Dituduh Radikal, Din Syamsuddin Dibela
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sederet tokoh membela mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dari tuduhan radikal yang berujung pada pelaporan ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN). Laporan ke KASN ini dilakukan oleh Gerakan Anti Radikalisme (GAR) alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sejumlah tokoh yang membela Din antara lain Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, mantan Menko Ekuin Rizal Ramli, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Anggota DPR Fadli Zon, Ketua PBNU Marsudi Syuhud, dan cendikiawan muslim, Azyumardi Azra.
Kemudian, dukungan untuk Din juga datang dari Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim, Jubir Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak, sosiolog Musni Umar, Imam Besar di Islamic Center of New York Muhammad Shamsi Ali, dan mantan Ketua Komisi Yudisial (KY) Aidul Fitriciada Azhari.
Baca juga: Din Syamsuddin Dicap Radikal, Dahnil Anzar Heran: Saya Enggak Habis Pikir
Secara garis besar, sederet tokoh itu heran tokoh sekaliber Din Syamsuddin dituduh radikal. Mereka menyampaikan pandangan serta kesaksiannya selama mengenal Din selama ini.
Abdul Mu'ti misalnya, ia mengatakan bahwa tuduhan radikal ke Din salah alamat. Ia mengenal Din sebagai tokoh yang sangat aktif mendorong moderasi beragama dan kerukunan intern dan antarumat beragama, baik di dalam maupun luar negeri.
"Tuduhan itu jelas tidak berdasar dan salah alamat," kata Mu'ti melalui keterangan tertulisnya kepada MNC Portal, Sabtu (13/2/2021).
Sementara itu, Hidayat Nur Wahid berujar selama ini dirinya mengenal Din sebagai tokoh moderat yang namanya dikenal, baik di dalam maupun di luar negeri.
Baca juga: Azyumardi Azra: Absurd Melaporkan Din Syamsuddin Radikal
"KASN Bila Bahas Kasus Dugaan Radikalisme, Tentu Paham, Yg Diadukan Adalah Prof Dien Syamsudin Yg 2 Periode Jadi Ketum PP Muhammadiyah, Chairman World Peace Forum&CDCC,Honorary President WCRP. Beliau Tokoh Nasional&Internasional yg Moderat&Anti Radikalisme," kata HNW melalui akun Twitter-nya.
Begitu juga dengan Rizal Ramli. Ia beranggapan yang menuduh Din radikal dan melaporkannya ke KASN terlalu 'cupet' pikirannya.
"ITB kampus yg menghasilan tokoh2, pemikir2 besar, engineer2 hebat. Soekarno, Habibie, Rooseno, Sutami dll. Eh ternyata sebagian kecil alumninya berfikiran cupet, terlalu banyak gaul dgn intel, jadi organ surveilance swasta, tokoh2 yg dicap 'ekstrimis'," cuit @RamliRizal seraya menautkan link berita media online tentang pelaporan Din ke KASN.
Musni Umar juga berpandangan bahwa Din merupakan tokoh moderat yang bertindak tegas terhadap ketidakadilan. Karenanya ia menolak keras jika Din dianggap radikal oleh kelompok tertentu.
"Saya menolak keras yg menganggap Prof Din Syamsuddin sebagai radikal. Beliau selalu berkata dan bersikap tawazun (berimbang), wasathiyah (pertengahan) dan tashamuh (toleran), tapi sangat keras dan tegas mengecam korupsi, ketidak-adilan & ketidak-benaran," kata Musni melalui akun Twitternya.
"Pak @m_dinsyamsuddin yg sy kenal baik adl salah satu tokoh Islam Indonesia yg disegani dunia krn peran2 aktif beliau pada forum2 lintas agama dunia, bahkan beliau sempat menjd Presiden Religion for Peace Asia dan Pasific. Beliau disegani banyak tokoh2 lintas agama dunia," cuit @Dahnilanzar.
"Sy kenal Bang Din Syamsuddin sejak 1990 ketika Ketum Pemuda Muhammadiyah. Pernah jd bos sy di CPDS, mengenalkan sy pd P @prabowo awal 1990an. Ia lama aktif pimpin Asian Conference on Religion n Peace (ACRP). Radikal? Kasihan yg menuduhnya krn terlalu terbatas pengetahuannya," cuit @Fadlizon.
"Hanya logika terbalik yang menganggap Prof. Din Syamsuddin radikal. Tokoh nasional yg selalu imbang, jujur dan konsisten dengan kebenaran. Di dunia internasional di hormati oleh tokoh2 agama dunia. Kalau beliau radikal, siapa yang anda anggap moderat?" cuit Imam Shamsi Ali melalui akun Twitter-nya.
