Partai Gelora Indonesia Berpotensi Gerus Basis Massa PKS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ormas Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia resmi menjadi partai politik setelah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Hukum dan HAM. Dengan demikian partai besutan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M Anis Matta itu telah sah menjadi parpol di Indonesia.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menganggap, keberadaan Gelora sangat potensial menggerus suara PKS. Anis Matta dan Fahhri Hamzah tokoh sentral yang mempunyai gerbong di PKS. "Meski begitu, PKS punya cara biar pemilihnya tak goyang," ujar Adi saat dihubungi SINDOnews, Rabu (20/5/2020).
Menurut Adi, untuk memagari para kader PKS tak lari ke Gelora, salah satunya memecat kader yang dianggap mbalelo untuk mengamputasi pengaruh Anis Cs. Buktinya, suara Pileg PKS naik signifikan justru di tengah perseteruan dengan Fahri Dkk. ( ).
Di sisi lain, menurut Adi, jika Gelora mau besar, jangan hanya menyasar ceruk pemilih PKS, tapi harus menggarap market lain yang belum tersentuh. "Karena party ID kita sangat lemah. Masih banyak orang yang tak memutuskan jadi kader/simpatisan parpol tertentu," tandas analis politik asal UIN Jakarta ini. ( ).
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menganggap, keberadaan Gelora sangat potensial menggerus suara PKS. Anis Matta dan Fahhri Hamzah tokoh sentral yang mempunyai gerbong di PKS. "Meski begitu, PKS punya cara biar pemilihnya tak goyang," ujar Adi saat dihubungi SINDOnews, Rabu (20/5/2020).
Menurut Adi, untuk memagari para kader PKS tak lari ke Gelora, salah satunya memecat kader yang dianggap mbalelo untuk mengamputasi pengaruh Anis Cs. Buktinya, suara Pileg PKS naik signifikan justru di tengah perseteruan dengan Fahri Dkk. ( ).
Di sisi lain, menurut Adi, jika Gelora mau besar, jangan hanya menyasar ceruk pemilih PKS, tapi harus menggarap market lain yang belum tersentuh. "Karena party ID kita sangat lemah. Masih banyak orang yang tak memutuskan jadi kader/simpatisan parpol tertentu," tandas analis politik asal UIN Jakarta ini. ( ).
(zik)