Anis Matta Beberkan Beda Partai Gelora dengan PKS: Bukan Sekadar Jargon...
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menegaskan memiliki perbedaan platform yang fundamental tentang Indonesia Masa Depan dibandingkan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Di antaranya, Partai Gelora mengusung platform arah baru sejarah Indonesia sebagai salah satu pemain utama kekuatan global.
Menjadikan Indonesia kekuatan kelima dunia setelah Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), Rusia dan China. Untuk mewujudkan hal itu, Partai Gelora mengajak semua komponen bangsa untuk berkolaborasi.
Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta mengatakan, Pancasila sebagai platform dasar berbangsa dan bernegara memiliki nilai inti kolaborasi. Maka kemajuan Indonesia hanya bisa terwujud jika semangat kolaborasi ini kita kedepankan.
Seiring semangat kolaborasi, Anis juga menyerukan untuk mengakhiri pembelahan yang terjadi di masyarakat antara Islamis dan Nasionalis, antara kelompok tengah, kanan dan kiri.
"Waktu saya memutuskan untuk mendirikan partai baru ini, saya melakukannya dengan satu keyakinan bahwa jika saya ingin mengisi sisa hidup dalam pengabdian, maka saya harus bisa memberikan kontribusi yang besar dan menjadi bagian dari proses penentuan arah sejarah baru Indonesia. Arah baru itulah yang menjadi ide atau narasi utama Partai Gelora," kata Anis Matta, Jumat (7/5/2021).
"Saya sadar ini tidak lazim dalam perpolitikan Indonesia, terlalu rumit narasi yang kita sampaikan. Tetapi di lapangan kita menemukan fakta lain, masyarakat kita ternyata menerima sehingga banyak bergabung. Narasi kami mewakili mimpi orang-orang di bawah," sambung Anis Matta.
Dia perlu menjelaskan secara detail ke publik mengenai perbedaan antara Partai Gelora dengan PKS. Anis Matta mengaku kerap mendapatkan pertanyaan dari masyarakat, termasuk dari para wartawan.
Menurut mantan Presiden PKS ini, dasar pendirian Partai Gelora adalah perbedaan pemikiran mengenai platform narasi arah baru sejarah Indonesia. Dimana Indonesia selama ini selalu menjadi residu bagian permainan kekuatan politik global baik pada masa penjajahan, kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi
"Kalau kita tidak mengambil posisi sebagai kekuatan utama global, maka semua progran kita tidak akan berjalan. Terbukti kita gagap menghadapi pandemi Covid-19. Dan dunia terlalu terintegrasi, contohnya soal vaksin. Kita ini jadi korban virus dan konsumen vaksin, itu menyakitkan. Hal ini menggambarkan betapa rapuhnya kita, jika tidak menjadi arus utama kekuatan global dunia," tuturnya.
Di antaranya, Partai Gelora mengusung platform arah baru sejarah Indonesia sebagai salah satu pemain utama kekuatan global.
Menjadikan Indonesia kekuatan kelima dunia setelah Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), Rusia dan China. Untuk mewujudkan hal itu, Partai Gelora mengajak semua komponen bangsa untuk berkolaborasi.
Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta mengatakan, Pancasila sebagai platform dasar berbangsa dan bernegara memiliki nilai inti kolaborasi. Maka kemajuan Indonesia hanya bisa terwujud jika semangat kolaborasi ini kita kedepankan.
Seiring semangat kolaborasi, Anis juga menyerukan untuk mengakhiri pembelahan yang terjadi di masyarakat antara Islamis dan Nasionalis, antara kelompok tengah, kanan dan kiri.
"Waktu saya memutuskan untuk mendirikan partai baru ini, saya melakukannya dengan satu keyakinan bahwa jika saya ingin mengisi sisa hidup dalam pengabdian, maka saya harus bisa memberikan kontribusi yang besar dan menjadi bagian dari proses penentuan arah sejarah baru Indonesia. Arah baru itulah yang menjadi ide atau narasi utama Partai Gelora," kata Anis Matta, Jumat (7/5/2021).
"Saya sadar ini tidak lazim dalam perpolitikan Indonesia, terlalu rumit narasi yang kita sampaikan. Tetapi di lapangan kita menemukan fakta lain, masyarakat kita ternyata menerima sehingga banyak bergabung. Narasi kami mewakili mimpi orang-orang di bawah," sambung Anis Matta.
Dia perlu menjelaskan secara detail ke publik mengenai perbedaan antara Partai Gelora dengan PKS. Anis Matta mengaku kerap mendapatkan pertanyaan dari masyarakat, termasuk dari para wartawan.
Menurut mantan Presiden PKS ini, dasar pendirian Partai Gelora adalah perbedaan pemikiran mengenai platform narasi arah baru sejarah Indonesia. Dimana Indonesia selama ini selalu menjadi residu bagian permainan kekuatan politik global baik pada masa penjajahan, kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi
"Kalau kita tidak mengambil posisi sebagai kekuatan utama global, maka semua progran kita tidak akan berjalan. Terbukti kita gagap menghadapi pandemi Covid-19. Dan dunia terlalu terintegrasi, contohnya soal vaksin. Kita ini jadi korban virus dan konsumen vaksin, itu menyakitkan. Hal ini menggambarkan betapa rapuhnya kita, jika tidak menjadi arus utama kekuatan global dunia," tuturnya.