Epidemiolog Australia: Varian Delta Lebih Berisiko Menular pada Anak

Jum'at, 25 Juni 2021 - 17:11 WIB
loading...
Epidemiolog Australia: Varian Delta Lebih Berisiko Menular pada Anak
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebutkan varian baru COVID-19 yang disebut Delta atau (B1617.2) lebih berisiko menular pada anak-anak (termasuk bayi dan balita). Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebutkan varian baru virus Corona (COVID-19) yang disebut 'Delta' atau (B1617.2) lebih berisiko menular pada anak-anak (termasuk bayi dan balita).

"Varian Delta dapat menyebabkan kematian pada semua kelompok umur atau usia termasuk anak atau bayi," ujar Dicky Budiman ketika dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, , Jumat (25/6/2021).

Dalam hal ini Dicky Budiman menerangkan masyarakat perlu menyadari bahwa situasi anak Indonesia secara umum lebih rawan dibandingkan negara maju. Pasalnya, di Indonesia ada masalah gizi, status imunisasi, status kesehatan lingkungan, dan perilaku orang dewasa di sekitarnya yang cenderung abai.

Dia menyebutkan varian virus Delta lebih mudah menular sehingga dampaknya pada anak untuk terpapar akan jauh lebih besar. Sehingga kata dia, anak-anak lebih rawan terinfeksi.

"Yang namanya proporsi kalau misalkan kematian pada COVID-19 ini kalau dibagi secara global 1%, kalau untuk kategori anak misalkan di level global infeksi pada anak 1-3%. Kalau di Indonesia 1% nya untuk Indonesia itu besar jumlahnya," jelas Dicky

Apalagi proporsi menular virus ini lebih besar. Angka reproduksi COVID-19 varian Delta adalah 8. Artinya satu orang positif COVID-19 varian Delta bisa menular kepada 8 orang lainnya.

"Kalau di anak saja tinggi, apalagi di dewasa jauh lebih tinggi. Yang dilaporkan sekarang berarti belum mendekati kebenarannya," kata Dicky.

Dicky Budiman mengungkap pada kategori anak misalkan kasusnya 12%, pada kategori dewasa masih banyak yang belum terdeteksi varian Delta-nya. Untuk kematian pada global untuk kasus COVID-19 pada anak itu di bawah 0,3%. Tapi untuk Indonesia 0,3% cukup besar.

"Jadi ini pesannya serius, jadi pemerintah dan masyarakat harus mendukung kebijakan yang melindungi dan berpihak pada anak," tandas Dicky.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0896 seconds (0.1#10.140)