Masyarakat Diminta Tak Khawatirkan Efikasi Vaksin COVID-19 Buatan China
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan pernyataan otoritas kesehatan China yang menyebut efektivitas vaksin COVID-19 yang mereka buat rendah. Sebab, efikasi vaksin buatan China, seperti Sinovac masih di atas ambang batas yang ditetapkan WHO, organisasi kesehatan dunia.
"Kita tidak perlu khawatir terhadap kejujuran statement dari pejabat China. Ambang batas yang telah ditetapkan WHO itu kan 50%. Saya kira produksi dari China masih di atas itu, sehingga tidak perlu khawatir," ujar Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo kepada wartawan, Senin (12/4/2021).
Dia mengingatkan bahwa vaksin menjadi barang langka di dunia saat ini. Banyak negara di dunia membutuhkan vaksin COVID-19. "Satu sisi kita berterima kasih kepada China yang telah komitmen memberikan vaksin kepada kita," tutur Rahmad.
Rahmad bersyukur para tenaga kesehatan di Tanah Air sudah divaksin. "Artinya masyarakat tidak perlu ragu, tidak perlu mengkhawatirkan informasi efektivitas dari China karena itu sudah sesuai standar WHO, sekali lagi jangan terlalu terbawa informasi," jelasnya.
Dia menyampaikan bahwa pemerintah akan memberikan yang terbaik bagi rakyatnya terkait vaksin COVID-19 itu. "Percaya lah kepada langkah yang diambil oleh pemerintah, pemerintah akan memberikan yang terbaik," imbuhnya.
Kendati demikian, dia menghormati transparansi pejabat China terkait efektivitas vaksin buatan negara Tirai Bambu itu. "Cuma ini juga harus kita akui bahwa meskipun kalau tidak salah 50,4 persen ya efektivitas, namun demikian ini kan masih di atas batas ambang batas yang ditetapkan WHO, saya kira tidak ada masalah," terangnya.
Menurut dia, vaksin buatan China dari sisi keamanan maupun keselamatan, tidak ada persoalan. "Harus diakui saat ini terkait brencana pengadaan vaksin di Indonesia memang yang paling komitmen dan tepat waktu ya hanya dari China, sedangkan produsen yang lain belum terbukti apakah sesuai dengan rencana, apakah sesuai dengan target, nah ini perlu kita pikirkan," paparnya.
Dia berpendapat yang terpenting adalah stok vaksin COVID-19 untuk rakyat Indonesia aman. "Yang kemudian dari sisi efektivitas masih sesuai standar WHO minimal 50 persen," katanya.
"Kita tidak perlu khawatir terhadap kejujuran statement dari pejabat China. Ambang batas yang telah ditetapkan WHO itu kan 50%. Saya kira produksi dari China masih di atas itu, sehingga tidak perlu khawatir," ujar Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo kepada wartawan, Senin (12/4/2021).
Dia mengingatkan bahwa vaksin menjadi barang langka di dunia saat ini. Banyak negara di dunia membutuhkan vaksin COVID-19. "Satu sisi kita berterima kasih kepada China yang telah komitmen memberikan vaksin kepada kita," tutur Rahmad.
Rahmad bersyukur para tenaga kesehatan di Tanah Air sudah divaksin. "Artinya masyarakat tidak perlu ragu, tidak perlu mengkhawatirkan informasi efektivitas dari China karena itu sudah sesuai standar WHO, sekali lagi jangan terlalu terbawa informasi," jelasnya.
Dia menyampaikan bahwa pemerintah akan memberikan yang terbaik bagi rakyatnya terkait vaksin COVID-19 itu. "Percaya lah kepada langkah yang diambil oleh pemerintah, pemerintah akan memberikan yang terbaik," imbuhnya.
Kendati demikian, dia menghormati transparansi pejabat China terkait efektivitas vaksin buatan negara Tirai Bambu itu. "Cuma ini juga harus kita akui bahwa meskipun kalau tidak salah 50,4 persen ya efektivitas, namun demikian ini kan masih di atas batas ambang batas yang ditetapkan WHO, saya kira tidak ada masalah," terangnya.
Menurut dia, vaksin buatan China dari sisi keamanan maupun keselamatan, tidak ada persoalan. "Harus diakui saat ini terkait brencana pengadaan vaksin di Indonesia memang yang paling komitmen dan tepat waktu ya hanya dari China, sedangkan produsen yang lain belum terbukti apakah sesuai dengan rencana, apakah sesuai dengan target, nah ini perlu kita pikirkan," paparnya.
Dia berpendapat yang terpenting adalah stok vaksin COVID-19 untuk rakyat Indonesia aman. "Yang kemudian dari sisi efektivitas masih sesuai standar WHO minimal 50 persen," katanya.
(kri)