Tatanan Kehidupan Baru di Tengah Pandemi Corona Tak Bisa Ditolak

Senin, 18 Mei 2020 - 11:38 WIB
loading...
Tatanan Kehidupan Baru di Tengah Pandemi Corona Tak Bisa Ditolak
Tim Mojo Tanggap COVID-19 (MTC-19) berkeliling membawa replika keranda mayat korban Covid-19 ketika sosialisasi pencegahan Covid-19 dan masa PSBB di Mojo, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu 16 Mei 2020. Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
JAKARTA - Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) mengajak seluruh daerah untuk bersiap menghadapi kondisi yang disebut New Norma l.

New Normal adalah tatanan kehidupan baru untuk menghindari dampak buruk pandemi virus Corona (Covid-19) secara berkelanjutan.

Ketua Umum Apkasi, Abdullah Azwar Anas menjelaskan, pandemi Covid-19 telah memukul sendi-sendiri kehidupan masyarakat, mulai dari aspek kesehatan, sosial, hingga ekonomi.

Setelah hampir tiga bulan bergelut dengan penyebaran Corona, menurut dia, sekarang waktunya menyambut New Normal secara bertahap.

“Karena bagaimanapun, daerah-daerah harus bangkit dan berbenah kembali membangun ekonomi masyarakatnya,” kata Bupati Banyuwangi itu dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Senin (18/5/2020).

(Baca Juga: Surat Bebas Covid-19 Diperjual-Belikan, DPR Minta Pelaku dan Pengguna Ditindak Tegas)

Apkasi menyebut prinsip hidup baru berporos pada tiga hal. Pertama, tetap memprioritaskan penanganan Covid-19. Caranya, terus memperbaiki berbagai mekanisme, mulai dari ketersediaan ruang isolasi, alat-alat kesehatan, pelacakan, hingga mendukung langkah pemerintah pusat untuk meningkatkan pengetesan berbasis polymerase chain reaction (PCR).

Kedua, disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19. Sejak Covid-19 ditemukan di Indonesia, pemerintah menggaungkan hidup bersih dengan cara rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, jaga jarak, dan memakai masker.

“Hal ini bisa ditindaklanjuti di daerah, misalnya, menerapkan aturan semua pengunjung pasar tradisional dan modern harus memakai masker. Yang tidak memakai masker dilarang masuk,” tutur Anas.

Ketiga, secara bertahap meningkatkan produktivitas ekonomi lokal. Anas mengutip analisis ahli yang menyatakan pandemi ini baru akan berakhir ketika vaksin ditemukan. World Health Organization (WHO) menyatakan vaksin baru akan pada tahun depan.

“Secara bertahap kita harus menggerakan lagi ekonomi lokal. Prinsipnya, produktif dan aman dari Covid-19 sesuai arahan Presiden Jokowi dan Mendagri,” ucapnya.

(Baca Juga: KBRI Dili Fasilitasi Kepulangan 149 WNI dari Timor Leste)

Anas optimistis dengan menjalankan tiga hal itu, kehidupan masyarakat akan berangsur membaik. Penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi harus dijalankan berbarengan dan tidak dibeda-bedakan.

“New Normal di daerah harus diarahkan pada bagaiaman tatanan masyarakat tetap aman dari Covid-19. Artinya, kita tetap menekan penyebaran. Di sisi lain, ekonomi produktif,” ujarnya.

Meski demikian, Apkasi tidak ingin asal membuka pembatasan dan protokol kesehatan. Kajian epidemiologi tetap menjadi rujukan agar tidak menimbulkan gelombang kedua yang lebih mengkhawatirkan. Dia mencontohkan, daerah wisata, mulai sekarang mempersiapkan konsep cleanliness, health, dan safety.

“Tatanan kehidupan baru adalah keniscayaan dan tidak bisa ditolak. Kita harus menyesuaikan diri dengan menciptakan gaya hidup baru yang sadar protokol kesehatan untuk menunjang produktivitas ekonomi,” tuturnya.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1250 seconds (0.1#10.140)