BMKG Sebut Sistem Early Warning Tsunami Indonesia Tandingi Jepang

Jum'at, 05 Maret 2021 - 16:10 WIB
loading...
BMKG Sebut Sistem Early...
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyebutkan sistem early warning tsunami Indonesia sudah 90% handal. Bahkan sudah menandingi Jepang. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ), Dwikorita Karnawati menyebutkan sistem early warning tsunami Indonesia sudah 90% handal. Bahkan, kata Dwikorita, sudah bisa menandingi Jepang.

Dwikorita pun menjelaskan bahwa early warning ada dua aspek yakni aspek teknis di hulu dan aspek yang dikontrol oleh teknologi. "Jadi kalau kita berbicara mengenai early warning ada dua aspek ya. Dari ujung ke ujung. Aspeknya itu aspek teknis itu di bagian hulu, lebih dikontrol oleh teknologi, oleh sistem ya, oleh kemajuan teknologi," katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) Tahun 2021 secara virtual, Jumat (5/3/2021).

Pada aspek pertama yakni teknologi ini, Dwikorita mengatakan, sistem early warning tsunami bahwa 90% sudah handal. Bahkan bisa menandingi Jepang. "Di dalam aspek teknis ini kurang lebih 90% kita ini sudah handal. 90% saya katakan handal. Karena apa? Saat ini kita sudah menandingi Jepang," ujarnya.

Baca juga: Indonesia Kembangkan Teknologi Deteksi Tsunami Akibat Erupsi Gunung Api

Dwikorita mengatakan saat ini Indonesia bisa mengeluarkan peringatan dini tsunami dua hingga tiga menit setelah gempa terjadi. "Saat terjadi tsunami di Palu, Indonesia masih ketinggalan, saat itu peringatan dini baru dikeluarkan pada menit kelima setelah gempa bumi. Nah saat ini sudah menit kedua, ketiga," katanya.

Namun, Dwikorita mengakui Indonesia belum mempunyai alat deteksi tsunami yang diakibatkan bukan oleh gempa bumi. "Tapi, saat ini masih ada yang kurang. Saat ini sistem peringatan dini belum mampu mendeteksi, saya katakan 90%. Karena 10% itu saya katakan adalah tsunami yang diakibatkan bukan oleh gempa bumi," katanya.

"Sehingga, kita perlu meningkatkan teknologi lagi ini bersama BPPT dan kerja sama dengan beberapa negara maju. Teknologi yang bisa mendeteksi tsunami yang tidak diakibatkan gempa bumi. Misalnya Selat Sunda, itu tidak bisa dideteksi karena tidak diakibatkan gempa bumi. Nah, sekarang BPPT sedang melakukan eksperimen deteksi tsunami akibat erupsi gunung api," kata Dwikorita.

Baca juga: Masyarakat Indonesia Tak Lagi Anggap Gempa dan Tsunami sebagai Peristiwa Horor


(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1190 seconds (0.1#10.140)