Wahid Foundation Kembali Dukung Deklarasi Kelurahan Damai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wahid Foundation kembali mendukung Desa atau Kelurahan untuk melaksanakan deklarasi menjadi Desa atau Kelurahan Damai . Kali ini giliran kelurahan Durenseribu, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok yang mendeklarasikan diri menjadi Kelurahan Damai Wahid Foundation.
Aparat dan seluruh elemen masyarakat Kelurahan tersebut termasuk kelompok perempuan dan pemuda yang tergabung di dalam Kelompok Kerja (Pokja) Desa atau Kelurahan Damai sudah sejak lama mengikuti kegiatan dalam Program Desa Damai Wahid Foundation, namun baru kali ini sepakat mendeklarasikan diri menjadi Kelurahan Damai.
Diketahui, Kelurahan Durenseribu selama ini dinilai memiliki potensi budaya dan wisata yang potensial seperti yang disampaikan Lurah Duren Seribu, Suhendar SP saat memberikan sambutan pada pembukaan kegiatan Deklarasi dan Rencana Aksi Desa Damai dan Setara (RaDes) Kelurahan Damai Wahid Foundation.
“Kelurahan Durenseribu ini sangat cocok dijadikan kampung damai dalam Program Desa Damai Wahid Foundation, sebab desa ini memiliki potensi wisata, budaya, dan kuliner yang bisa dimanfaatkan untuk kontribusi kegiatan positif kepada masyarakat sehingga bisa menghilangkan kegiatan-kegiatan negatif yang tidak perlu seperti narkoba, pergaulan bebas, dan tidak terjadi kekerasan dalam rumah tangga di dalamnya,” ujar Suhendar SP dalam keterangannya, Senin (12/4/2021).
Sementara itu, Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi menyampaikan hal yang serupa. Menurutnya, potensi wisata dan budaya yang dimiliki oleh Kelurahan Durenseribu selama ini juga dilirik oleh perwakilan UN Woman di Jakarta dan diharapkapkan bisa berkontribusi terhadap promosi perdamaian dan toleransi di wilayah tersebut.
“Perwakilan UN Woman di Jakarta ingin sekali melihat secara langsung bagaimana inisiatif Desa/Kelurahan Damai Wahid Foundation berjalan yang digerakkan oleh Pokja Desa/kelurahan Damai di daerah masing-masing. Terlebih, mereka tertarik sekali dengan potensi lokal seperti budaya dan wisatanya yang bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan perdamaian dan bisa menghasilkan kegiatan positif yang bermanfaat bagi masyarakat, khusunya bagi pemuda," tutur Mujtaba Hamdi saat memberikan sambutan pada pembukaan kegiatan Deklarasi Kelurahan Damai Duren Seribu.
Menurut Mujtaba, potensi wisata dan budaya yang dimiliki kelurahan Durenseribu, bisa dlselaraskan dengan kebiasan pemuda yang selama ini dekat dengan gadget atau gawai sehingga bisa turut mempromosikan potensi budaya dan wisata dengan nilai-nilai perdamaian dan toleransi melalui gadget mereka.
Di sisi lain, tujuan berjalannya Program Desa Damai ini adalah untuk merealisasikan keadilan di tengah masyarakat, khususnya untuk kelompok perempuan. Mengutip apa yang sering disampaikan Almarhum KH. Abdurrahman Wahid, Mujtaba hamdi mengatakan, “Perdamaian tanpa keadilan adalah ilusi,” tegas Mujtaba menjelaskan tujuan dari Program Desa Damai.
Keadilan yang dimaksud dalam kutipan tersebut, menurut Mujtaba, merupakan keadilan yang bersifat menyeluruh kaitannya dengan keadilan tentang pemenuhan hak-hak bagi perempuan dan laki-laki yang adil, dan perlindungan anak. Maka dari itu, Pokja Kelurahan Damai Duren Seribu melaksanakan Forum Group Discussion (FGD) Rencana Aksi Desa Damai dan Setara (RADes) sesaat setelah deklarasi selesai dilaksanakan.
RADes Damai dan Setara ini menjadi turunan program kebijakan Desa atau Kelurahan yang bertujuan untuk membangun mekanisme perlindungan dan pemberdayaan bagi perempuan untuk mempromosikan perdamaian dan keadilan gender, termasuk didalamnya pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan.
