Penyandang Disabilitas Paling Terdampak Selama Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyandang disabilitas menjadi masyarakat paling terdampak selama pandemi Covid-19 saat ini. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S), Pinky Saptandari.
“Ketika kita berbicara dampak pandemi COVID-19 saat ini, seringkali orang melupakan bahwa ada yang paling terdampak (penyandang disabilitas) dibanding kita,” kata Pinky pada diskusi ‘Penyandang Disabilitas dimasa Pandemi COVID-19’ di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB Jakarta (17/5/2020).
“Kita semua susah, betul, pengusaha susah, karyawan susah, tapi ada yang lebih susah daripada kita, yaitu teman-teman penyandang disabilitas,” tegas Pinky. ( )
Pinky mengatakan, penyandang disabilitas itu memang sangat beragam, mulai dari tunarungu, tunanetra, tunadaksa, serta anak-anak berkebutuhan khusus seperti down syndrome. “Dan mereka-mereka inilah yang menurut sering terlupakan,” katanya.
Pinky pun mencontohkan misalnya tunanetra yang pekerjaannya hanya memijat, mereka sudah 2 bulan selama pandemi Covid-19 tidak lagi memijat. “Jadi, ini contoh bagaimana kalau kita bicara mengenai semua terkena dampaknya, barangkali yang harus kita pikirkan mereka yang paling terdampak,” ungkapnya.
Secara data statistik, jelas Pinky sudah banyak penyandang disablitas yang kehilangan pekerjaan, tidak bisa menjalankan profesinya sebagai pemijat, pemangkas rambut. Penyandang disabilitas yang pekerjaannya tidak bersentuhan dengan manusia langsung sekalipun, misalnya bengkel atau tukang sablon, menjadi sepi.
“Info dari teman yang mempunyai bengkel khusus roda tiga bagi mereka yang disabilitas, kondisinya sekarang sampai harus meloakan spartpart yang sudah tidak terpakai, tidak dijual dalam kondisi bagus, istilahnya dikiloin, kondisinya seperti itu,” kata Pinky.
Pinky pun berharap para masyarakat normal bisa bijak untuk menghadapi era baru selama pandemi Covid-19 saat ini serta membantu sesama terutama para penyandang disabilitas. ( )
“Harapannya harus secara bersama-sama dengan bijaksana menghadapi era new normal ini. Karena tidak hanya sampai akhir tahun, banyak pihak bilang sampai 2 tahun. Menahan diri untuk beli baju, foya-foya membuat acara pesta ulang tahun, tetapi uangnya untuk membantu sesama,” kata Pinky.
“Ketika kita berbicara dampak pandemi COVID-19 saat ini, seringkali orang melupakan bahwa ada yang paling terdampak (penyandang disabilitas) dibanding kita,” kata Pinky pada diskusi ‘Penyandang Disabilitas dimasa Pandemi COVID-19’ di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB Jakarta (17/5/2020).
“Kita semua susah, betul, pengusaha susah, karyawan susah, tapi ada yang lebih susah daripada kita, yaitu teman-teman penyandang disabilitas,” tegas Pinky. ( )
Pinky mengatakan, penyandang disabilitas itu memang sangat beragam, mulai dari tunarungu, tunanetra, tunadaksa, serta anak-anak berkebutuhan khusus seperti down syndrome. “Dan mereka-mereka inilah yang menurut sering terlupakan,” katanya.
Pinky pun mencontohkan misalnya tunanetra yang pekerjaannya hanya memijat, mereka sudah 2 bulan selama pandemi Covid-19 tidak lagi memijat. “Jadi, ini contoh bagaimana kalau kita bicara mengenai semua terkena dampaknya, barangkali yang harus kita pikirkan mereka yang paling terdampak,” ungkapnya.
Secara data statistik, jelas Pinky sudah banyak penyandang disablitas yang kehilangan pekerjaan, tidak bisa menjalankan profesinya sebagai pemijat, pemangkas rambut. Penyandang disabilitas yang pekerjaannya tidak bersentuhan dengan manusia langsung sekalipun, misalnya bengkel atau tukang sablon, menjadi sepi.
“Info dari teman yang mempunyai bengkel khusus roda tiga bagi mereka yang disabilitas, kondisinya sekarang sampai harus meloakan spartpart yang sudah tidak terpakai, tidak dijual dalam kondisi bagus, istilahnya dikiloin, kondisinya seperti itu,” kata Pinky.
Pinky pun berharap para masyarakat normal bisa bijak untuk menghadapi era baru selama pandemi Covid-19 saat ini serta membantu sesama terutama para penyandang disabilitas. ( )
“Harapannya harus secara bersama-sama dengan bijaksana menghadapi era new normal ini. Karena tidak hanya sampai akhir tahun, banyak pihak bilang sampai 2 tahun. Menahan diri untuk beli baju, foya-foya membuat acara pesta ulang tahun, tetapi uangnya untuk membantu sesama,” kata Pinky.
(mhd)