Kota Sehat, Solusi Tepat Menghadapi Pandemi

Jum'at, 19 Februari 2021 - 06:37 WIB
loading...
A A A
Pemerintah berharap seluruh wilayah di Tanah Air dapat bersih, aman, dan nyaman demi meningkatkan sarana, produktivitas, dan perekonomian. Penyelenggara KKS terdiri dari banyak sektor, mulai dari Kawasan Pemukiman, Sarana dan Prasarana Umum, Kawasan Sarana Lalu Lintas Tertib dan Pelayanan Transportasi, Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat, Kawasan Pariwisata Sehat, Kawasan Pangan dan Gizi, Kehidupan Masyarakat Sehat dan Mandiri hingga Kehidupan Sosial Sehat.

“Kondisi sehat, baik fisik, mental, ataupun spiritual dapat membuat kita menjadi lebih produktif,” ungkap Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Senada dengan Budi, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menilai kesehatan merupakan isu strategis dan sentral untuk mendukung program pembangunan nasional.

Dalam pandangan Ketua Ahli Kesehatan Masyarakat yang juga dosen Universitas Indonesia (UI) Ede S Darmawan, konsep kota sehat dibangun sebelum kehidupan sosial terjadi. Idealnya, lingkungan mendukung untuk kehidupan manusia yang sehat dan menyehatkan.

Namun sayangnya yang terjadi saat ini adalah sudah banyak kota artificial dan tidak alami. Dengan demikian sudah banyak perubahan di lingkungan tersebut. Lingkungan tersebut memang dilengkapi dengan fasilitas pendukung untuk kehidupan namun menjadi rusak.

“Kota sehat itu bagaimana mempertahankan, bagaimana kondisi lingkungan yang sehat dan menyehatkan. Yang namanya kota selain kelengkapan fasilitas juga kelengkapan keteraturan jadi seharusnya disitulah idealnya,” katanya kepada KORAN SINDO.

Konsep utama kota sehat adalah ketersediaan udara yang sehat dan cukup. Sedangkan di tatanan atas konsep kota sehat adalah kawasan. Sekali lagi, Ede mengingatkan bahwa konsep dasaranya adalah udara yang bersih. “Untuk menyehatkan orang basicnya udara yang sehat cukup, baru kemudian makanan, pakaian, kehidupan, tempat tinggal dan pelayanan. Kawasan itu adanya diatas, basickya udara yang bersih. Idealnya semakin menjadi kota seharusnya lebih teratur, udara bersih kehidupan lebih baik,” tambahnya.

Namun sayangnya saat ini banyak kota yang tumbuh tidak jelas, sehingga dampak buruknya banyak walaupun itu terjadi karena trade off. Maksudnya adalah kerusakan yang terjadi karena berkembangnya kehidupan dan pelayanan banyak orang. “Sebenarnya membangun kota sehat jadi tujuan utama. Kota yang lifeable, workable. Suatu kota menjadi hidup tapi orang bisa menempun dengna jalan kaki, bukan berisi himpunan beton,” tukas Ede.

Pengamat tata kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga mengatakan, saat ini konsep kota sehat belum menjadi dasar pengembangan kota. Padahal seiring dengan pandemi, konsep kota sehat sudah wajib diterapkan di Indonesia. Selain itu kata Nirwono, WHO dan UN Habitat merekomendasikan seluruh negara untuk membangun kota sehat sesuai standar WHO.

“Konsep kota sehat belum menjadi dasar pengembangan kota, padahal seiring dengna pandemi konsep kota sehat sdh wajib diterapkan di Indonesia. WHO dan UN Habitat merekomendasikan seluruh negara utk membgn kota sehat sesuai standar WHO,” kata Nirwono.

Menurut Nirwono, kota-kota di dunia yang dinilai masuk kategori kota sehat misalnya Singapura, Auckland dan Madinah. Dia berpendapat, kota sehat sebagai bagian dari SDGs sehingga Indonesia wajib menerapkan Goals/Tujuan 11 mewujudkan kota yang aman (sehat), inklusif, tangguh, berkelanjutan. Namun saat ini belum ada keseriusan dar pemerintah dalam mewujudkan kota sehat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1545 seconds (0.1#10.140)