Soal Karhutla, Jokowi: Jangan Sampai Kita Malu di ASEAN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperingatkan agar jangan sampai Indonesia malu jika kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali terjadi. Pasalnya sudah beberapa tahun terakhir ini di pertemuan negara-negara ASEAN keluhan soal asap dampak karhutla sudah tak ada.
“Jangan sampai kita ini malu, di ASEAN Summit pertemuan negara-negara ASEAN ada satu dua tiga negara yang membicarakan lagi mengenai ini. Dalam lima tahun ini sudah nggak ada. Jangan sampai dibuat ada lagi. Saya titip itu. Malu kita. Dipikir kita engga bisa menyelesaikan masalah ini. Bisa,” katanya dalam Rakornas Pengendalian Karhutla Tahun 2021 di Istana Negara, Senin (22/2/2021).
Pada kesempatan itu Jokowi berbagi pengalamannya saat terjadi karhutla yang meluas di 2015. Dia mengaku untuk menuju Pekanbaru Riau harus mendarat di Padang yang kemudian harus menempuh jalur darat selama 8 jam. “Saya juga ingat di 2015 waktu saya akan ke Pulang Pisau itu di Kalimantan Tengah saya turun di Kalimantan Selatan di Banjarmasin lewat darat. Seingat saya berapa, 4 jam. Ini jangan sampai kejadian lagi,” ungkapnya.
Jokowi juga meminta agar penegakan hukum dilakukan tanpa kompromi. Dia meminta agar Kapolri melakukan apa yang sudah dijalankan sebelumnya. “Penegakan hukum yang tegas kepada siapapun yang melakukan pembakaran hutan dan lahan baik itu di konsesi milik perusahaan maupun di masyarakat. Tapi ini semuanya sudah tahu. Sehingga betul-betul ada efek jera. Terapkan sanksi yang tegas bagi pembakar hutan dan lahan baik sanksi administrasi, perdata maupun pidana,” pungkasnya. Dita angga
“Jangan sampai kita ini malu, di ASEAN Summit pertemuan negara-negara ASEAN ada satu dua tiga negara yang membicarakan lagi mengenai ini. Dalam lima tahun ini sudah nggak ada. Jangan sampai dibuat ada lagi. Saya titip itu. Malu kita. Dipikir kita engga bisa menyelesaikan masalah ini. Bisa,” katanya dalam Rakornas Pengendalian Karhutla Tahun 2021 di Istana Negara, Senin (22/2/2021).
Pada kesempatan itu Jokowi berbagi pengalamannya saat terjadi karhutla yang meluas di 2015. Dia mengaku untuk menuju Pekanbaru Riau harus mendarat di Padang yang kemudian harus menempuh jalur darat selama 8 jam. “Saya juga ingat di 2015 waktu saya akan ke Pulang Pisau itu di Kalimantan Tengah saya turun di Kalimantan Selatan di Banjarmasin lewat darat. Seingat saya berapa, 4 jam. Ini jangan sampai kejadian lagi,” ungkapnya.
Jokowi juga meminta agar penegakan hukum dilakukan tanpa kompromi. Dia meminta agar Kapolri melakukan apa yang sudah dijalankan sebelumnya. “Penegakan hukum yang tegas kepada siapapun yang melakukan pembakaran hutan dan lahan baik itu di konsesi milik perusahaan maupun di masyarakat. Tapi ini semuanya sudah tahu. Sehingga betul-betul ada efek jera. Terapkan sanksi yang tegas bagi pembakar hutan dan lahan baik sanksi administrasi, perdata maupun pidana,” pungkasnya. Dita angga
(cip)