Isu Kudeta AHY Mujarab Cegah Pengambilan Paksa Partai Demokrat lewat Kemenkumham

Rabu, 03 Februari 2021 - 12:06 WIB
loading...
A A A
Baca Juga: Pengamat Sebut Ada Ambisi Kekuasaan untuk 2024 di Balik Kudeta Demokrat

Namun pihaknya mencermati bahwa partai demokrat selamat dan lolos dari operasi khusus mengambil paksa atau kudeta terhadap partai tersebut, yang tidak sesuai dengan selera kekuasaan.

"Kita tahu bahwa partai demokrat yang selama ini cukup kritis terhadap kebijakan kekuasaan. Paling tidak partai demokrat cukup mahir dan piawai mengendus dan mampu dengan cepat mengantisipasi upaya politik belah bambu menyasar partai tersebut, berhasil menggagalkannya, akibat operasi tersebut mengalami patahan di tengah jalan," katanya.

(Baca: Banyak Pendiri Tersingkir di Kepengurusan AHY, Langkah Mundur Partai Demokrat)

Pangi menganggap, seandainya berhasil politik belah bambu via kudeta terhadap partai Demokrat kemaren, maka bahasa sederhananya, apakah masih ada partai yang mau mengambil jalan sebagai partai oposisi? Karena jika tidak sesuai dengan chemestry kekuasaan ujungnya bisa tragis, mungkin itu juga mengapa Ketua umum partai lainnya cari selamat dan cari aman, sehingga pilihannya bergabung ke gerbong koalisi pemerintah.

Lebih jauh Pangi menilai, cara politik yang demikian ini bisa menjadi candu permainan bagi yang punya kuasa, dan yang punya logistik. Paling tidak ini bisa saja menjadi pembelajaran bagi yang melakukannya, ternyata candu kekuasaan dengan cara mengambil alih pimpinan elite sentral partai dengan cara-cara inkonstitusional atau cara paksa bisa dihentikan, agar tidak menjadi candu kekuasaan.
"Wajar saya pikir partai demokrat membela diri, mempertahankan kekuasaan itu adalah seni berkuasa," ujarnya.

(Baca: Isu Kudeta Demokrat Bisa Buat AHY Benar-benar Terjungkal)

Di sisi lain, kudeta atau mengambil paksa partai melalui Munaslub melalui pengesahan kepengurusan SK Kemenkumham, tentu lebih murah atau dengn kata lain paket hemat sebagai jalan pintas menjadi ketua umum partai, ketimbang berfikir mendirikan partai, yang membutuhkan usaha, biaya dan pengorbanan yang tak sedikit.

"Maka ada pikiran liar mengambil alih ketum partai dengan cara paksa melalui munaslub sangat menjanjikan ketimbang mendirikan partai baru dari fenomena dan bentangan emperisme selama ini," pungkasnya.
(muh)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2436 seconds (0.1#10.140)