Mengenal Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Loper Koran yang Kini Jadi Pangkostrad
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mayjen TNI Dudung Abdurachman dikabarkan mendapat promosi menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat ( Pangkostrad ). Jenderal yang menjabat sebagai Pangdam Jaya sejak 27 Juli 2020 ini diplot menggantikan Letjen TNI Eko Margiyono yang mendapat tugas baru sebagai Kasum TNI.
Mutasi ini diketahui dari Surat Keputusan Panglima TNI tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI yang dikonfirmasi kebenarannya oleh Kabidpenum Puspen TNI Kolonel Laut (KH) Edys Riyanto, Selasa (25/5/2021).
Nama Dudung Abdurrachman sendiri tidak asing bagi masyarakat umum. Namanya pernah menjadi perbincangan luas lantaran terang-terangan mengakui memerintahkan anak buahnya mencopot baliho Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di wilayah DKI Jakarta. Sebelumnya video sejumlah orang berbaju loreng hijau mencopot baliho viral di media sosial.
Baca juga: Mayjen TNI Dudung Abdurachman Jadi Pangkostrad, Ini Profil Lengkapnya
"Oke, ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung seusai apel kesiapan bencana dan pilkada serentak, di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020) pagi.
Menjadi seorang tentara adalah keinginan Dudung sejak kecil yang lahir di Bandung, Jawa Barat, 16 November 1965. Profesi itu selalu memanggilnya karena dia hidup dan tinggal di barak. Ayahnya, Nasuha adalah PNS di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi. Menjadi anggota TNI didambakan sebagai upaya meringankan beban ibunya, Nasyati dalam membiayai pendidikan delapan saudara kandungnya.
Berbagai pekerjaan pernah dilakukannya untuk membantu sang ibunda. Selain berjualan koran, dia juga menjual kue tampah di perempatan Jalan Belitung di sekitar Kodam III/Siliwangi. Menjadi loper koran dia lakukan ketika duduk di bangku SMA Negeri 9 Bandung. Pekerjaan itu dilakukan Dudung sebelum berangkat sekolah.
Baca juga: Sosok Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Pangdam Jaya yang Ancam Bubarkan FPI
Di usia belia, dia sadar hidup itu juga berisi kerja keras, tekad, dan upaya yang tanggap untuk mengejar mimpi. Apa yang tampak sebagai keberhasilan saat ini, menurut dia, sebetulnya hasil jatuh bangun yang lama dan dalam, yang orang lain tak pernah melihatnya.
Dudung Abdurachman lahir di Bandung, Jawa Barat pada 16 November 1965. Ia menyelesaikan pendidikan dari SD sampai SMA di Kota Bandung (1972-1985). Setelah lulus SMA pada 1985, Dudung mendaftar Akabri Darat. Ia lulusan Akademi Milier (Akmil) 1988 dari kecabangan infanteri dengan menyandang pangkat letnan dua (letda). Di tahun yang sama, dia juga menjalani pendidikan Sesarcabif. Dia juga pernah digembleng di Diklapa-I, Diklapa-II, Seskoad, dan Lemhannas.
Selain itu, Dudung menyandang gelar akademik sarjana ekonomi (SE) dan magister manajemen (MM). Kepedihan hidup di masa kecil dan kepatuhan serta cintanya kepada kedua orang tua, justru menjadi pendorong semangatnya sampai ke titik tertinggi.
Berdasarkan perjalanan kariernya, Dudung pernah menjabat sebagai Dandim 0406/Musi Rawas, Dandim 0418/Palembang, Aspers Kasdam VII/Wirabuana (2010-2011), Danrindam II/Sriwijaya (2011), dan Dandenma Mabes TNI. Tak hanya itu, dia juga pernah menjabat Wagub Akmil (2015-2016), Staf Khusus Kasad (2016-2017), Waaster Kasad (2017-2018), Gubernur Akmil (2018-2020), dan Pangdam Jaya sejak 2020 hingga sekarang.
