Unboxing Tiongkok, Buku Menyibak Negeri Tirai Bambu dari Perspektif Indonesia
loading...
A
A
A
Sementara dalam perekonomian, Pemerintah Tiongkok tampaknya akan memanfaatkan pasar dalam negeri yang berjumlah sekitar 1,4 miliar orang secara maksimal untuk dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi secara positif. Melalui buku ini, Sugeng Rahardjo berharap berbagai pihak di Tanah Air berkenan membuka diri untuk belajar dari keberhasilan banyak negara dan bangsa lain, termasuk Tiongkok. "Kita tidak bisa mengubah dunia yang begitu luas ini selama kita hidup. Namun, yang harus kita lakukan adalah mulai dari diri kita sendiri untuk berubah sehingga hidup kita dapat berkontribusi positif bagi sesama," katanya.
Awalnya manfaat tersebut dapat dirasakan dalam keluarga, kemudian meluas ke lingkungan rumah, selanjutnya ke lingkungan yang lebih luas lagi seperti pekerjaan dan organisasi, serta pada akhirnya pada tingkat nasional. Buku yang dihadirkan dalam dua versi bahasa ini, mendapat apresiasi dari Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Asep Saefuddin.
Menurut Asep konten buku ini mencerminkan kecintaan Sugeng Rahardjo yang sangat dalam kepada bangsanya. "Semua disusun berdasarkan pengamatan dan analisis yang mendalam. Kalau Tiongkok bisa maju seperti ini, mengapa Indonesia tidak bisa?" katanya.
Oleh karena itu, buku yang ditulis oleh Sugeng Rahardjo ini sangat penting bukan hanya bagi para pejabat eksekutif dan legislatif negara saja, tapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia karena peta geopolitik dunia sedang berubah dengan kemajuan Tiongkok yang begitu masif, kata Asep Saefuddin. "Perubahan inilah yang harus dilihat sebagai peluang dan ditangkap dengan baik oleh Indonesia sehingga bisa menguntungkan bangsa. Juga apresiasi saya yang setinggi-tingginya kepada Bapak Sugeng Rahardjo yang menulis dalam dua bahasa, Indonesia dan Mandarin. Ini merupakan satu lompatan hubungan yang jauh ke masa depan," katanya.
Awalnya manfaat tersebut dapat dirasakan dalam keluarga, kemudian meluas ke lingkungan rumah, selanjutnya ke lingkungan yang lebih luas lagi seperti pekerjaan dan organisasi, serta pada akhirnya pada tingkat nasional. Buku yang dihadirkan dalam dua versi bahasa ini, mendapat apresiasi dari Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Asep Saefuddin.
Menurut Asep konten buku ini mencerminkan kecintaan Sugeng Rahardjo yang sangat dalam kepada bangsanya. "Semua disusun berdasarkan pengamatan dan analisis yang mendalam. Kalau Tiongkok bisa maju seperti ini, mengapa Indonesia tidak bisa?" katanya.
Oleh karena itu, buku yang ditulis oleh Sugeng Rahardjo ini sangat penting bukan hanya bagi para pejabat eksekutif dan legislatif negara saja, tapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia karena peta geopolitik dunia sedang berubah dengan kemajuan Tiongkok yang begitu masif, kata Asep Saefuddin. "Perubahan inilah yang harus dilihat sebagai peluang dan ditangkap dengan baik oleh Indonesia sehingga bisa menguntungkan bangsa. Juga apresiasi saya yang setinggi-tingginya kepada Bapak Sugeng Rahardjo yang menulis dalam dua bahasa, Indonesia dan Mandarin. Ini merupakan satu lompatan hubungan yang jauh ke masa depan," katanya.
(cip)