Perintah Kapolri agar Hindari Arogansi Aparat Dinilai Sudah Tepat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pakar Hukum Kepolisian Universitas Bhayangkara Jakarta Edi Hasibuan menyambut baik perintah Kapolri yang meminta seluruh jajarannya menghindari arogansi dalam tugas, dan mengedepankan sikap humanis setiap memberantas kejahatan di lapangan.
"Kami menyambut baik komitmen Kapolri untuk mengurangi persepsi masyarakat yang kurang baik demi menjaga citra Polri di tengah masyarakat," ungkap pemerhati kepolisian ini.
Menurut doktor ilmu hukum ini, tayangan berbagai aksi polisi dalam media visual memang disukai oleh sebagian masyarakat. Namun, para anggota di lapangan kadang tidak sadar bahwa tampilan itu juga menimbulkan persepsi yang kurang baik di mata masyarakat, karena menimbulkan kesan polisi masih bertindak keras dan memberikan penampilan menakutkan dan tampilan yang angker.
"Kami mengharapkan para praktisi media perlu secara bijak menampilkan penayangan sosok polisi yang menakutkan saat memberantas kejahatan di media visual," ungkapnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengeluarkan telegram pada internalnya agar seluruh jajaran Polri tidak memamerkan arogansi dalam tugas, namun mengedepanksn sikap humanis.
Dalam telegram bernomor ST/750 IV/HUMS/345/2021 saat diterbitkan memunculkan miss dan salah tafsir di tengah masyarakat. Padahal, tujuan telegram itu dibuat Kapolri untuk menjadi pedoman bagi seluruh jajaran Lolri agar berhati-hati dalam tugas, dan telegram itu dibuat hanya untuk internal Polri.
"Kami menyambut baik komitmen Kapolri untuk mengurangi persepsi masyarakat yang kurang baik demi menjaga citra Polri di tengah masyarakat," ungkap pemerhati kepolisian ini.
Menurut doktor ilmu hukum ini, tayangan berbagai aksi polisi dalam media visual memang disukai oleh sebagian masyarakat. Namun, para anggota di lapangan kadang tidak sadar bahwa tampilan itu juga menimbulkan persepsi yang kurang baik di mata masyarakat, karena menimbulkan kesan polisi masih bertindak keras dan memberikan penampilan menakutkan dan tampilan yang angker.
"Kami mengharapkan para praktisi media perlu secara bijak menampilkan penayangan sosok polisi yang menakutkan saat memberantas kejahatan di media visual," ungkapnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengeluarkan telegram pada internalnya agar seluruh jajaran Polri tidak memamerkan arogansi dalam tugas, namun mengedepanksn sikap humanis.
Dalam telegram bernomor ST/750 IV/HUMS/345/2021 saat diterbitkan memunculkan miss dan salah tafsir di tengah masyarakat. Padahal, tujuan telegram itu dibuat Kapolri untuk menjadi pedoman bagi seluruh jajaran Lolri agar berhati-hati dalam tugas, dan telegram itu dibuat hanya untuk internal Polri.
(maf)