Dalam RAdes ini, Pokja menyusun beberapa program seperti Rumah Ramah Tamah dan Anak Ceria untuk terciptanya lingkungan yang aman dan damai bagi perempuan dan anak, Program Remaja Berkarya untuk memberdayakan pemuda di sekitar lingkungan kelurahan untuk terus berkarya, dan Perempuan Berdaya untuk mendorong peran perempuan lebih aktif lagi dalam kontribusi terhadap perdamaian di lingkungan kelurahan dan keluarga dan juga mendorong peran perempuan di dalam peningkatan ekonomi.
Program Desa Damai Wahid Foundation sejauh ini sudah berjalan dari tahun 2017 bekerjasama dengan UN Woman dalam program Woman Participation for Inclusive Society (WISE) yang bertujuan untuk mendorong partisipasi perempuan di tingkat lokal dalam upaya promosi perdamaian melalui Desa/Kelurahan Damai di tiga wilayah, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Program Desa Damai Wahid Foundation sendiri didukung dan dilaunching secara langsung oleh Presiden Joko Widodo pada bulan Oktober tahun 2017 lalu di Pesantren An-Nuqayah, Sumenep, Madura, Jawa Timur bertepatan dengan hari Perdamaian Internasional. Kaitannya terhadap kontribusi pembangunan, Program Desa Damai Wahid Foundation selaras dengan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) dan Rencana Aksi Nasional Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN P3AKS).
Sebab, program itu mendorong peran perempuan sebagai aktor utama perdamaian di lingkungan keluarga dan desa/kelurahan masing-masing secara aktif yang mana sesuai pula dengan salah tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs (Suistinable Development Goals), yaitu kesetaraan gender. Baca juga: Wahid Foundation Ungkap 60% Rohaniawan Islam Dukung Jihad dengan Kekerasan
Sejauh ini program Desa Damai sudah menghasilkan 16 Desa/Kelurahan di tiga provinsi, dan pada Awal Mei nanti, dua desa lainnya, yaitu Desa Telukan, Kabupaten Sukoharjo dan Desa Tipes, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah akan menyusul melaksanakan deklarasi dan Rencana Aksi Desa Damai dan Setara (RaDes).
Aparat dan seluruh elemen masyarakat Kelurahan tersebut termasuk kelompok perempuan dan pemuda yang tergabung di dalam Kelompok Kerja (Pokja) Desa atau Kelurahan Damai sudah sejak lama mengikuti kegiatan dalam Program Desa Damai Wahid Foundation, namun baru kali ini sepakat mendeklarasikan diri menjadi Kelurahan Damai.
Diketahui, Kelurahan Durenseribu selama ini dinilai memiliki potensi budaya dan wisata yang potensial seperti yang disampaikan Lurah Duren Seribu, Suhendar SP saat memberikan sambutan pada pembukaan kegiatan Deklarasi dan Rencana Aksi Desa Damai dan Setara (RaDes) Kelurahan Damai Wahid Foundation.
“Kelurahan Durenseribu ini sangat cocok dijadikan kampung damai dalam Program Desa Damai Wahid Foundation, sebab desa ini memiliki potensi wisata, budaya, dan kuliner yang bisa dimanfaatkan untuk kontribusi kegiatan positif kepada masyarakat sehingga bisa menghilangkan kegiatan-kegiatan negatif yang tidak perlu seperti narkoba, pergaulan bebas, dan tidak terjadi kekerasan dalam rumah tangga di dalamnya,” ujar Suhendar SP dalam keterangannya, Senin (12/4/2021).
Sementara itu, Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi menyampaikan hal yang serupa. Menurutnya, potensi wisata dan budaya yang dimiliki oleh Kelurahan Durenseribu selama ini juga dilirik oleh perwakilan UN Woman di Jakarta dan diharapkapkan bisa berkontribusi terhadap promosi perdamaian dan toleransi di wilayah tersebut.
