Bertemu Dubes Kanada, MUI Ajak Kerja Sama Perangi Islamofobia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rombongan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dipimpin Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan berkunjung ke kediaman Duta Besar Kanada untuk Indonesia Cameron Mackay, Rabu (16/6/2021). Kunjungan ini bertujuan bertukar pikiran terkait dengan peristiwa pembunuhan keluarga muslim oleh seorang anak muda anti-Islam dan umat Islam di Kanada .
Amirsyah turut didampingi Ketua MUI Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Bunyan Saptomo, serta Wakil Ketua Komisi Ustazah Amirah dan Hendro Wibowo.
MUI mengatakan, pertemuan diawali dengan penjelasan Ketua MUI Sudarnoto tentang maksud kunjungan sambil menyampaikan surat resmi yang ditandatangani Sekjen dan Ketua MUI. Surat tersebut berisikan tiga poin, pertama MUI menyatakan keprihatinan mendalam dan belasungkawa atas meninggalnya keluarga muslim di Kanada karena dibunuh oleh seorang yang anti-Islam.
Poin kedua, MUI memberikan apresiasi kepada pemerintah Kanada yang telah menyatakan sikap tegas mengutuk tindakan kejahatan berbasis kebencian terhadap Islam atau Islamofobia. Terakhir, MUI mengusulkan langkah-langkah penting secara bersama-sama melawan Islamofobia. "Oleh karena itu MUI mendorong program kerja sama Indonesia-Kanada antara lain dialog antaragama," tulis MUI melalui keterangan tertulis yang diterima Kamis (17/6/2021) sore.
Di kesempatan yang sama, Cameron menyambut baik pertemuan itu. Dia berterima kasih atas belasungkawa, simpati, dan dukungan yang disampaikan MUI kepada pemerintahan Kanada. "Pemerintah dan masyarakat Kanada benar-benar mengalami shock serta duka yang sangat mendalam atas peristiwa keji yang terjadi dan memalukan ini," ujar Cameron.
Dia mengungkapkan bahwa Kanada merupakan negara yang multietnik dan beragam agama serta menjunjung tinggi nilai toleransi, menghargai perbedaan dan membangun kebersamaan. Menurut dia, pembunuhan yang terjadi bukan sekadar teror biasa melainkan tindakan anti-terhadap Islam dan umat Islam.
"Kejahatan yang bermuara kepada kebencian ini tidak saja diarahkan kepada umat Islam, akan tetapi juga kepada komunitas Yahudi dan bahkan kelompok minoritas lainnya di Kanada," paparnya.
Cameron menegaskan kepada rombongan MUI bahwa tindakan kejahatan seperti ini sering terjadi dan bahkan semakin meningkat intensitasnya belakangan ini. Salah satu faktor penyebabnya adalah ketidaksiapan masyarakat, terutama anak-anak muda di Kanada dalam menghadapi perubahan kahidupan.
Sekjen MUI Amirsyah menjelaskan tentang pandangan dan sikap MUI yang tegas terkait dengan kerukunan hidup beragama di Indonesia. Termasuk pendirian rumah ibadah, tindakan teror yang mengatasnamakan agama, LGBT dan kelompok-kelompok minoritas lainnya.
MUI pun menyampaikan undangan kepada Cameron untuk mengisi talk show di TV MUI. Materinya pun berkaitan dengan kehidupan umat Islam dan toleransi hidup beragama di Kanada.
Amirsyah turut didampingi Ketua MUI Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Bunyan Saptomo, serta Wakil Ketua Komisi Ustazah Amirah dan Hendro Wibowo.
MUI mengatakan, pertemuan diawali dengan penjelasan Ketua MUI Sudarnoto tentang maksud kunjungan sambil menyampaikan surat resmi yang ditandatangani Sekjen dan Ketua MUI. Surat tersebut berisikan tiga poin, pertama MUI menyatakan keprihatinan mendalam dan belasungkawa atas meninggalnya keluarga muslim di Kanada karena dibunuh oleh seorang yang anti-Islam.
Poin kedua, MUI memberikan apresiasi kepada pemerintah Kanada yang telah menyatakan sikap tegas mengutuk tindakan kejahatan berbasis kebencian terhadap Islam atau Islamofobia. Terakhir, MUI mengusulkan langkah-langkah penting secara bersama-sama melawan Islamofobia. "Oleh karena itu MUI mendorong program kerja sama Indonesia-Kanada antara lain dialog antaragama," tulis MUI melalui keterangan tertulis yang diterima Kamis (17/6/2021) sore.
Di kesempatan yang sama, Cameron menyambut baik pertemuan itu. Dia berterima kasih atas belasungkawa, simpati, dan dukungan yang disampaikan MUI kepada pemerintahan Kanada. "Pemerintah dan masyarakat Kanada benar-benar mengalami shock serta duka yang sangat mendalam atas peristiwa keji yang terjadi dan memalukan ini," ujar Cameron.
Dia mengungkapkan bahwa Kanada merupakan negara yang multietnik dan beragam agama serta menjunjung tinggi nilai toleransi, menghargai perbedaan dan membangun kebersamaan. Menurut dia, pembunuhan yang terjadi bukan sekadar teror biasa melainkan tindakan anti-terhadap Islam dan umat Islam.
"Kejahatan yang bermuara kepada kebencian ini tidak saja diarahkan kepada umat Islam, akan tetapi juga kepada komunitas Yahudi dan bahkan kelompok minoritas lainnya di Kanada," paparnya.
Cameron menegaskan kepada rombongan MUI bahwa tindakan kejahatan seperti ini sering terjadi dan bahkan semakin meningkat intensitasnya belakangan ini. Salah satu faktor penyebabnya adalah ketidaksiapan masyarakat, terutama anak-anak muda di Kanada dalam menghadapi perubahan kahidupan.
Sekjen MUI Amirsyah menjelaskan tentang pandangan dan sikap MUI yang tegas terkait dengan kerukunan hidup beragama di Indonesia. Termasuk pendirian rumah ibadah, tindakan teror yang mengatasnamakan agama, LGBT dan kelompok-kelompok minoritas lainnya.
MUI pun menyampaikan undangan kepada Cameron untuk mengisi talk show di TV MUI. Materinya pun berkaitan dengan kehidupan umat Islam dan toleransi hidup beragama di Kanada.
(zik)