Kecelakaan Sriwijaya Air, Aspek Kualitas Perawatan Pesawat Tak Bisa Ditawar

Senin, 11 Januari 2021 - 15:44 WIB
loading...
Kecelakaan Sriwijaya Air, Aspek Kualitas Perawatan Pesawat Tak Bisa Ditawar
Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 menunjukkan pentingnya untuk memperhatatikan kualitas perawatan. Foto: SINDOnews/Arif Julianto
A A A
JAKARTA - Banyak spekulasi yang muncul terkait faktor yang menyebabkan kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan laut dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu , Sabtu lalu (9/1/2021). Selain kondisi cuaca, masalah teknis, manajemen perawatan, hingga usia pesawat yang tua disebut-sebut ikut memicu terjadinya insiden tersebut.

Pengamat penerbangan Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati menduga kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 bisa dipengaruhi karena faktor cuaca. Apalagi, kondisi ketika itu sedang turun hujan. “Banyak faktor. Kebetulan, kemarin cuaca jelek,” kata Arista kepada SINDOnews, Senin (11/1/2021).

(Baca:Kabar Duka Dari Serang, Sekeluarga Jadi Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air)

Terkait usia pesawat yang sudah 26 tahun, dia justru menilai tidak ada masalah. Sebab, banyak negara lain yang juga masih memakai pesawat lama. Menurut dia, hal terpenting yang harus dijaga adalah kualitas perawatan yang dilakukan terhadap pesawat.

“Intinya, tua gak apa-apa. Pesawat itu masih banyak dipakai di Amerika Latin, USA, sebagian Eropa, Rusia. Banyak dipakai sih sampai dengan sekarang. Tergantung merawatnya secara baik dan ketat. Tidak ada tawar-menawar soal masuk schedule perawatannya,” tegas dia.

Meski sudah berumur, lanjut Arista, tentu sudah melewati tahapan sehingga mendapatkan izin dari pemerintah dan masih laik terbang untuk melayani penumpang. Karena itu, dirinya menampik jika usia pesawat menjadi faktor utama dari kecelakaan tersebut. “Kan pemerintah membolehkan beroperasi di Indonesia.

Kecelakaan Sriwijaya Air, Aspek Kualitas Perawatan Pesawat Tak Bisa Ditawar


Berdasarkan penelusuran SINDOnews, pesawat tersebut merupakan pabrikan Boeing itu dengan jenis 737-500 classic. Menurut situs airfleets.net, sebelum dioperasikan Sriwijaya Air, SJ-182 sempat dioperasikan dua maskapai lain.

Maskapai yang pertama mengoperasikan pesawat ini adalah Continental Airlines pada 31 Mei 1994 dengan nomor registrasi N27610. Pesawat tersebut kemudian dioperasikan oleh United Airlines pada 1 Oktober 2010 dengan nomor registrasi yang sama.

Tak sampai dua tahun setelahnya, pada 9 April 2012, tercatat Sriwijaya Air mengoperasikan pesawat ini dengan nomor registrasi PK-CLC. Menurut data situs aviasi Flightradar24, pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC (MSN 27323) ini berumur 26 tahun.

(Baca:Sosok Pilot Sriwijaya Air SJ-182 Kapten Afwan di Mata Tetangga)

Spekulasi penyebab kecelakaan itu juga disinyalir erat dengan tekanan keuangan maskapai, apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini. Namun lagi-lagi, Arista menampik masalah keuangan berpengaruh terhadap kendurnya perawatan berkala terhadap perawatan pesawat. Ia menegaskan bahwa perawatan sudah menjadi ketentuan paling wajib yang harus dilakukan oleh pihak maskapai.

“Memang tertekan, cuma perawatan wajib mandatori. Tekanan bisa hemat dari biaya promosi, biaya organisasi dan gaji, biaya ekspansi rute, biaya catering, biaya inflight entertaint. Perawatan tidak bisa ditawar-tawar. Ya harus, kan pilot juga gak mau konyol,” tegasnya lagi.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1910 seconds (0.1#10.140)