BPOM Terbitkan Persetujuan Uji Klinik Ivermectin sebagai Obat Covid-19
loading...
A
A
A
Dalam kesempatan itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, jika hasil uji klinik ternyata baik, pihaknya siap memproduksi 4,5 juta tablet per bulan.
Selain Ivermectin, dia juga memastikan ketersediaan obat-obat lain seperti Oseltamivir, Favipiravir, hingga Remdesivir juga masih cukup untuk masyarakat. "Dengan kondisi yang sekarang dilakukan Pemerintah, apalagi PPKM Mikro terus ditingkatkan, ya tidak lain karena mencoba membantu rakyat mendapat obat murah atau (obat) terapi murah yang diputuskan setelah uji klinik," ujarnya.
Erick mengungkapkan Kementerian BUMN dan Badan POM bersama-sama mencari solusi terbaik dalam perang melawan Covid-19. Salah satunya mencari vaksin Covid-19 ke sejumlah negara.
"Karena memang seperti yang kita ketahui di banyak negara, hal mengenai vaksinasi ini juga menjadi sebuah polemik. Tetapi insya Allah kalau niatnya baik semua bisa berjalan dengan baik, seperti yang kita lakukan vaksinasi yang sangat gemilang di Indonesia kemarin sudah menembus 1,3 juta. Dan tentu ini kita terus tingkatkan," ujar Erick.
Dia menegaskan, Pemerintah bertekad mempercepat penyediaan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri, yaitu Vaksin Merah Putih. "Selain vaksin impor, BPOM, Kemenkes, dan BUMN sedang menjajaki Vaksin Merah Putih atau Vaksin BUMN. Ini agar kita bersama-sama bisa berikan yang terbaik," kata pria yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini.
Secara terpisah, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menyambut baik langkah BPOM memberikan PPUK Ivermectin untuk penggunaan sebagai obat Covid-19. Menurutnya, langkah ini merupakan ikhtiar mencari solusi penanganan Covid-19 di Indonesia.
"Upaya ini juga sejalan dengan rekomendasi WHO dan FDA (Food and Drug Administration atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, red)," ujarnya. CM
Selain Ivermectin, dia juga memastikan ketersediaan obat-obat lain seperti Oseltamivir, Favipiravir, hingga Remdesivir juga masih cukup untuk masyarakat. "Dengan kondisi yang sekarang dilakukan Pemerintah, apalagi PPKM Mikro terus ditingkatkan, ya tidak lain karena mencoba membantu rakyat mendapat obat murah atau (obat) terapi murah yang diputuskan setelah uji klinik," ujarnya.
Erick mengungkapkan Kementerian BUMN dan Badan POM bersama-sama mencari solusi terbaik dalam perang melawan Covid-19. Salah satunya mencari vaksin Covid-19 ke sejumlah negara.
"Karena memang seperti yang kita ketahui di banyak negara, hal mengenai vaksinasi ini juga menjadi sebuah polemik. Tetapi insya Allah kalau niatnya baik semua bisa berjalan dengan baik, seperti yang kita lakukan vaksinasi yang sangat gemilang di Indonesia kemarin sudah menembus 1,3 juta. Dan tentu ini kita terus tingkatkan," ujar Erick.
Dia menegaskan, Pemerintah bertekad mempercepat penyediaan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri, yaitu Vaksin Merah Putih. "Selain vaksin impor, BPOM, Kemenkes, dan BUMN sedang menjajaki Vaksin Merah Putih atau Vaksin BUMN. Ini agar kita bersama-sama bisa berikan yang terbaik," kata pria yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini.
Secara terpisah, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menyambut baik langkah BPOM memberikan PPUK Ivermectin untuk penggunaan sebagai obat Covid-19. Menurutnya, langkah ini merupakan ikhtiar mencari solusi penanganan Covid-19 di Indonesia.
"Upaya ini juga sejalan dengan rekomendasi WHO dan FDA (Food and Drug Administration atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, red)," ujarnya. CM
(ars)