Dibandingkan Wabah Flu Burung, IDI Nilai Pemerintah Lambat Tangani COVID-19

Sabtu, 18 April 2020 - 21:33 WIB
loading...
Dibandingkan Wabah Flu Burung, IDI Nilai Pemerintah Lambat Tangani COVID-19
Dewan Pakar IDI, Abidinsyah Siregar mengatakan respons pemerintah menangani penyebaran COVID-19 jauh lebih lambat dibandingkan saat menangani masalah wabah Flu Burung yang melanda Indonesia pada periode 2008-2009. Foto/Ilustrasi/Istimewa
A A A
JAKARTA - Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Abidinsyah Siregar mengatakan respons pemerintah menangani penyebaran COVID-19 jauh lebih lambat dibandingkan saat menangani masalah wabah Flu Burung yang melanda Indonesia pada periode 2008-2009.

“Kalau bicara kualitas kesehatan, rujukannya adalah waktu dengan membandingkan yang sebelumnya dengan saat ini. Dulu kita pernah mengalami sekitar 2008-2009 saat pandemi flu burung,” tutur Abidinsyah dalam sebuah diskusi daring bertema Ikhtiar Melawan Corona, Sabtu (18/4/2020).

Ketika itu, Abidinsyah melihat respons pemerintah sangat cepat dalam menangani virus Flu Burung. Saat virus itu pertama kali baru muncul di Hong Kong, pemerintah segara tanggap dan menduga virus itu kemungkinan akan menyebar ke Indonesia.

“Saat itu pemerintah langsung melakukan tracking siapa saja yang baru pulang dari sana. Mereka juga meminta WNI yang ingin pulang dari Hong Kong agar tidak jangan pulang dulu ke Indonesia,” jelas dia.

Abidinsyah menilai saat itu pemerintah melalui Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari langsung bergerak cepat membentuk tim khusus untuk menghadapi penyebaran virus Flu Burung. Mulai dari penanganan hingga distribusi bantuan juga dikerahkan sehingga rumah sakit dan pihak terkait lainnya lebih sigap.

Berbeda saat penanganan COVID-19, dia justru prihatin karena pemerintah seakan tidak sigap menghadapi virus Corona. Menurut dia, pemerintah semestinya sudah sudah menyiapkan strategi saat pertama kali COVID-19 diumumkan muncul di Wuhan, China pada Desember 2019.

Padahal, kata Abidinsyah, Indonesia memiliki 135 pintu masuk bagi pendatang atau warga negara Indonesia (WNI) yang pulang dari luar negeri. Hal itu yang dianggap menjadi celah bagi penyebaran virus Corona masuk ke Tanah Air.

“Kenapa kita tidak melihat kepada pengalaman yang lalu? Padahal dulu lebih siap dan itu semestinya dijadikan pengalaman bagi kita,” katanya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1559 seconds (0.1#10.140)