Tol Cipali Ambles, DPR Minta Pengelola Tak Salahkan Faktor Hujan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) ambles dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan di Kilometer 122+400 arah Jakarta. Hal itu diduga akibat curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut.
Terkait insiden ini, anggota Komisi V DPR RI, Syahrul Aidi Maazat menyayangkan pengelola jalan tol tidak dapat memanfaatkan informasi tersebut. Akibatnya, kejadian ini menyebabkan terjadinya kemacetan dan terhambatnya arus logistik karena saat ini jalan Tol Cipali hanya dapat digunakan satu jalur. Sedangkan jalur pantura juga putus karena banjir.
Rumitnya lagi, kata Syahrul, banjir juga menyebabkan jalur kereta juga terputus di Semarang. Sehingga hal ini dapat menyebabkan meningkatnya biaya logistik dan lamanya pengiriman, karena jalur yang masih mungkin dilewati adalah jalur selatan yang lebih jauh.
"Serangkaian kejadian ini dikhawatirkan akan memutus rantai pasok logistik ke Jakarta. Tindakan cepat dan tepat dibutuhkan oleh pemerintah dan pengelola saat ini," kata Syahrul kepada wartawan, Rabu (10/2/2021).
Karena itu, Syahrul meminta agar pemerintah dan pengelola segera melakukan investigasi penyebab amblasnya jalan tol tersebut, dan membuat kajian agar kejadian serupa dapat diantisipasi dan tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Termasuk perlu dikaji kaitannya dengan pengerjaan awal jalan tol tersebut yang terkesan terburu-buru alias kejar tayang.
"Tetapi apapun hasil investigasinya nanti, sebaiknya pengelola jalan tol tidak menyalahkan faktor alam (hujan)," katanya.
Menurut dia, sekecil apapun penyebabnya, pihak pengelola memiliki andil atas kejadian ini, karena tidak melakukan antisipasi terhadap tingginya curah hujan yang sudah diprakirakan sebelumnya. "Dan tidak ada kontrol yang kontinu terhadap fisik jalan tol dan lingkungan sekitarnya," ujarnya.
Untuk diketahui sebelumnya, kejadian ini membuat pengelola jalan Tol Cipali memberlakukan contraflow mulai dari Km 117 hingga Km 126. Terkait curah hujan, sebenarnya BMKG telah memperkirakan bahwa di daerah tersebut diperkirakan akan terpapar oleh intensitas hujan yang tinggi.
Terkait insiden ini, anggota Komisi V DPR RI, Syahrul Aidi Maazat menyayangkan pengelola jalan tol tidak dapat memanfaatkan informasi tersebut. Akibatnya, kejadian ini menyebabkan terjadinya kemacetan dan terhambatnya arus logistik karena saat ini jalan Tol Cipali hanya dapat digunakan satu jalur. Sedangkan jalur pantura juga putus karena banjir.
Rumitnya lagi, kata Syahrul, banjir juga menyebabkan jalur kereta juga terputus di Semarang. Sehingga hal ini dapat menyebabkan meningkatnya biaya logistik dan lamanya pengiriman, karena jalur yang masih mungkin dilewati adalah jalur selatan yang lebih jauh.
"Serangkaian kejadian ini dikhawatirkan akan memutus rantai pasok logistik ke Jakarta. Tindakan cepat dan tepat dibutuhkan oleh pemerintah dan pengelola saat ini," kata Syahrul kepada wartawan, Rabu (10/2/2021).
Karena itu, Syahrul meminta agar pemerintah dan pengelola segera melakukan investigasi penyebab amblasnya jalan tol tersebut, dan membuat kajian agar kejadian serupa dapat diantisipasi dan tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Termasuk perlu dikaji kaitannya dengan pengerjaan awal jalan tol tersebut yang terkesan terburu-buru alias kejar tayang.
"Tetapi apapun hasil investigasinya nanti, sebaiknya pengelola jalan tol tidak menyalahkan faktor alam (hujan)," katanya.
Menurut dia, sekecil apapun penyebabnya, pihak pengelola memiliki andil atas kejadian ini, karena tidak melakukan antisipasi terhadap tingginya curah hujan yang sudah diprakirakan sebelumnya. "Dan tidak ada kontrol yang kontinu terhadap fisik jalan tol dan lingkungan sekitarnya," ujarnya.
Untuk diketahui sebelumnya, kejadian ini membuat pengelola jalan Tol Cipali memberlakukan contraflow mulai dari Km 117 hingga Km 126. Terkait curah hujan, sebenarnya BMKG telah memperkirakan bahwa di daerah tersebut diperkirakan akan terpapar oleh intensitas hujan yang tinggi.
(abd)