Setahun Pandemi Corona, dari Konspirasi dan Musim Cupang hingga Korupsi Bansos

Selasa, 02 Maret 2021 - 16:38 WIB
loading...
Setahun Pandemi Corona, dari Konspirasi dan Musim Cupang hingga Korupsi Bansos
Pandemi virus Corona (Covid-19) di Indonesia genap setahun. Pada Senin 2 Maret 2020, Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus Covid-19. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pandemi virus Corona (Covid-19) di Indonesia genap setahun. Pada Senin 2 Maret 2020, Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus Covid-19. Saat itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan ada dua orang warga Depok, positif terjangkit virus Corona yakni perempuan berusia 31 tahun dan ibunya berusia 64 tahun.



Kabar adanya warga Depok yang terkena virus itu pun sempat membuat heboh masyarakat. Saat itu, panic buying sempat terjadi. Masyarakat ramai-ramai memburu sejumlah barang yang diyakini dapat mencegah penularan virus Covid-19.

Bahkan, sejumlah barang seperti masker bedah, Hand Sanitizer, dan suplemen vitamin C sempat langka saat itu. Jika tersedia di toko atau apotek pun harganya melonjak tajam.

Polisi saat itu berhasil melakukan penggerebekan sejumlah tempat penimbunan masker. Ratusan ribu masker yang ditimbun di daerah Tanjung Duren, Jakarta Barat dan daerah Tangerang disita kepolisian saat itu.

Semakin meningkatnya data positif Covid-19 yang disuguhkan mendorong pemerintah mengimbau masyarakat untuk belajar, ibadah dan bekerja dari rumah atau work from home untuk memutus rantai penularan. Tanaman hias hingga ikan cupang pun menjadi buruan masyarakat untuk hobi atau dikoleksi di rumah masing-masing.

Harganya pun sempat meningkat. Adapun tanaman hias yang sempat laku dan mahal diantaranya aglaonema, kuping gajah, Keladi Red Star (Caladium Bicolor), hingga janda bolong.

Sedangkan ikan cupang pun beragam jenis dan warna. Seperti diantaranya Blue Rim, Nemo, Giant, Avatar, Fancy, Double Tail, Crown Tail, Halfmoon, koi, multicolor, black samurai, super red, yellow banana, dan Hellboy.

Selain cupang, tidak sedikit juga masyarakat yang mendadak menjadi petani ikan lele di rumah masing-masing dengan wadah seadanya. Namanya Budidaya Ikan di Dalam Ember (Budikdamber) yang di atasnya terdapat tanaman kangkung.

Adanya petani-petani dadakan itu salah satunya dikarenakan banyak pemutusan hubungan kerja (PHK). Tak sedikit juga karyawan yang mengalami pemotongan gaji saat pandemi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1843 seconds (0.1#10.140)