Cak Imin Masih Kuat, Elite PKB Malu-Malu Singgung Muktamar Luar Biasa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai elite Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih malu-malu bahkan terkesan takut menyinggung wacana Muktamar Luar Biasa (MLB) PKB yang disuarakan sebagian kader akar rumputnya.
Menurut Fadhli, elite PKB kemungkinan berada pada tempat nyaman karena menduduki posisi sentral partai atau masih melihat-lihat gerakan kader bawah dalam upaya menggolkan MLB.
"Mungkin sudah nyaman dengan posisi mereka saat ini, duduk di kursi DPP atau kursi pemerintahan, bisa jadi juga elite PKB sedang memantau perkembangan upaya MLB itu," ujar Fadhli, Minggu (25/4/2021).
Analis politik asal UIN Jakarta itu menambahkan, kemungkinan lain elite partai berbasis massa NU itu irit bicara terkait MLB ini karena mereka tidak punya alasan kuat untuk ikut merongrong kepemimpinan Gus AMI.
"Bisa juga mereka (elite PKB) mengakui kepemimpinan Cak Imin kuat, karena sukses mengantarkan PKB sebagai salah satu partai besar tanah air dengan berbagai prestasinya, sehingga yang terjadi adalah sami'na wa atho'na," terangnya.
Namun demikian, lanjut Fadhli, kemunculan riak-riak MLB membuktikan adanya kekeliruan selama kepemimpinan Cak Imin yang perlu dikoreksi.
"Saya kira perbedaan hal biasa dalam tubuh organisasi. Kalau tidak ingin riak-riak ini berubah menjadi ombak dan tsunami ya mesti ada koreksi dan evaluasi. Kalau tidak begitu tinggal menunggu waktunya saja," pungkasnya.
Menurut Fadhli, elite PKB kemungkinan berada pada tempat nyaman karena menduduki posisi sentral partai atau masih melihat-lihat gerakan kader bawah dalam upaya menggolkan MLB.
"Mungkin sudah nyaman dengan posisi mereka saat ini, duduk di kursi DPP atau kursi pemerintahan, bisa jadi juga elite PKB sedang memantau perkembangan upaya MLB itu," ujar Fadhli, Minggu (25/4/2021).
Analis politik asal UIN Jakarta itu menambahkan, kemungkinan lain elite partai berbasis massa NU itu irit bicara terkait MLB ini karena mereka tidak punya alasan kuat untuk ikut merongrong kepemimpinan Gus AMI.
"Bisa juga mereka (elite PKB) mengakui kepemimpinan Cak Imin kuat, karena sukses mengantarkan PKB sebagai salah satu partai besar tanah air dengan berbagai prestasinya, sehingga yang terjadi adalah sami'na wa atho'na," terangnya.
Namun demikian, lanjut Fadhli, kemunculan riak-riak MLB membuktikan adanya kekeliruan selama kepemimpinan Cak Imin yang perlu dikoreksi.
"Saya kira perbedaan hal biasa dalam tubuh organisasi. Kalau tidak ingin riak-riak ini berubah menjadi ombak dan tsunami ya mesti ada koreksi dan evaluasi. Kalau tidak begitu tinggal menunggu waktunya saja," pungkasnya.
(zik)