Tak Mudik, Lebaran Tetap Asyik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Siapa tidak ingin mudik untuk melepas kangen bersama keluarga besar di kampung halaman? Apalagi, sudah kali kedua Lebaran ini masyarakat, termasuk yang tinggal di Jabodetabek, tidak mudik akibat pandemi Covid-19 .
Namun, kebijakan pelarangan mudik memang harus diambil untuk mengantisipasi kembali meluasnya wabah Covid-19. Di sisi lain, walaupun tanpa mudik, bukan berarti masyarakat tidak bisa bersilaturahmi atau bergembira merayakan.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan agar Lebaran tetap bisa dirayakan dengan asyik walaupun tanpa mudik. Pandangan ini di antaranya disampaikan Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Komaruddin Hidayat dan Wakil Ketua Komisi VIII DPR Tb Ace Hasan Syadzily.
Komaruddin, misalnya, menegaskan masyarakat tetap dapat memaknai Idul Fitri kali ini meski tanpa mudik dan berkumpul dengan keluarga di kampung. Misalnya, jika ada rezeki berlebih, cukup kirimkan uang ke keluarga di kampung dan mereka pasti ke sangat senang meskipun tidak hadir secara fisik.
Selain itu, masyarakat juga bisa memanfaatkan berbagai teknologi komunikasi untuk bersilaturahmi. "Saat ini berkomunikasi jarak jauh sangat mudah via telepon. Bahkan bisa kirim photo dan video. Kabar selamat disertai foto-foto lebaran di rumah masing-masing lebih membahagiakan ketimbang mudik dengan resiko menularkan atau tertular Covid. Ngobrol dengan Zoom, jarak seakan hilang," bebernya.
Bagi Komaruddin, sesungguhnya tetangga tempat tinggal juga merupakan saudara. Karena itu, ketika lebaran nanti cukuplah merayakan bersama tetangga dengan tetap menjaga dan menerapkan protokol (prokes). Atau, kata dia, lebaran bisa dirayakan dengan teman-teman sedaerah yang tinggal satu kota. Bahkan saat ini merupakan musim reuni teman-teman sekolah.
"Dengan begitu bisa menggantikan heboh mudik. Bahkan sesungguhnya anak-anak kita yang lahir di Jakarta, misalnya, tidak begitu antusias pulang mudik seperti orang tua mereka yang memang lahir di kampung," ujarnya.
Secara pribadi Komaruddin merasakan Ramadan tahun ini lebih spiritual. Suasana keluarga lebih dekat. Berdoa pun lebih khusyuk. Komaruddin bersama keluarga selama ini juga tidak terganggu agenda persiapan mudik. Sebelum masa pandemi Covid-19, biasanya Komaruddin sudah menyiapkan paket oleh-oleh kalau akan menjelang acara mudik.
Namun, kebijakan pelarangan mudik memang harus diambil untuk mengantisipasi kembali meluasnya wabah Covid-19. Di sisi lain, walaupun tanpa mudik, bukan berarti masyarakat tidak bisa bersilaturahmi atau bergembira merayakan.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan agar Lebaran tetap bisa dirayakan dengan asyik walaupun tanpa mudik. Pandangan ini di antaranya disampaikan Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Komaruddin Hidayat dan Wakil Ketua Komisi VIII DPR Tb Ace Hasan Syadzily.
Komaruddin, misalnya, menegaskan masyarakat tetap dapat memaknai Idul Fitri kali ini meski tanpa mudik dan berkumpul dengan keluarga di kampung. Misalnya, jika ada rezeki berlebih, cukup kirimkan uang ke keluarga di kampung dan mereka pasti ke sangat senang meskipun tidak hadir secara fisik.
Selain itu, masyarakat juga bisa memanfaatkan berbagai teknologi komunikasi untuk bersilaturahmi. "Saat ini berkomunikasi jarak jauh sangat mudah via telepon. Bahkan bisa kirim photo dan video. Kabar selamat disertai foto-foto lebaran di rumah masing-masing lebih membahagiakan ketimbang mudik dengan resiko menularkan atau tertular Covid. Ngobrol dengan Zoom, jarak seakan hilang," bebernya.
Bagi Komaruddin, sesungguhnya tetangga tempat tinggal juga merupakan saudara. Karena itu, ketika lebaran nanti cukuplah merayakan bersama tetangga dengan tetap menjaga dan menerapkan protokol (prokes). Atau, kata dia, lebaran bisa dirayakan dengan teman-teman sedaerah yang tinggal satu kota. Bahkan saat ini merupakan musim reuni teman-teman sekolah.
"Dengan begitu bisa menggantikan heboh mudik. Bahkan sesungguhnya anak-anak kita yang lahir di Jakarta, misalnya, tidak begitu antusias pulang mudik seperti orang tua mereka yang memang lahir di kampung," ujarnya.
Secara pribadi Komaruddin merasakan Ramadan tahun ini lebih spiritual. Suasana keluarga lebih dekat. Berdoa pun lebih khusyuk. Komaruddin bersama keluarga selama ini juga tidak terganggu agenda persiapan mudik. Sebelum masa pandemi Covid-19, biasanya Komaruddin sudah menyiapkan paket oleh-oleh kalau akan menjelang acara mudik.