“Perwakilan UN Woman di Jakarta ingin sekali melihat secara langsung bagaimana inisiatif Desa/Kelurahan Damai Wahid Foundation berjalan yang digerakkan oleh Pokja Desa/kelurahan Damai di daerah masing-masing. Terlebih, mereka tertarik sekali dengan potensi lokal seperti budaya dan wisatanya yang bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan perdamaian dan bisa menghasilkan kegiatan positif yang bermanfaat bagi masyarakat, khusunya bagi pemuda," tutur Mujtaba Hamdi saat memberikan sambutan pada pembukaan kegiatan Deklarasi Kelurahan Damai Duren Seribu.
Menurut Mujtaba, potensi wisata dan budaya yang dimiliki kelurahan Durenseribu, bisa dlselaraskan dengan kebiasan pemuda yang selama ini dekat dengan gadget atau gawai sehingga bisa turut mempromosikan potensi budaya dan wisata dengan nilai-nilai perdamaian dan toleransi melalui gadget mereka.
Di sisi lain, tujuan berjalannya Program Desa Damai ini adalah untuk merealisasikan keadilan di tengah masyarakat, khususnya untuk kelompok perempuan. Mengutip apa yang sering disampaikan Almarhum KH. Abdurrahman Wahid, Mujtaba hamdi mengatakan, “Perdamaian tanpa keadilan adalah ilusi,” tegas Mujtaba menjelaskan tujuan dari Program Desa Damai.
Keadilan yang dimaksud dalam kutipan tersebut, menurut Mujtaba, merupakan keadilan yang bersifat menyeluruh kaitannya dengan keadilan tentang pemenuhan hak-hak bagi perempuan dan laki-laki yang adil, dan perlindungan anak. Maka dari itu, Pokja Kelurahan Damai Duren Seribu melaksanakan Forum Group Discussion (FGD) Rencana Aksi Desa Damai dan Setara (RADes) sesaat setelah deklarasi selesai dilaksanakan.
RADes Damai dan Setara ini menjadi turunan program kebijakan Desa atau Kelurahan yang bertujuan untuk membangun mekanisme perlindungan dan pemberdayaan bagi perempuan untuk mempromosikan perdamaian dan keadilan gender, termasuk didalamnya pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan.
Dalam RAdes ini, Pokja menyusun beberapa program seperti Rumah Ramah Tamah dan Anak Ceria untuk terciptanya lingkungan yang aman dan damai bagi perempuan dan anak, Program Remaja Berkarya untuk memberdayakan pemuda di sekitar lingkungan kelurahan untuk terus berkarya, dan Perempuan Berdaya untuk mendorong peran perempuan lebih aktif lagi dalam kontribusi terhadap perdamaian di lingkungan kelurahan dan keluarga dan juga mendorong peran perempuan di dalam peningkatan ekonomi.
Program Desa Damai Wahid Foundation sejauh ini sudah berjalan dari tahun 2017 bekerjasama dengan UN Woman dalam program Woman Participation for Inclusive Society (WISE) yang bertujuan untuk mendorong partisipasi perempuan di tingkat lokal dalam upaya promosi perdamaian melalui Desa/Kelurahan Damai di tiga wilayah, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Program Desa Damai Wahid Foundation sendiri didukung dan dilaunching secara langsung oleh Presiden Joko Widodo pada bulan Oktober tahun 2017 lalu di Pesantren An-Nuqayah, Sumenep, Madura, Jawa Timur bertepatan dengan hari Perdamaian Internasional. Kaitannya terhadap kontribusi pembangunan, Program Desa Damai Wahid Foundation selaras dengan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) dan Rencana Aksi Nasional Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN P3AKS).
Sebab, program itu mendorong peran perempuan sebagai aktor utama perdamaian di lingkungan keluarga dan desa/kelurahan masing-masing secara aktif yang mana sesuai pula dengan salah tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs (Suistinable Development Goals), yaitu kesetaraan gender. Baca juga: Wahid Foundation Ungkap 60% Rohaniawan Islam Dukung Jihad dengan Kekerasan
Sejauh ini program Desa Damai sudah menghasilkan 16 Desa/Kelurahan di tiga provinsi, dan pada Awal Mei nanti, dua desa lainnya, yaitu Desa Telukan, Kabupaten Sukoharjo dan Desa Tipes, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah akan menyusul melaksanakan deklarasi dan Rencana Aksi Desa Damai dan Setara (RaDes).
(kri)