Munas Alim Ulama dan Mukernas PKB Akan Bahas Sejumlah Isu Ini
loading...
A
A
A
"Selain itu, pemulihan ekonomi pasca pandemi juga perlu melibatkan sektor UMKM berbasis pesantren. Sebab terbukti selama ini UMKM-lah yang paling serius terdampak pandemi," ungkap Ketua DPP PKB itu.
Isu lain yang tidak kalah penting dan menjadi perhatian PKB, lanjut Faisol, adalah peningkatan kualitas pendidikan dan penguatan pendidikan karakter, memprioritaskan petani sebagai subjek utama segenap arah kebijakan di sektor pertanian, politik yang berorientasi kesejahteraan masyarakat, ketegasan dan keadilan hukum di segala bidang, hingga pemberantasan bibit terorisme hingga ke akar-akarnya.
"Selain membahas topik-topik strategis dan aneka isu nasional, salah satu rangkaian Munas Alim Ulama dan Mukernas PKB 2021 adalah pemberian penghargaan pada pesantren-pesantren yang telah konsisten dan tetap menjalankan proses pembelajaran dan pengajaran di masa sulit saat pandemi ini," ujarnya.
"Sejumlah pesantren dengan kategori tersebut di antaranya Ponpes Lirboyo Kediri dengan total 32 ribu santri, Ponpes Krapyak Yogyakarta dengan 12 ribu santri, Ponpes Ploso Kediri, Ponpes Cipasung Tasikmalaya, Ponpes Tegalrejo Magelang, dan pondok pesantren dengan ribuan santri lainnya," beber dia.
Lebih lanjut Faisol mengatakan, berbagai rangkaian kegiatan dalam Munas dan Mukernas tersebut merupakan bagian penting dari ikhtiar, kontribusi, dan partisipasi aktif PKB sebagai partai politik yang menegaskan diri dengan jargon politik rahmatan lil 'aalamiin. Politik yang disebutnya memberi kemanfaatan seluas-luasnya untuk rakyat Indonesia.
Dalam hal ini, pihaknya mengingatkan kalimat fenomenal yang pernah disampaikan mantan Presiden Amerika Serikat John F Kennedy: Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu.
Oleh karenanya, Munas dan Mukernas ini tujuannya menegaskan kutipan filosofis tersebut, yakni membahas apa yang bisa diperbuat PKB beserta para ulama yang selama ini mengayominya untuk bangsa dan negara. Sejak awal sangat jelas bahwa NU dan PKB konsisten mengikuti dawuh Hadratus Syaikh Kiai Hasyim Asy'ari, bahwa agama dan nasionalisme tidaklah bertentangan, justru saling menopang satu sama lain.
"Begitu pula perjuangan PKB ke depan dan seterusnya, yakni untuk memperkuat pondasi keagamaan dan kebangsaan kita dalam rangka mencapai baldatun toyyibatun wa robbun ghofuur," pungkas dia.
Isu lain yang tidak kalah penting dan menjadi perhatian PKB, lanjut Faisol, adalah peningkatan kualitas pendidikan dan penguatan pendidikan karakter, memprioritaskan petani sebagai subjek utama segenap arah kebijakan di sektor pertanian, politik yang berorientasi kesejahteraan masyarakat, ketegasan dan keadilan hukum di segala bidang, hingga pemberantasan bibit terorisme hingga ke akar-akarnya.
"Selain membahas topik-topik strategis dan aneka isu nasional, salah satu rangkaian Munas Alim Ulama dan Mukernas PKB 2021 adalah pemberian penghargaan pada pesantren-pesantren yang telah konsisten dan tetap menjalankan proses pembelajaran dan pengajaran di masa sulit saat pandemi ini," ujarnya.
"Sejumlah pesantren dengan kategori tersebut di antaranya Ponpes Lirboyo Kediri dengan total 32 ribu santri, Ponpes Krapyak Yogyakarta dengan 12 ribu santri, Ponpes Ploso Kediri, Ponpes Cipasung Tasikmalaya, Ponpes Tegalrejo Magelang, dan pondok pesantren dengan ribuan santri lainnya," beber dia.
Lebih lanjut Faisol mengatakan, berbagai rangkaian kegiatan dalam Munas dan Mukernas tersebut merupakan bagian penting dari ikhtiar, kontribusi, dan partisipasi aktif PKB sebagai partai politik yang menegaskan diri dengan jargon politik rahmatan lil 'aalamiin. Politik yang disebutnya memberi kemanfaatan seluas-luasnya untuk rakyat Indonesia.
Dalam hal ini, pihaknya mengingatkan kalimat fenomenal yang pernah disampaikan mantan Presiden Amerika Serikat John F Kennedy: Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu.
Oleh karenanya, Munas dan Mukernas ini tujuannya menegaskan kutipan filosofis tersebut, yakni membahas apa yang bisa diperbuat PKB beserta para ulama yang selama ini mengayominya untuk bangsa dan negara. Sejak awal sangat jelas bahwa NU dan PKB konsisten mengikuti dawuh Hadratus Syaikh Kiai Hasyim Asy'ari, bahwa agama dan nasionalisme tidaklah bertentangan, justru saling menopang satu sama lain.
"Begitu pula perjuangan PKB ke depan dan seterusnya, yakni untuk memperkuat pondasi keagamaan dan kebangsaan kita dalam rangka mencapai baldatun toyyibatun wa robbun ghofuur," pungkas dia.
(zik)