IDI Tak Dapat Data dari Pemerintah soal Dokter dan Perawat yang Terpapar Corona

Sabtu, 18 April 2020 - 17:07 WIB
loading...
IDI Tak Dapat Data dari...
Ketua Umum IDI, Daeng M Faqih menyatakan informasi mengenai dokter dan perawat yang terpapar virus Corona datang dari dokter yang bertugas di masing-masing rumah sakit. Foto/BNPB
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih menyatakan informasi mengenai dokter dan perawat yang terpapar virus Corona datang dari dokter yang bertugas di masing-masing rumah sakit. Para dokter itu menyampaikan berapa dokter dan perawat yang meninggal akibat virus ini kepada lembaganya.

"Terakhir yang meninggal karena COVID-19 yang kami dapat informasi sebanyak 44 orang, kemudian yang terpapar infeksi di Jakarta saja sudah melebihi 80 petugas kesehatan," ungkap Daeng dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk 'Dari Jakarta Menyapa Dunia' yang disiarkan secara daring, Sabtu (18/4/2020).

Atas kondisi tersebut, kata Daeng, pihaknya menggelar rapat dengan koligium yang kemudian didapati bahwa 50% perawat maupun peserta pendidikan dokter sepesialis (PPDS) terpapar Corona. Informasi terakhir ada 46 orang dokter terpapar karena berasal dari satu dokter PPDS yang terpapar.

"Terus terang kami tidak mendapatkan data langsung dari pemerintah maka PB IDI membentuk tim audit untuk menelusuri siapa saja yang meninggal COVID-19 dan menelusuri siapa saja yang terinfeksi oleh COVID-19," jelasnya.

Daeng pun mengungkapkan penyebab para dokter dan perawat yang terpapar virus Corona. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD) terutama waktu awal-awal penanganan pasien, APD banyak sekali kekurangannya sehingga banyak dari dokter dan perawat di lapangan melakukan modifikasi.

"Dari modifikasi tersebut kita tahu bahwa tidak bisa 100 persen mencegah tertular," kata Daeng.

Untuk itu, lanjut Daeng, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan seluruh perhimpunan, tim satgas IDI dan IDI di seluruh wilayah untuk mencari jalan keluarnya. Di samping itu, sambung Daeng, pihaknya juga melakukan evaluasi dengan kawan-kawan dokter, karena indikasi lain yang terpapar itu kebanyakan dokter yang tidak khusus bekerja di rumah sakit rujukan COVID-19 namun bekerja di rumah sakit lain atau praktik pribadi sehingga yang bersangkutan tertular.

"Jadi ini banyak sekali orang tanpa gejala yang sudah terinfeksi yang besangkutan tidak mengerti terinfeksi dan si dokter pun tidak mengetahui dan kewaspadaannya kurang karena dia datang ke dokter tanpa mengatakan memiliki gejala seperti COVID-19," pungkasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1049 seconds (0.1#10.140)