Kemenristek Targetkan Vaksin Merah Putih Bisa Dipakai Masyarakat Akhir 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenristek BRIN , Ali Ghufron Mukti mengungkapkan paling lambat vaksin Merah Putih bisa dipakai untuk vaksinasi masyarakat pada akhir 2021.
“Akhir 2021 bisa dipakai di masyarakat. Tapi belum banyak jumlahnya. Untuk banyaknya ya kemudian berikutnya,” ujar Ali dalam dialog secara virtual, Selasa (9/2/2021).
Saat ini ada enam lembaga yang mengembangkan Vaksin Merah Putih, yaitu Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Universitas Airlangga (Unair), LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada dengan masing-masing platform yang berbeda.
Ali mengatakan jumlah vaksin Merah Putih yang akan diproduksi diperkirakan masih dalam jumlah kebutuhan atau keperluan untuk vaksinasi di Indonesia. “Tentu vaksin Merah Putih ini kita tergantung sebetulnya kebutuhannya atau keperluannya.”
Meskipun, kata Ali, kapasitas produksi vaksin dari Biofarma bisa mencapai ratusan juta. “Kalau dari sisi kapasitas produksi, ini satu perusahaan saja ini bisa memiliki kapasitas ratusan juta. Contohnya kata lah sampai 500-700 juta bisa,” jelasnya.
Sehingga, Ali mengatakan ada orientasi ke depan vaksin Merah Putih tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri namun keperluan ekspor. “Sehingga tentu nanti orientasi ke depan tidak hanya keperluan dalam negeri. Tapi tentu karena dalam negeri ini kita penuhi dulu. Nah, lalu kita juga bisa berorientasi ekspor itu.”
“Sehingga pertanyaannya, berapa yang akan diproduksi dan berapa jumlahnya? Yang jelas kapasitasnya itu cukup tinggi. Dan pastinya harus memenuhi dari kebutuhan di Indonesia dulu, itu utama dulu,” sambung Ali. Baca juga: Bibit Vaksin Merah Putih Bakal Diserahkan ke Bio Farma Maret 2021
Kedepan, kata Ali, vaksin Merah Putih diharapkan juga memenuhi kebutuhan dalam negeri yang saat ini masih impor. “Nah karena sekarang kan kita belum bisa memenuhi sendiri, kan masih tadi impor ya. Jadi ke depan ya kita bisa menghasilkan sendiri,” tutupnya.
“Akhir 2021 bisa dipakai di masyarakat. Tapi belum banyak jumlahnya. Untuk banyaknya ya kemudian berikutnya,” ujar Ali dalam dialog secara virtual, Selasa (9/2/2021).
Saat ini ada enam lembaga yang mengembangkan Vaksin Merah Putih, yaitu Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Universitas Airlangga (Unair), LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada dengan masing-masing platform yang berbeda.
Ali mengatakan jumlah vaksin Merah Putih yang akan diproduksi diperkirakan masih dalam jumlah kebutuhan atau keperluan untuk vaksinasi di Indonesia. “Tentu vaksin Merah Putih ini kita tergantung sebetulnya kebutuhannya atau keperluannya.”
Meskipun, kata Ali, kapasitas produksi vaksin dari Biofarma bisa mencapai ratusan juta. “Kalau dari sisi kapasitas produksi, ini satu perusahaan saja ini bisa memiliki kapasitas ratusan juta. Contohnya kata lah sampai 500-700 juta bisa,” jelasnya.
Sehingga, Ali mengatakan ada orientasi ke depan vaksin Merah Putih tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri namun keperluan ekspor. “Sehingga tentu nanti orientasi ke depan tidak hanya keperluan dalam negeri. Tapi tentu karena dalam negeri ini kita penuhi dulu. Nah, lalu kita juga bisa berorientasi ekspor itu.”
“Sehingga pertanyaannya, berapa yang akan diproduksi dan berapa jumlahnya? Yang jelas kapasitasnya itu cukup tinggi. Dan pastinya harus memenuhi dari kebutuhan di Indonesia dulu, itu utama dulu,” sambung Ali. Baca juga: Bibit Vaksin Merah Putih Bakal Diserahkan ke Bio Farma Maret 2021
Kedepan, kata Ali, vaksin Merah Putih diharapkan juga memenuhi kebutuhan dalam negeri yang saat ini masih impor. “Nah karena sekarang kan kita belum bisa memenuhi sendiri, kan masih tadi impor ya. Jadi ke depan ya kita bisa menghasilkan sendiri,” tutupnya.
(kri)