Dengan penunjukan sebagai Pangkostrad, bintang emas di pundak Dudung akan bertambah satu. Artinya, penunjukan ini menjadi promosi jenderal bintang tiga baginya alis menjadi letnan jenderal TNI.
Mutasi ini diketahui dari Surat Keputusan Panglima TNI tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI yang dikonfirmasi kebenarannya oleh Kabidpenum Puspen TNI Kolonel Laut (KH) Edys Riyanto, Selasa (25/5/2021).
Nama Dudung Abdurrachman sendiri tidak asing bagi masyarakat umum. Namanya pernah menjadi perbincangan luas lantaran terang-terangan mengakui memerintahkan anak buahnya mencopot baliho Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di wilayah DKI Jakarta. Sebelumnya video sejumlah orang berbaju loreng hijau mencopot baliho viral di media sosial.
Baca juga: Mayjen TNI Dudung Abdurachman Jadi Pangkostrad, Ini Profil Lengkapnya
"Oke, ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung seusai apel kesiapan bencana dan pilkada serentak, di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020) pagi.
Menjadi seorang tentara adalah keinginan Dudung sejak kecil yang lahir di Bandung, Jawa Barat, 16 November 1965. Profesi itu selalu memanggilnya karena dia hidup dan tinggal di barak. Ayahnya, Nasuha adalah PNS di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi. Menjadi anggota TNI didambakan sebagai upaya meringankan beban ibunya, Nasyati dalam membiayai pendidikan delapan saudara kandungnya.
Berbagai pekerjaan pernah dilakukannya untuk membantu sang ibunda. Selain berjualan koran, dia juga menjual kue tampah di perempatan Jalan Belitung di sekitar Kodam III/Siliwangi. Menjadi loper koran dia lakukan ketika duduk di bangku SMA Negeri 9 Bandung. Pekerjaan itu dilakukan Dudung sebelum berangkat sekolah.
Baca juga: Sosok Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Pangdam Jaya yang Ancam Bubarkan FPI
Di usia belia, dia sadar hidup itu juga berisi kerja keras, tekad, dan upaya yang tanggap untuk mengejar mimpi. Apa yang tampak sebagai keberhasilan saat ini, menurut dia, sebetulnya hasil jatuh bangun yang lama dan dalam, yang orang lain tak pernah melihatnya.
Dudung Abdurachman lahir di Bandung, Jawa Barat pada 16 November 1965. Ia menyelesaikan pendidikan dari SD sampai SMA di Kota Bandung (1972-1985). Setelah lulus SMA pada 1985, Dudung mendaftar Akabri Darat. Ia lulusan Akademi Milier (Akmil) 1988 dari kecabangan infanteri dengan menyandang pangkat letnan dua (letda). Di tahun yang sama, dia juga menjalani pendidikan Sesarcabif. Dia juga pernah digembleng di Diklapa-I, Diklapa-II, Seskoad, dan Lemhannas.
Selain itu, Dudung menyandang gelar akademik sarjana ekonomi (SE) dan magister manajemen (MM). Kepedihan hidup di masa kecil dan kepatuhan serta cintanya kepada kedua orang tua, justru menjadi pendorong semangatnya sampai ke titik tertinggi.
Berdasarkan perjalanan kariernya, Dudung pernah menjabat sebagai Dandim 0406/Musi Rawas, Dandim 0418/Palembang, Aspers Kasdam VII/Wirabuana (2010-2011), Danrindam II/Sriwijaya (2011), dan Dandenma Mabes TNI. Tak hanya itu, dia juga pernah menjabat Wagub Akmil (2015-2016), Staf Khusus Kasad (2016-2017), Waaster Kasad (2017-2018), Gubernur Akmil (2018-2020), dan Pangdam Jaya sejak 2020 hingga sekarang.
Dengan penunjukan sebagai Pangkostrad, bintang emas di pundak Dudung akan bertambah satu. Artinya, penunjukan ini menjadi promosi jenderal bintang tiga baginya alis menjadi letnan jenderal TNI.
(abd)