Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Edward D, CEO dari sebuah perusahaan yang berfokus pada penjualan online ini memberikan tips untuk bisa bertahan di tengah pandemi COVID-19 . Edward mengatakan, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan para pengusaha untuk bisa bertahan di tengah pandemi.
Yang pertama adalah terus melakukan inovasi dan tanggap terhadap kebutuhan market online. Di mana hal ini akan membuat pelanggan makin loyal terhadap produk.
Kemudian yang kedua adalah, para pengusaha harus mengetahui dan menguasai nilai keunikan dari produk yang dikeluarkan. Jika hal itu sudah menyatu dengan konsumen, otomatis hal ini menjadi identitas dari brand yang dikembangkan.
Terakhir, kata Edward, adalah penjual harus cekatan dalam menangani keluhan dari para pelanggan. Hal ini akan memiliki nilai baik untuk meningkatkan loyalitas terhadap suatu produk.
"Dalam hal ini kami selalu memperhatikan purna jual dari produk yang kami jual," ujar pria yang mengambil jurusan Bisnis International di Universitas Binus ini, Rabu (20/1/2021).
Selain itu, Edward mengaku selalu belajar dari kompetitor, baik terkait kesalahan yang dilakukan kompetitor maupun kesuksesan yang diraih kompetitor. "Kompetitor itu bukan musuh ataupun saingan, tapi guru yang memiliki banyak hal untuk dipelajari," tuturnya.
Dirinya melihat ada peluang bisnis besar di tengah pandemi COVID-19. Tanpa melupakan unsur sosial dari core value grup perusahaannya, Edward memilih untuk bisa ikut membantu pasar lokal Indonesia di kala pandemi.
Saat ini mereka meluncurkan salah satu brand lokal di bidang fashion sepatu wanita yang bernama ZODE sekitar 3 bulan yang lalu. Meskipun usia ZODE masih tergolong muda, namun untuk persiapannya sudah di mulai sejak tahun lalu dan saat ini pegawainya sudah lebih dari 50 orang dan terus bertambah seiring berkembangnya perusahaan.
Intuisi Edward cepat dalam melihat pergerakan pasar, dengan perencanaan yang matang, usaha yang ia tekuni dalam waktu yang singkat penjualannya meningkat hingga 250% dalam tiga bulan terakhir.
Edward mengatakan Brand Zode merupakan brand yang diciptakan secara ekslusif khusus untuk segment online market sehingga Brand Zode saat ini tidak mempunyai toko offline.
"Brand kami lebih memfokuskan untuk menjalin kerja sama bersama platform E-commerce di Indonesia dalam pengembangan bisnis. Strategy ini merupakan salah satu kunci keberhasilan brand Zode untuk terus berkembang dengan cepat di saat pandemi seperti ini," tuturnya.
Dia menjelaskan mengapa dirinya memilih untuk usaha penjualan sepatu wanita, karena menurutnya Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekuatan Small Medium Enterprises (SME) di bidang sepatu wanita, sehingga dari sisi kualitas, bahan dan pengerjaan tidak perlu diragukan lagi .
Brand Indonesia juga mudah diterima di kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara. Bahkan target Edward, brand Zode bisa menembus kawasan Asia Tenggara pada tahun 2024.
"Kami memilih segmen menyasar kalangan perempuan dengan rentang usia 18-35 tahun. Rentang usia ini lebih konsumtif dibanding pria ataupun wanita yang berusia di atas 35 tahun maupun di bawah 18 tahun," imbuhnya.
Yang pertama adalah terus melakukan inovasi dan tanggap terhadap kebutuhan market online. Di mana hal ini akan membuat pelanggan makin loyal terhadap produk.
Kemudian yang kedua adalah, para pengusaha harus mengetahui dan menguasai nilai keunikan dari produk yang dikeluarkan. Jika hal itu sudah menyatu dengan konsumen, otomatis hal ini menjadi identitas dari brand yang dikembangkan.
Terakhir, kata Edward, adalah penjual harus cekatan dalam menangani keluhan dari para pelanggan. Hal ini akan memiliki nilai baik untuk meningkatkan loyalitas terhadap suatu produk.
"Dalam hal ini kami selalu memperhatikan purna jual dari produk yang kami jual," ujar pria yang mengambil jurusan Bisnis International di Universitas Binus ini, Rabu (20/1/2021).
Selain itu, Edward mengaku selalu belajar dari kompetitor, baik terkait kesalahan yang dilakukan kompetitor maupun kesuksesan yang diraih kompetitor. "Kompetitor itu bukan musuh ataupun saingan, tapi guru yang memiliki banyak hal untuk dipelajari," tuturnya.
Dirinya melihat ada peluang bisnis besar di tengah pandemi COVID-19. Tanpa melupakan unsur sosial dari core value grup perusahaannya, Edward memilih untuk bisa ikut membantu pasar lokal Indonesia di kala pandemi.
Saat ini mereka meluncurkan salah satu brand lokal di bidang fashion sepatu wanita yang bernama ZODE sekitar 3 bulan yang lalu. Meskipun usia ZODE masih tergolong muda, namun untuk persiapannya sudah di mulai sejak tahun lalu dan saat ini pegawainya sudah lebih dari 50 orang dan terus bertambah seiring berkembangnya perusahaan.
Intuisi Edward cepat dalam melihat pergerakan pasar, dengan perencanaan yang matang, usaha yang ia tekuni dalam waktu yang singkat penjualannya meningkat hingga 250% dalam tiga bulan terakhir.
Edward mengatakan Brand Zode merupakan brand yang diciptakan secara ekslusif khusus untuk segment online market sehingga Brand Zode saat ini tidak mempunyai toko offline.
"Brand kami lebih memfokuskan untuk menjalin kerja sama bersama platform E-commerce di Indonesia dalam pengembangan bisnis. Strategy ini merupakan salah satu kunci keberhasilan brand Zode untuk terus berkembang dengan cepat di saat pandemi seperti ini," tuturnya.
Dia menjelaskan mengapa dirinya memilih untuk usaha penjualan sepatu wanita, karena menurutnya Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekuatan Small Medium Enterprises (SME) di bidang sepatu wanita, sehingga dari sisi kualitas, bahan dan pengerjaan tidak perlu diragukan lagi .
Brand Indonesia juga mudah diterima di kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara. Bahkan target Edward, brand Zode bisa menembus kawasan Asia Tenggara pada tahun 2024.
Baca Juga
"Kami memilih segmen menyasar kalangan perempuan dengan rentang usia 18-35 tahun. Rentang usia ini lebih konsumtif dibanding pria ataupun wanita yang berusia di atas 35 tahun maupun di bawah 18 tahun," imbuhnya.
(kri)