Wamenag Bicara Peradaban dan Kaidah Islam untuk Atasi Pandemi Corona

Minggu, 17 Mei 2020 - 10:06 WIB
loading...
A A A
Zainut memandang, Covid-19 ini memang belum berakhir. Tapi ia merasa yakin bahwa segala sesuatu pasti ada akhirnya. Selama Covid-19 ini masih mewabah, sesungguhnya kita dapat banyak mengambil pelajaran. Terutama berkaitan dengan relasi antar manusia, dan nilai-nilai kemanusiaan, akibat pembatasan aktifitas dan penerapan jaga jarak.

Selain itu, sambung dia, semua kita mesti bersiap-siap melanjutkan peradaban pasca Covid-19 ini, atau yang kini banyak disebut sebagai 'new normal'. Beberapa ahli menyatakan bahwa virus ini mungkin tidak dalam waktu dekat dapat ditemukan vaksinnya. Sehingga hanya ada dua pilihan bagi kita yaitu pertama, menghindar dari virus agar tidak tertular, atau yang kedua yakni berdamai dengan virus.

"Jika pilihan kita menghindar maka kita perlu terus melakukan hindari virus dan isolasi diri, namun jika pilihan kita berdamai, maka mesti ada syarat dan kondisi atau protokol yang sama-sama kita sepakati dan patuhi, agar tidak dicilakai oleh covid-19," katanya.

Dengan demikian, Zainut menganggap, ke depan memang akan semakin banyak tantangan kemanusiaan pasca covid-19 ini. Menurutnya, ada kaidah yang dapat kita jadikan landasan, yaitu "memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik" (al muhafadzah ala al qodim al-shaleh wa al akhdzu bi al jadid al ashlah).

"Saya kira kaidah ini dapat menjadi bagian penting dalam kehidupan keagamaan kita menghadapi Covid-19 dan pasca Covid-19 ini. Kita tidak boleh menyerah. Kita mesti tetap berikthitar, bersabar, dan tawakal," pungkasnya. ( )
(mhd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1807 seconds (0.1#10.140)