Fakta-Fakta Serangan di Mabes Polri dan Bom Bunuh Diri Makassar

Kamis, 01 April 2021 - 08:21 WIB
loading...
Fakta-Fakta Serangan di Mabes Polri dan Bom Bunuh Diri Makassar
Jasad terduga pelaku teroris yang ditembak petugas di Mabes Polri, Rabu (31/3/2021). FOTO/KONTRIBUTOR MPI
A A A
JAKARTA - Serangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) menjadi awal aksi terorisme di tahun ini. Polisi melalui Detasemen Khusus (Densus) 88 bergerak cepat meringkus sejumlah orang yang dicurigai berjejaring dengan terduga pelaku.

Belum hilang duka di Makassar, aksi terorisme kembali terjadi di Ibu Kota Negara, tepatnya di Markas Besar Polri , Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/3/2021). Seorang perempuan yang diduga sebagai teroris menenteng pistol dan menerobos masuk kantor pusat Korps Bhayangkara. Bahkan, ia sempat melepaskan enam kali tembakkan sebelum akhirnya ditembak mati.

Berikut fakta-fakta aksi terorisme di Makassar dan Mabes Polri sebagaimana dirangkum MNC Portal, Kamis (1/4/2021):

Baca juga: Polisi Amankan 8 Orang Diduga Terkait Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral

1. Terduga Teroris Generasi Milenial
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyebut terduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar adalah generasi milenial kelahiran 1995. Keduanya adalah pasangan suami istri.

Sedangkan ZA, terduga teroris di Mabes Polri masih berusia 25 tahun alias generasi milenial. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan ZA merupakan mantan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi yang telah di drop out (DO) pada semester lima.

2. Membawa Bom dan Senpi
Terduga teroris di Gereja Katedral Makassar melancarkan aksinya dengan cara meledakkan diri melalui bom yang sudah ada di tubuhnya. Sedangkan terduga teroris di Mabes Polri melancarkan aksinya dengan senjata api. ZA, sempat melepaskan tembakan sebanyak enam kali sebelum akhirnya ditembak mati polisi.

Baca juga: Penyerang Mabes Polri Tewas karena Tembakan Mematikan di Jantung

3. Libatkan Perempuan
Aksi terorisme di Makassar maupun Mabes Polri sama-sama melibatkan perempuan. Dalam insiden Makassar, pelaku pengeboman berjumlah dua orang yang terdiri dari pasangan suami istri. Sedangkan terduga pelaku di Mabes Polri melancarkan aksinya seorang diri alias lone wolf. Ia adalah ZA, perempuan kelahiran 1995 atau generasi milenial.

4. Pola Senyap dan Koboi
Aksi terorisme di Makassar terbilang senyap. Tanpa dinyana, sebanyak dua orang yang berboncengan di satu motor hendak menerobos masuk Gereja Katedral. Akan tetapi, usaha terduga pelaku kandas karena dihalangi oleh petugas keamanan. Hanya dalam hitungan detik, bom bunuh diri pun terjadi hingga menewaskan pelaku dan melukai sejumlah orang lainnya.

Sedangkan aksi terorisme di Mabes Polri bak koboi. Terduga pelaku menenteng pistol saat menerobos masuk markas pusat Korps Bhayangkara. Terduga bahkan sempat melepaskan tembakan enam kali secara sporadis sebelum akhirnya ditembak mati.

(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1801 seconds (0.1#10.140)