Wamenkumham Nilai Dua Eks Menteri Layak Dituntut Mati, Ini Penjelasannya

Rabu, 17 Februari 2021 - 19:36 WIB
loading...
Wamenkumham Nilai Dua Eks Menteri Layak Dituntut Mati, Ini Penjelasannya
Mantan Menteri KKP Edhy Prabowo (kiri) dan mantan Menteri Sosial Juliari P Batubara. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pernyataan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej yang menilai mantan Menteri Sosial Juliari Batubara serta Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo layak dihukum mati menarik perhatian luas.

Edward berbicara itu saat seminar nasional daring bertajuk Telaah Kritis terhadap Arah Pembentukan dan Penegakkan Hukum di Masa Pandemi di Channel YouTube Kanal Pengetahuan FH UGM, Selasa 16 Februari 2021.

Edward menilai kedua mantan menteri itu layak dituntut mati karena melakukan kejahatan tindak pidana korupsi di saat Pandemi Covid-19.

“Bagi saya kedua mantan menteri ini melakukan perbuatan korupsi yang kemudian kena OTT KPK, bagi saya mereka layak dituntut dengan ketentuan pasal 2 ayat 2 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang mana pemberatannya sampai pada pidana mati,” ujar Edward.



Dia juga membeberkan argumentasinya terkait pandangannya itu. “Mengapa demikian, karena menurut hemat saya, ada paling tidak dua alasan pemberatan bagi kedua orang ini,” tuturnya.

Pertama, kata dia, kedua mantan Menteri itu melakukan kejahatan dalam keadaan darurat. “Dalam konteks ini adalah Covid-19,” katanya.

Sedangkan alasan yang kedua, kata dia, kedua mantan menteri itu melakukan kejahatan dalam jabatan. “Jadi dua hal yang memberatkan itu sudah lebih dari cukup, untuk diancam dengan Pasal 2 Ayat 2 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,” ujarnya.

Seperti diketahui, mantan Mensos Juliari P Batubara telah berstatus tersangka kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) Covid-19. Sementara itu, mantan Menteri KKP Edhy Prabowo tersandung kasus dugaan korupsi ekspor benih lobster.

Baca juga: Edhy Prabowo dan Juliari Batubara Bisa Dihukum Mati, tapi…
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1394 seconds (0.1#10.140)