Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
RS Penuh, Pemerintah Perlu Buat Terobosan Telemedicine Gratis Bagi Pasien Isoman
loading...
Wakil Ketua Komisi IX DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan Charles Honoris, menyarankan pemerintah melakukan terobosan telemedicine gratis bagi pasien isoman. Foto/SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air yang semakin menggila beberapa hari ini telah membuat fasilitas kesehatan di sejumlah rumah sakit penuh.
”Bahkan kita melihat ada pasien yang sampai dirawat di tenda-tenda darurat dan di atas mobil pikap yang terparkir di pelataran rumah sakit,” ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan Charles Honoris, Sabtu (26/6/2021)
Menghadapi ancaman fasilitas kesehatan yang kolaps tersebut, kata dia, pemerintah perlu membuat terobosan baru untuk tetap melayani kesehatan masyarakat. Terobosan ini bisa dengan memulangkan pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala ke rumah masing-masing untuk melakukan isolasi mandiri (isoman). Namun di sisi lain, pemerintah harus tetap menjamin pemberian layanan kesehatan secara gratis kepada pasien isoman tersebut, yakni lewat ‘telemedicine’.
”Singkatnya, ‘telemedicine’ adalah penggunaan teknologi untuk memberikan layanan kesehatan secara jarak jauh. Dalam hal ini, dokter atau tenaga kesehatan di satu tempat menggunakan teknologi komunikasi untuk melayani pasien Covid-19 yang berada di tempat isoman masing-masing,” katanya.
Menurut dia, telemedicine ini tidak hanya konsultasi online jarak jauh tetapi juga disertai pemberian obat-obatan dan multivitamin, serta pemeriksaan PCR. Semua harus dilakukan dengan gratis kepada pasien yang tidak tertampung di faskes pemerintah. Dalam pelaksanannya, telemedicine bisa dilakukan terpusat di bawah komando Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang sudah berjejaring sampai ke daerah. Para relawan juga bisa ikut ambil bagian dalam telemedicine ini, misalnya untuk pengantaran obat-obatan dan sebagainya.
Disamping terbosan lewat telemedicine, pemerintah juga harus terus berupaya menambah fasilitas-fasilitas isolasi dengan menggunakan gedung-gedung kosong milik pemerintah, seperti sekolah, GOR, dan sebagainya. ”Tempat-tempat ini untuk pasien yang tidak memungkinkan isoman di tempat masing-masing,” katanya.
”Bahkan kita melihat ada pasien yang sampai dirawat di tenda-tenda darurat dan di atas mobil pikap yang terparkir di pelataran rumah sakit,” ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan Charles Honoris, Sabtu (26/6/2021)
Menghadapi ancaman fasilitas kesehatan yang kolaps tersebut, kata dia, pemerintah perlu membuat terobosan baru untuk tetap melayani kesehatan masyarakat. Terobosan ini bisa dengan memulangkan pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala ke rumah masing-masing untuk melakukan isolasi mandiri (isoman). Namun di sisi lain, pemerintah harus tetap menjamin pemberian layanan kesehatan secara gratis kepada pasien isoman tersebut, yakni lewat ‘telemedicine’.
”Singkatnya, ‘telemedicine’ adalah penggunaan teknologi untuk memberikan layanan kesehatan secara jarak jauh. Dalam hal ini, dokter atau tenaga kesehatan di satu tempat menggunakan teknologi komunikasi untuk melayani pasien Covid-19 yang berada di tempat isoman masing-masing,” katanya.
Menurut dia, telemedicine ini tidak hanya konsultasi online jarak jauh tetapi juga disertai pemberian obat-obatan dan multivitamin, serta pemeriksaan PCR. Semua harus dilakukan dengan gratis kepada pasien yang tidak tertampung di faskes pemerintah. Dalam pelaksanannya, telemedicine bisa dilakukan terpusat di bawah komando Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang sudah berjejaring sampai ke daerah. Para relawan juga bisa ikut ambil bagian dalam telemedicine ini, misalnya untuk pengantaran obat-obatan dan sebagainya.
Disamping terbosan lewat telemedicine, pemerintah juga harus terus berupaya menambah fasilitas-fasilitas isolasi dengan menggunakan gedung-gedung kosong milik pemerintah, seperti sekolah, GOR, dan sebagainya. ”Tempat-tempat ini untuk pasien yang tidak memungkinkan isoman di tempat masing-masing,” katanya.
(cip)
Explore More