Kalau Pendukung Palestina Kuat, Israel Main Petasan Saja Enggak Berani
loading...
A
A
A
"Sebenarnya kekuatan negara-negara sekutu Israel ini, bersama kelompok-kelompoknya itu kuatnya luar biasa. Contoh kita lihat Amerika Serikat. Amerika ini, jumlah pengusahanya saja ada sebanyak 37 juta orang," bebernya.
Satu pengusaha di Amerika Serikat, pemilik Amazon, Jeff Bezos, kekuatan ekonominya sama dengan New Zaeland. Sementara kekayaan bos Facebook, Mark Zuckerberg, telah setara kekayaan tiga negara di dunia.
"Kalau pemilik Tesla, Elon Musk, kekuatannya sama dengan APBN Indonesia tahun 2020. Jadi kita untuk makan 270 juta orang selama setahun, sama dengan kekuatan ekonominya pemilik Tesla. Itu baru tiga orang," tegasnya.
Dengan sumber kekuatan ekonomi ini, Israel merasa sangat kuat. Sedang kekayaan negara-negara Muslim, seperti Arab Saudi dan Qatar, sangat jauh di bawah kekuatan itu. "Sekarang jumlah negara yang mengakui Palestina dan Israel, lebih banyak Israel saat ini dan negaranya maju-maju. Jadi kalau kita ngomong negara kayanya Arab Saudi dan Qatar, enggak ada apa-apanya," sambungnya.
Dalam perang ini, Palestina dan negara yang mendukungnya tidak punya modal atau kekuatan ekonomi besar. Seperti Indonesia yang tidak berpunya, hanya mengecam saja. "Ya, kita kalah kuat, kalah kaya dengan negara-negara lain. Nah itu, jadi dengan ini saja kita dihadapkan dengan ketimpangan yang luar biasa. Lalu Palestina sekutunya siapa? Ternyata hampir enggak ada," ujarnya.
Lebih lanjut, Ippho menambahkan, teori yang mengatakan, pendudukan Israel terhadap Palestina karena soal agama atau perang suci, menurutnya hanya omong kosong saja. "Kalau kita orang Indonesia sekuat Amerika, atau Malaysia sekuat Uni Eropa, dan kita bilang ini Palestina jangan diganggu, ini sekutu kami. Saya yakin, itu Israel main petasan saja enggak bakalan berani," katanya.
Satu pengusaha di Amerika Serikat, pemilik Amazon, Jeff Bezos, kekuatan ekonominya sama dengan New Zaeland. Sementara kekayaan bos Facebook, Mark Zuckerberg, telah setara kekayaan tiga negara di dunia.
"Kalau pemilik Tesla, Elon Musk, kekuatannya sama dengan APBN Indonesia tahun 2020. Jadi kita untuk makan 270 juta orang selama setahun, sama dengan kekuatan ekonominya pemilik Tesla. Itu baru tiga orang," tegasnya.
Dengan sumber kekuatan ekonomi ini, Israel merasa sangat kuat. Sedang kekayaan negara-negara Muslim, seperti Arab Saudi dan Qatar, sangat jauh di bawah kekuatan itu. "Sekarang jumlah negara yang mengakui Palestina dan Israel, lebih banyak Israel saat ini dan negaranya maju-maju. Jadi kalau kita ngomong negara kayanya Arab Saudi dan Qatar, enggak ada apa-apanya," sambungnya.
Dalam perang ini, Palestina dan negara yang mendukungnya tidak punya modal atau kekuatan ekonomi besar. Seperti Indonesia yang tidak berpunya, hanya mengecam saja. "Ya, kita kalah kuat, kalah kaya dengan negara-negara lain. Nah itu, jadi dengan ini saja kita dihadapkan dengan ketimpangan yang luar biasa. Lalu Palestina sekutunya siapa? Ternyata hampir enggak ada," ujarnya.
Lebih lanjut, Ippho menambahkan, teori yang mengatakan, pendudukan Israel terhadap Palestina karena soal agama atau perang suci, menurutnya hanya omong kosong saja. "Kalau kita orang Indonesia sekuat Amerika, atau Malaysia sekuat Uni Eropa, dan kita bilang ini Palestina jangan diganggu, ini sekutu kami. Saya yakin, itu Israel main petasan saja enggak bakalan berani," katanya.
(dam)