Sejumlah tokoh yang membela Din antara lain Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, mantan Menko Ekuin Rizal Ramli, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Anggota DPR Fadli Zon, Ketua PBNU Marsudi Syuhud, dan cendikiawan muslim, Azyumardi Azra.
Kemudian, dukungan untuk Din juga datang dari Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim, Jubir Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak, sosiolog Musni Umar, Imam Besar di Islamic Center of New York Muhammad Shamsi Ali, dan mantan Ketua Komisi Yudisial (KY) Aidul Fitriciada Azhari.
Baca juga: Din Syamsuddin Dicap Radikal, Dahnil Anzar Heran: Saya Enggak Habis Pikir
Secara garis besar, sederet tokoh itu heran tokoh sekaliber Din Syamsuddin dituduh radikal. Mereka menyampaikan pandangan serta kesaksiannya selama mengenal Din selama ini.
Abdul Mu'ti misalnya, ia mengatakan bahwa tuduhan radikal ke Din salah alamat. Ia mengenal Din sebagai tokoh yang sangat aktif mendorong moderasi beragama dan kerukunan intern dan antarumat beragama, baik di dalam maupun luar negeri.
"Tuduhan itu jelas tidak berdasar dan salah alamat," kata Mu'ti melalui keterangan tertulisnya kepada MNC Portal, Sabtu (13/2/2021).
Sementara itu, Hidayat Nur Wahid berujar selama ini dirinya mengenal Din sebagai tokoh moderat yang namanya dikenal, baik di dalam maupun di luar negeri.
Baca juga: Azyumardi Azra: Absurd Melaporkan Din Syamsuddin Radikal
"KASN Bila Bahas Kasus Dugaan Radikalisme, Tentu Paham, Yg Diadukan Adalah Prof Dien Syamsudin Yg 2 Periode Jadi Ketum PP Muhammadiyah, Chairman World Peace Forum&CDCC,Honorary President WCRP. Beliau Tokoh Nasional&Internasional yg Moderat&Anti Radikalisme," kata HNW melalui akun Twitter-nya.
Begitu juga dengan Rizal Ramli. Ia beranggapan yang menuduh Din radikal dan melaporkannya ke KASN terlalu 'cupet' pikirannya.
"ITB kampus yg menghasilan tokoh2, pemikir2 besar, engineer2 hebat. Soekarno, Habibie, Rooseno, Sutami dll. Eh ternyata sebagian kecil alumninya berfikiran cupet, terlalu banyak gaul dgn intel, jadi organ surveilance swasta, tokoh2 yg dicap 'ekstrimis'," cuit @RamliRizal seraya menautkan link berita media online tentang pelaporan Din ke KASN.
Musni Umar juga berpandangan bahwa Din merupakan tokoh moderat yang bertindak tegas terhadap ketidakadilan. Karenanya ia menolak keras jika Din dianggap radikal oleh kelompok tertentu.
"Saya menolak keras yg menganggap Prof Din Syamsuddin sebagai radikal. Beliau selalu berkata dan bersikap tawazun (berimbang), wasathiyah (pertengahan) dan tashamuh (toleran), tapi sangat keras dan tegas mengecam korupsi, ketidak-adilan & ketidak-benaran," kata Musni melalui akun Twitternya.
"Pak @m_dinsyamsuddin yg sy kenal baik adl salah satu tokoh Islam Indonesia yg disegani dunia krn peran2 aktif beliau pada forum2 lintas agama dunia, bahkan beliau sempat menjd Presiden Religion for Peace Asia dan Pasific. Beliau disegani banyak tokoh2 lintas agama dunia," cuit @Dahnilanzar.
"Sy kenal Bang Din Syamsuddin sejak 1990 ketika Ketum Pemuda Muhammadiyah. Pernah jd bos sy di CPDS, mengenalkan sy pd P @prabowo awal 1990an. Ia lama aktif pimpin Asian Conference on Religion n Peace (ACRP). Radikal? Kasihan yg menuduhnya krn terlalu terbatas pengetahuannya," cuit @Fadlizon.
"Hanya logika terbalik yang menganggap Prof. Din Syamsuddin radikal. Tokoh nasional yg selalu imbang, jujur dan konsisten dengan kebenaran. Di dunia internasional di hormati oleh tokoh2 agama dunia. Kalau beliau radikal, siapa yang anda anggap moderat?" cuit Imam Shamsi Ali melalui akun Twitter-nya.
(abd)