua tahun bekerja sebagai tukang gali kubur, sebelumnya, dia bekerja sebagai buruh kasar di beberapa perusahaan. Memiliki badan atletis diakuinya, sama sekali tidak terpikirkan. Bahkan, dia merasa selama ini badannya biasa saja. "Karena pekerjaan saya ini ibadah, dan saya harap insentif cepat turun," katanya.
Segera Cairkan Insentif
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi memastikan insentif untuk tenaga Kesehatan dan penggali kubur akan segera dicairkan dalam waktu dekat ini. Sebab, dedikasi mereka sangat tinggi untuk penanganan Covid-19 di Bekasi. "Karena anggaran kita terbatas, maka pencairan tertunda, semoga secepatnya dapat dicairkan," katanya.
Menurut dia, insentif tenaga Kesehatan yang belum dicairkan itu untuk tahun ini, namun untuk insentif tenaga kesehatan yang di RSUD Kota Bekasi sebagian sudah diberikan pemerintah. Untuk itu, Rahmat meminta ratusan tenaga medis maupun puluhan penggali kubur untuk bersabar. "Untuk penggali kubur akan dicairkan pada pekan ini," ucapnya.
Sejauh ini, kata dia, jumlah penggali kubur di TPU Pedurenan berjumlah 50 orang dengan insentif setiap bulannya Rp2,5 juta. Namun, insentif mereka yang belum dibayarkan mulai April hingga Juni ini. "Akan kita bayarkan secepatnya, karena dedikasi mereka sangat besar dalam penanganan Covid di Kota Bekasi," tegasnya.
Untuk diketahui, angka pemulasaran jenazah pasien Covid-19 dan non-Covid-19 di wilayahnya melalui tingkat kecamatan sudah mencapai 317 orang. Angka tersebut tercatat sejak 5 Juli hingga 18 Juli kemarin. Melalui data itu wilayah Kecamatan Bekasi Utara menduduki peringkat teratas dalam segi jumlah angka pemulasaran yakni mencapai 56 orang.
Sedangkan untuk peringkat terakhir di duduki oleh wilayah Kecamatan Bantar Gebang dengan mencapai sebanyak 5 orang. Kebanyakan warga yang meninggal adalah suspek Covid-19 dan belum bisa dipastikan terpapar Covid-19. Untuk jumlah kecamatan terbanyak kedua adalah Bekasi Timur 45 orang, Bekasi Selatan 35 orang.
Kendati demikian, dilansir dari laman website milik Pemerintah Kota Bekasi di corona.bekasikota.go.id pada Rabu (21/7/2021), angka terkonfirmasi mencapai 72.872. Kemudian kasus aktif mencapai 7.231, angka kesembuhan mencapai 64.688, dan angka kematian mencapai 953.
(zik)