Organisasi Sayap Demokrat Ungkap tentang Sosok Moeldoko
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekira 7 organisasi sayap (orsap) Partai Demokrat melakukan deklarasi penolakan terhadap Kongres Luar Biasa (KLB) dan juga pencalonan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat (Ketum PD), dan tetap mendukung kepemimpinan Ketum PD yang sah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Pertama, kata Farhan, pihaknya menganggap tindakan teman-teman yang berkumpul di Bellagio adalah irrasional dan tidak ada dasar. Karena, orsap dalam status AD ART Partai Demokrat tidak memiliki hak untuk menyuarakan KLB. Kedua, apa yang dikemukakan bahwa AHY gagal ini juga sangat tidak ada alasan dan berlawanan dengan fakta yang ada di masyarakat.
"Satu tahun ini kepemimpinan AHY dirasa tidak hanya partai dmeokrat tapi sleuruh bangsa Indonesia adalah paling visioner, terbukti bahwa Partai Demokrat hari ini bisa mencapai kemenangan di Pilkada itu sebuah prestasi yang semua orang tahu, manakala ada teman-teman bahkan orang dalam sendiri itu tidak berprestasi itu adalah pemikiran yang tidak waras dan pasti sudah kemasukan coro, dalam otaknya," tukasnya.
Farhan mengaku tidak tahu apakah ada iming-iming atau tidak, yang jelas dalam praktik politik itu hal semacam itu bukan semacam hal yang tabu. Tapi, bagi aktivis itu adalah moral yang buruk dan busuk. Dan dia mengaku heran kenapa Partai Demokrat harus dipimpin oleh orang dari eksternal, dan Moeldoko itu bukan orang yang baik untuk dijadikan pemimpin Demokrat. Bahkan, Moeldoko dikenal sebagai Panglima TNI yang suka pamer kekayaan.
"Pak Moeldoko sudah pernah mengalami pembelajaran bahkan dia hidup di partai tertentu dan tidak berprestasi, dan ini semua orang tahu dan kita juga aktivis tahu bahwa pribadi Pak Moeldoko adalah sosok pirbadi yang arogan dulu waktu menjabat sebagai panglima, dikenal sebagai orang yang suka pamer kekayaan," ungkapnya.
Menurut dia, hal ini juga buruk bagi mental kepemimpinan yang akan datang karena jauh dari perasaan kerakyatan. Untuk itu BMI tegas mengingatkan untuk teman-teman orsap yang ada di seberang untuk menyudahi ini, Demokrat ke depan butuh pemimpin yang baik.
"Saya kira Mas AHY semuanya mengatakan bahwa beliau pribadi yang cerdas, santun dan memiliki wawasan yang cukup untuk memimpin bangsa ini. Tinggal kita doakan kerjakeras ke depan, mudah-mudahan mas AHY betul-betul mendapatkan ridho dari Allah SWt mendapatkan jalan dan rakyat menginginkan beliau untuk memimpin bangsa ini," ucapnya.
Farhan mengakui bahwa semua orang punya hak untuk memimpin, memilih dan dipilih, itu adalah tradisi berdemokrasi. Untuk itu, BMI berpesan kepada teman-teman yang selama ini berpolitik dan berdemokrasi, hanya mengatasnamakan rakyat tapi faktanya adalah mencuri semangat kerakyatan bahkan mencari uang semata sudah saatnya untuk dihentikan.
"Dan BMI dalam hal ini tantangan untuk ke depan dengan orang-orang semacam itu," pungkasnya.
Pertama, kata Farhan, pihaknya menganggap tindakan teman-teman yang berkumpul di Bellagio adalah irrasional dan tidak ada dasar. Karena, orsap dalam status AD ART Partai Demokrat tidak memiliki hak untuk menyuarakan KLB. Kedua, apa yang dikemukakan bahwa AHY gagal ini juga sangat tidak ada alasan dan berlawanan dengan fakta yang ada di masyarakat.
"Satu tahun ini kepemimpinan AHY dirasa tidak hanya partai dmeokrat tapi sleuruh bangsa Indonesia adalah paling visioner, terbukti bahwa Partai Demokrat hari ini bisa mencapai kemenangan di Pilkada itu sebuah prestasi yang semua orang tahu, manakala ada teman-teman bahkan orang dalam sendiri itu tidak berprestasi itu adalah pemikiran yang tidak waras dan pasti sudah kemasukan coro, dalam otaknya," tukasnya.
Farhan mengaku tidak tahu apakah ada iming-iming atau tidak, yang jelas dalam praktik politik itu hal semacam itu bukan semacam hal yang tabu. Tapi, bagi aktivis itu adalah moral yang buruk dan busuk. Dan dia mengaku heran kenapa Partai Demokrat harus dipimpin oleh orang dari eksternal, dan Moeldoko itu bukan orang yang baik untuk dijadikan pemimpin Demokrat. Bahkan, Moeldoko dikenal sebagai Panglima TNI yang suka pamer kekayaan.
"Pak Moeldoko sudah pernah mengalami pembelajaran bahkan dia hidup di partai tertentu dan tidak berprestasi, dan ini semua orang tahu dan kita juga aktivis tahu bahwa pribadi Pak Moeldoko adalah sosok pirbadi yang arogan dulu waktu menjabat sebagai panglima, dikenal sebagai orang yang suka pamer kekayaan," ungkapnya.
Menurut dia, hal ini juga buruk bagi mental kepemimpinan yang akan datang karena jauh dari perasaan kerakyatan. Untuk itu BMI tegas mengingatkan untuk teman-teman orsap yang ada di seberang untuk menyudahi ini, Demokrat ke depan butuh pemimpin yang baik.
"Saya kira Mas AHY semuanya mengatakan bahwa beliau pribadi yang cerdas, santun dan memiliki wawasan yang cukup untuk memimpin bangsa ini. Tinggal kita doakan kerjakeras ke depan, mudah-mudahan mas AHY betul-betul mendapatkan ridho dari Allah SWt mendapatkan jalan dan rakyat menginginkan beliau untuk memimpin bangsa ini," ucapnya.
Farhan mengakui bahwa semua orang punya hak untuk memimpin, memilih dan dipilih, itu adalah tradisi berdemokrasi. Untuk itu, BMI berpesan kepada teman-teman yang selama ini berpolitik dan berdemokrasi, hanya mengatasnamakan rakyat tapi faktanya adalah mencuri semangat kerakyatan bahkan mencari uang semata sudah saatnya untuk dihentikan.
"Dan BMI dalam hal ini tantangan untuk ke depan dengan orang-orang semacam itu," pungkasnya.
(maf)