Adam Prawira, Pemimpin yang Berdedikasi dan Mengayomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berita duka datang bertubi-tubi. Setelah dua kolega di kantor, kini giliran rekan kerja sekaligus pimpinan saya, Adam Prawira, menghadap Yang Kuasa. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi kami semua.
Pak Adam, begitu saya memanggilnya. Meski usia kami tak terpaut jauh, tapi sosoknya yang kalem mengayomi membuat saya agak rikuh jika memanggilnya yang lain. Apalagi posisinya sebagai RedakturPelaksana (Redpel) di Sindonews.com ,meski tidak pernah sekali pun dia menempatkan dirinya sebagaiatasan.
Jika jarak hanya terpisahkan gate keberangkatan dan kedatangan di bandara, mungkin sekarang Covid-19 yang menjadi benang merah hidup dan mati. Banyak sekali orang yang terinfeksi gagalmelawannya.
Baca juga: Rachmawati Soekarnoputri Meninggal Dunia
Waktu itu, 22 Juni 2021, setelah magrib, Pak Adam tiba-tiba menelepon saya. Saya tak ingat betul apa yang kami percakapkan. Hanya sebelum mengakhiri telepon, Pak Adam memberitahu mau swabantigen. "Sedikit batuk ji. Mudah-mudahan nggak papa, wong saya nggak ke mana-mana kok, jarang keluar rumah," katanya datar.
Saya menangkap kekhawatiran dalam suara pria kelahiran 29 Mei 1979 ini. "Mudahan-mudahan negatif Pak Adam, InsyaAllah nggak papa," kataku memberi semangat.
"Sehat-sehat ya ji," katanya lagi lalu menutup telepon.
Selang beberapa jam kemudian, Pak Adam mengabarkan bahwa dia positif Covid-19. Kami, anak buahnya di Kanal Nasional, mendoakan semoga Pak Adam baik-baik saja.
Baca juga: Beben Jazz Meninggal Dunia setelah Dirawat Akibat COVID-19
Menjelang zuhur, 28 Juni 2021, datang kabar yang tidak kami harapkan. Kondisi Pak Adam menurun danperlu perawatan medis intensif. Sejumlah kawan kemudian mengupayakan agar Pak Adam masuk WismaAtlet. Dari pengalaman beberapa teman penyintas, mereka berhasil sembuh setelah dirawatRumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19 tersebut.
Upaya itu berhasil. Pak Adam mendapatkan tempat di Wisma Atlet. Bukan di tempat perawatan biasa, tapi di High Care Unit (HCU) mengingat riwayat Pak Adam yang memiliki penyakit penyerta. Semua organ diperiksa untuk menentukan tindakan medis lanjutannya.
Beberapa hari lalu, saya sempat memberanikan diri bertanya langsung mengenai kondisi terakhirnya melalui pesan singkat. Namun seperti biasa, Pak Adam enggan menunjukkan kondisi sebenarnya. Menurutnya, dia masih menunggu hasil pemeriksaan. "Resultnya bs 1 minggu lebih," tulisnya. Saya sengaja tidak membalasnya dan hanya bisa mendoakan semoga cepat sembuh.
Manusia memang hanya bisa berusaha, tapi Tuhan yang memutuskan. Seperti petir, kabar itu sangat mengejutkan. Senin malam, 5 Juli 2021, seorang teman meminta doa untuk Pak Adam yang sedang mendapat tindakan karena sempat gagal napas. Dan tak lama kemudian disusul kabar bahwa Pak Adam benar-benar sudah tiada.
Lemes. Sosok pemimpin muda itu telah meninggalkan kami. Teman diskusi yang menyenangkan mendahului
menghadap Sang Pencipta. Di usia yang masih sangat muda, 42 tahun.
Tentu kami sangat kehilangan Pak Adam. Dia adalah jurnalis senior di SINDO. Mengawali karirnya sebagai reporter KORAN SINDO di Kota Depok, Pak Adam kemudian ditarik ke desk Nasional. Dia ditempatkan di Mabes Polri dan Kejaksaan Agung.
Setelah matang di lapangan, Pak Adam lalu ditugasi membesarkan KORAN SINDO Jabar.
Dengan pengalaman yang dimiliki, Pak Adam kemudian diminta membantu mengembangkan portal berita Sindonews.com. Desk Nasional yang meliputi hukum, politik, hankam, humaniora menjadi wilayah spesialisasinya. Tulisan-tulisannya selalu menarik dan sukses menjaring pembaca, sehingga KanalNasional menjadi salah satu penyumbang pembaca terbanyak bagi Sindonews.com.
Dedikasi yang dimiliki Pak Adam juga diamini Pemimpin Redaksi KORAN SINDO/Sindonews.com, DjakaSusila. Menurutnya, Adam adalah sosok yang berdedikasi, ringan tangan, santun, dan cemat dalammelihat sebuah persoalan.
"Adam adalah sosok yang mempunyai dedikasi. Saya selalu berdiskusi dengan almarhum untuk merencanakan pengembangan sebuah informasi. Pengalaman yang dia miliki membuat saya nyaman diskusi engan dia," katanya.
Selamat jalan Pak Adam, dedikasimu akan kami teruskan.
