Akademisi Uncen: Penyerangan Misionaris di Papua Pertanda Lenyapnya Perjuangan KKB

Senin, 11 Januari 2021 - 02:15 WIB
loading...
Akademisi Uncen: Penyerangan Misionaris di Papua Pertanda Lenyapnya Perjuangan KKB
Akademisi dari Universitas Cenderawasih Papua, Marinus Yaung mengecam penyerangan terhadap pesawat jenis twin otter di Kampung Pagamba, Distrik Biandoga. Foto: Dok.Puspen TNI
A A A
JAKARTA - Akademisi dari Universitas Cenderawasih (Uncen) Papua, Marinus Yaung mengecam penyerangan terhadap pesawat jenis twin otter milik Mission Aviation Fellowship (MAF), di Kampung Pagamba, Distrik Biandoga, Intan Jaya pada 6 Januari 2021 lalu. Pesawat ini sering dipakai oleh para misionaris termasuk para pendeta untuk mengunjungi jemaat di kampung-kampung pedalaman.

Marinus juga mengatakan bahwa pesawat yang sengaja dibakar oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) tersebut merupakan milik misionaris MAF yang mendedikasikan dirinya untuk mengajarkan agama di wilayah-wilayah terpencil di Papua. (Baca juga: Anggota TNI AD Kembali Jadi Korban Kontak Senjata dengan KKB di Intan Jaya Papua)

“Apa mau mereka? Ini adalah perjuangan yang bodoh. Para misionaris adalah salah satu profesi yang dilindungi oleh hukum humaniter dan konvensi internasional PBB tentang perang. Jadi mereka harus dilindungi oleh kelompok yang berkonflik,” ujarnya dalam keterangan tertulis Puspen TNI kepada SINDOnews, Minggu (10/1/2021).

Marinus lantas mengecam dan mempertanyakan maksud dari kelompok separatis yang terlanjur melakukan penyerangan. Bahkan ia sempat geram karena peristiwa tersebut seolah dibenarkan oleh Jaffrey Bomanak dan Sebby Sambom yang merupakan tokoh dari pihak TPNPB OPM. (Baca juga: Kelompok Bersenjata di Papua Tembaki Helikopter PT Freeport Indonesia di Tembagapura)

“Ini adalah catatan kelam dari kelompok biadab. Alasan apa TPNPB OPM menyerang misionaris? Tindakan bodoh sedang dipertontonkan, namun yang lebih bodoh adalah pembelaan dari Jeffrrey dan Sebby,” tuturnya.

Marinus yang kesal dengan pernyataan Sebby dan Jeffrey sebelumnya karena menganggap para misionaris adalah agen kapitalis. Disebutkannya hal tersebut hanya karena OPM ingin mengaburkan fakta dan mencoba menggiring opini pada hal yang hanya menguntungkan pihaknya sendiri. (Baca juga: Pengamat Sarankan Penanganan OPM Melalui Pendekatan Keamanan yang Terukur)

“Ini memperlihatkan bahwa TPNPB OPM selalu ingin mengaburkan fakta untuk menguntungkan kelompoknya sendiri. Saya pastikan kalau ke depan tidak ada rakyat yang akan mempercayai setiap klaim dari kelompok separatis itu,” katanya.

Ditambahkan juga bahwa kelompok separatis yang telah melukai hati dan misi keagamaan para misionaris sebagai pertanda berakhirnya perjuangan yang dibawa oleh TPNPB OPM yang tidak pernah membawa kedamaian di Papua.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1211 seconds (0.1#10.140)