Infiltrasi Partai Demokrat secara Telanjang, Moeldoko Turun Level menjadi Wayang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terpilihnya Moeldoko sebagai ketua umum Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang kontroversial justru dipandang sebagai penurunan level politiknya. Moeldoko yang selama ini lebih berperan sebagai salah satu playmaker dalam percaturan politik nasional, dianggap memilih turun derajat dengan menjadi ketua umum partai politik .
”Yang menarik bagi saya adalah contras ethics yang sekarang muncul di benak masyarakat, yang menganggap bahwa oke secara formal KLB itu mengangkat Pak Moeldoko. Tetapi derajat Pak Moeldoko justru diturunkan,” ujar pengamat dan aktivis politik Rocky Gerung dalam video di saluran youtube miliknya, Sabtu (6/3/2021).
(Baca: Moeldoko Kudeta Ketua Umum Partai Demokrat, Emil Dardak: Jatim Tetap Loyal Pada AHY)
Menurut Rocky penurunan level politik itu terjadi lantaran Moeldoko memilih tampil langsung sebagai ketua umum, bukan lagi di belakang layar.
”Orang berpikir kalau mau berpolitik yang bermutu, kenapa bukan orang lain yang dijadikan ketua umum sehingga Moeldoko tetap menjadi dalang. Ini sekarang dalang menjadi wayang, terlihat kan?” ujar Rocky.
(Baca: Komentari Kisruh Demokrat, Pangi Syarwi: Lebih Jorok Dibandingkan Orde Baru)
Menurut dia, akhirnya masyarakat bisa melihat ada yang tidak jujur dalam proses naiknya Moeldoko lewat KLB. ”Ambisi diperlihatkan di depan. Bukan lagi samar-samar, tetapi ini terbuka Pak Moeldoko melakukan politik infiltrasi. Mestinya taruh saja orang lalu kendalikan,” ujar mantan dosen filsafat UI tersebut.
Bagi Rocky, yang ditantang Moeldoko sebenarnya bukanlah Partai Demokrat. Kalau hanya Partai Demokrat, gampang sekali melumpuhkannya. ”Yang ditantang itu etika politik. Tindakan di Sibolangit itu akan diingat dan dicatat sebagai keburukan kekuasaan,” katanya.
”Yang menarik bagi saya adalah contras ethics yang sekarang muncul di benak masyarakat, yang menganggap bahwa oke secara formal KLB itu mengangkat Pak Moeldoko. Tetapi derajat Pak Moeldoko justru diturunkan,” ujar pengamat dan aktivis politik Rocky Gerung dalam video di saluran youtube miliknya, Sabtu (6/3/2021).
(Baca: Moeldoko Kudeta Ketua Umum Partai Demokrat, Emil Dardak: Jatim Tetap Loyal Pada AHY)
Menurut Rocky penurunan level politik itu terjadi lantaran Moeldoko memilih tampil langsung sebagai ketua umum, bukan lagi di belakang layar.
”Orang berpikir kalau mau berpolitik yang bermutu, kenapa bukan orang lain yang dijadikan ketua umum sehingga Moeldoko tetap menjadi dalang. Ini sekarang dalang menjadi wayang, terlihat kan?” ujar Rocky.
(Baca: Komentari Kisruh Demokrat, Pangi Syarwi: Lebih Jorok Dibandingkan Orde Baru)
Menurut dia, akhirnya masyarakat bisa melihat ada yang tidak jujur dalam proses naiknya Moeldoko lewat KLB. ”Ambisi diperlihatkan di depan. Bukan lagi samar-samar, tetapi ini terbuka Pak Moeldoko melakukan politik infiltrasi. Mestinya taruh saja orang lalu kendalikan,” ujar mantan dosen filsafat UI tersebut.
Bagi Rocky, yang ditantang Moeldoko sebenarnya bukanlah Partai Demokrat. Kalau hanya Partai Demokrat, gampang sekali melumpuhkannya. ”Yang ditantang itu etika politik. Tindakan di Sibolangit itu akan diingat dan dicatat sebagai keburukan kekuasaan,” katanya.
(muh)