Lihat Juga: Tingkatkan Kompetensi Jurnalis, PEPC JTB dan IJTI Gelar Uji Kompetensi Wartawan di Bojonegoro
Pak Adam, begitu saya memanggilnya. Meski usia kami tak terpaut jauh, tapi sosoknya yang kalem mengayomi membuat saya agak rikuh jika memanggilnya yang lain. Apalagi posisinya sebagai RedakturPelaksana (Redpel) di Sindonews.com ,meski tidak pernah sekali pun dia menempatkan dirinya sebagaiatasan.
Jika jarak hanya terpisahkan gate keberangkatan dan kedatangan di bandara, mungkin sekarang Covid-19 yang menjadi benang merah hidup dan mati. Banyak sekali orang yang terinfeksi gagalmelawannya.
Baca juga: Rachmawati Soekarnoputri Meninggal Dunia
Waktu itu, 22 Juni 2021, setelah magrib, Pak Adam tiba-tiba menelepon saya. Saya tak ingat betul apa yang kami percakapkan. Hanya sebelum mengakhiri telepon, Pak Adam memberitahu mau swabantigen. "Sedikit batuk ji. Mudah-mudahan nggak papa, wong saya nggak ke mana-mana kok, jarang keluar rumah," katanya datar.
Saya menangkap kekhawatiran dalam suara pria kelahiran 29 Mei 1979 ini. "Mudahan-mudahan negatif Pak Adam, InsyaAllah nggak papa," kataku memberi semangat.
"Sehat-sehat ya ji," katanya lagi lalu menutup telepon.
Selang beberapa jam kemudian, Pak Adam mengabarkan bahwa dia positif Covid-19. Kami, anak buahnya di Kanal Nasional, mendoakan semoga Pak Adam baik-baik saja.
Baca juga: Beben Jazz Meninggal Dunia setelah Dirawat Akibat COVID-19
Menjelang zuhur, 28 Juni 2021, datang kabar yang tidak kami harapkan. Kondisi Pak Adam menurun danperlu perawatan medis intensif. Sejumlah kawan kemudian mengupayakan agar Pak Adam masuk WismaAtlet. Dari pengalaman beberapa teman penyintas, mereka berhasil sembuh setelah dirawatRumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19 tersebut.
Upaya itu berhasil. Pak Adam mendapatkan tempat di Wisma Atlet. Bukan di tempat perawatan biasa, tapi di High Care Unit (HCU) mengingat riwayat Pak Adam yang memiliki penyakit penyerta. Semua organ diperiksa untuk menentukan tindakan medis lanjutannya.
Beberapa hari lalu, saya sempat memberanikan diri bertanya langsung mengenai kondisi terakhirnya melalui pesan singkat. Namun seperti biasa, Pak Adam enggan menunjukkan kondisi sebenarnya. Menurutnya, dia masih menunggu hasil pemeriksaan. "Resultnya bs 1 minggu lebih," tulisnya. Saya sengaja tidak membalasnya dan hanya bisa mendoakan semoga cepat sembuh.
Manusia memang hanya bisa berusaha, tapi Tuhan yang memutuskan. Seperti petir, kabar itu sangat mengejutkan. Senin malam, 5 Juli 2021, seorang teman meminta doa untuk Pak Adam yang sedang mendapat tindakan karena sempat gagal napas. Dan tak lama kemudian disusul kabar bahwa Pak Adam benar-benar sudah tiada.
Lemes. Sosok pemimpin muda itu telah meninggalkan kami. Teman diskusi yang menyenangkan mendahului
menghadap Sang Pencipta. Di usia yang masih sangat muda, 42 tahun.
Tentu kami sangat kehilangan Pak Adam. Dia adalah jurnalis senior di SINDO. Mengawali karirnya sebagai reporter KORAN SINDO di Kota Depok, Pak Adam kemudian ditarik ke desk Nasional. Dia ditempatkan di Mabes Polri dan Kejaksaan Agung.
Setelah matang di lapangan, Pak Adam lalu ditugasi membesarkan KORAN SINDO Jabar.
Dengan pengalaman yang dimiliki, Pak Adam kemudian diminta membantu mengembangkan portal berita Sindonews.com. Desk Nasional yang meliputi hukum, politik, hankam, humaniora menjadi wilayah spesialisasinya. Tulisan-tulisannya selalu menarik dan sukses menjaring pembaca, sehingga KanalNasional menjadi salah satu penyumbang pembaca terbanyak bagi Sindonews.com.
Dedikasi yang dimiliki Pak Adam juga diamini Pemimpin Redaksi KORAN SINDO/Sindonews.com, DjakaSusila. Menurutnya, Adam adalah sosok yang berdedikasi, ringan tangan, santun, dan cemat dalammelihat sebuah persoalan.
"Adam adalah sosok yang mempunyai dedikasi. Saya selalu berdiskusi dengan almarhum untuk merencanakan pengembangan sebuah informasi. Pengalaman yang dia miliki membuat saya nyaman diskusi engan dia," katanya.
Selamat jalan Pak Adam, dedikasimu akan kami teruskan.
Lihat Juga: Tingkatkan Kompetensi Jurnalis, PEPC JTB dan IJTI Gelar Uji Kompetensi Wartawan di Bojonegoro
(abd)