Muhammadiyah Dukung Pendidikan Pancasila Diajarkan Sejak Usia Dini

Selasa, 06 April 2021 - 09:45 WIB
loading...
Muhammadiyah Dukung...
Sosialisasi Pancasila bertajuk Pancasila dan Pentingnya Pembentukan Karakter Generasi Muda Melalui Pendidikam Formal, di Serang, Banten, Senin 5 April 2021. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Provinsi Banten HM Syamsuddin menegaskan mendukung penuh Pendidikan Moral Pancasila diajarkan sejak tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi.

Menurut dia, Muhammadiyah tidak pernah mempersoalkan Pancasila, namun justru mengajak masyarakat untuk mempertahankan Ideologi negara itu dan menginternalisasi melalui pendidikan formal.

"Muhammadiyah tidak pernah mempersoalkan Pancasila, justru kami sangat mendukung dengan ideologi tersebut," kata HM Syamsuddin saat memberikan sambutan dalam acara Sosialisasi Pancasila bertajuk Pancasila dan Pentingnya Pembentukan Karakter Generasi Muda Melalui Pendidikam Formal, di Serang, Banten, Senin 5 April 2021.

Dia menjelaskan, Lembaga Pendidikan Muhammadiyah sudah menanamkan pendidikan Pancasila sejak dini kepada anak didiknya.

Dia berharap tidak ada lagi paham-paham menyimpang yang mempersoalkan agama dengan negara. Persenyawaan nilai nilai keagamaan dan kebangsaan telah lama terjadi dalam proses terbentuknya bangsa dan negara Indonesia. "Gerakan kebangsaan tidak bisa dipertentangkan dengan gerakan keagamaan, gerakan keagamaan harus dipersenyawakan dengan gerakan kebangsaan," katanya.

Wakil Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono menyebut Muhammadiyah merupakan organisasi besar yang sejak awal berdirinya sangat peduli dengan pendidikan untuk membentuk karakter kebangsaan dan keagamaan, khususnya untuk meninggalkan mentalitas inlander.

Lembaga Pendidikam Muhammadiyah secara formal, bahkan terbanyak di antara organisasi atau yayasan lainnya di Indonesia. "Kasman Singodimedjo adalah ketua PETA, tokoh Muhammadiyah ini sangat Pancasilais dan Nasionalis yang melarang anak muda melakukan kekerasan terhadap bung Karno dan bung Hatta tgl 16 Agustus 1945", ucapnya.

Di samping itu, lanjut dia, Ahmad Dahlan telah mengajarkan kebinekaan sejak awal, bahkan sekolah-sekolah, rumah sakit Muhammadiyah waktu itu banyak yang merekrut Guru dan pegawai non-muslim. Melalui Islam berkemajuan, nilai-nilai kehidupan yang inklusif dikembangkan dan diperjuangkan. "Negara kalau ingin maju harus ada perubahan dan berkemajuan. Ini adalah tekad kita," ujarnya.

BPIP mengajak Muhammadiyah untuk terus bersama sama menggali dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila secara konsisten. "Pancasila sebagai alat pemersatu bisa mempertemukan semua elemen bangsa untuk membangun bangsa yang maju melalui Islam berkemajuan," ujarnya.

Dia mengimbau masyarakat di lingkungan keluarga jangan sekali-kali mendidik anak untuk benci kepada negara tanpa solusi yang konstruktif karena tanpa ada pemerintahan tidak ada ketertiban. "Jangan didik anak-anak kita untuk benci kepada negaranya", pesannya.

Acara sarasehan yang dihadiri oleh sejumlah pimpinan dan ormas Muhammadiyah wilayah Banten ini menghadirkan narasumber, yaitu Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan, Staf khusus Dewan Pengarah BPIP Dr. Lia Kian, Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang Ahmad Amarullah, Direktur Pengkajian Materi BPIP Sabri dan Sekretaris PW Muhammadiyah Banten Zakaria Syafei.

Direktur Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP M Akbar Hadi Prabowo dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan hasil sinergi antara BPIP dengan PW Muhammadiyah Banten ini sudah melalui prosedur protokol kesehatan dalam rangka pencegahan Covid 19.
(dam)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1814 seconds (0.1#10.140)