Rumah Tanpa Buku seperti Badan Tanpa Jiwa, Bagaimana Sekarang?

Rabu, 17 Februari 2021 - 13:30 WIB
loading...
A A A
"Akibatnya info yang laris disantap hanya yang menampilkan permukaan," tandasnya.

Akibat kultur ini, kata Denny, semakin sedikit individu berkomitmen menyediakan waktu berhari-hari untuk membaca habis satu buku.

Denny menceritakan, sejak dua tahun lalu, bersama tim menyiapkan aplikasi ringkasan buku. Dia beri nama aplikasi itu Aha! yang merupakan terjemahan dari Eureka! ekspresi ketika seseorang mendapatkan gagasan baru.

"Saya membaca gejala itu. Manusia di era revolusi industri keempat semakin tak mau baca buku yang butuh waktu panjang. Padahal begitu banyak pencerahan yang bisa didapatkan dari buku," tuturnya.

Beserta tim, Denny sudah dan sedang meringkaskan sekitar 3.000 buku terpilih. Cukup menghabiskan waktu 10-15 menit sehari, pembaca sudah mendapatkan lima gagasan utama setiap buku.

Tak hanya buku non fiksi. Sekitar 100 novel terbaik dunia juga diringkas. Lebih dari 100 film pemenang oscar dan lainnya juga diringkas. Menu utama memang buku penting bidang politik, ekonomi, marketing, agama, filsafat, neuro science dan happiness. "Jika tak ada halangan, aplikasi ringkasan buku fiksi, non fiksi dan film itu segera di-launching," ujarnya.

Dia memaparkan, aplikasi ringkasan buku dari luar negeri, BLINKIST, hanya menyediakan ringkasan buku non-fiksi. Kami menambahkan dalam koleksi itu ratusan buku fiksi dan film.

"Buku memang semakin tak dibaca. Tapi itu juga karena semakin banyak informasi penting tak lagi disajikan dalam bentuk buku konvensional," tuturnya.
(dam)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2417 seconds (0.1#10.140)