Sriwijaya Air Jatuh, Indonesia Bisa Dicap Tak Serius soal Keamanan Penerbangan

Minggu, 10 Januari 2021 - 19:02 WIB
loading...
Sriwijaya Air Jatuh, Indonesia Bisa Dicap Tak Serius soal Keamanan Penerbangan
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid atau Gus Jazil (paling kanan) saat menemui Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menyampaikan duka mendalam kepada korban dan keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2020).

Pria yang biasa disapa Gus Jazil ini berharap keluarga korban tabah dan diberikan kekuatan. "Saya menyampaikan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban mudah-mudahan diberikan kekuatan," ujar Gus Jazul saat menemui Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji usai menghadiri Musyawarah Wilayah DPW PKB Kalbar di Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (10/1/2021/) pagi.

Gus Jazil meminta Kementerian Perhubungan untuk mengusut tuntas kasus ini. Tragedi ini menambah daftar panjang kasus kecelakaan udara di Indonesia. "Dengan adanya kasus ini, Indonesia akan dianggap dunia kurang serius dalam memperhatikan keamanan penerbangan," tuturnya.(Baca juga : Ini Sejumlah Barang yang Ditemukan Kopaska di Lokasi Jatuhnya Sriwijaya Air )

Gus Jazil menekankan agar kasus serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. Terlebih selama ini pesawat udara merupakan moda transportasi yang dianggap paling aman. Sayangnya, kasus kecelakaan udara cukup sering terjadi di Indonesia.

Gus Jazil meminta kasus ini diusut tuntas sehingga apa yang sesungguhnya terjadi atau penyebab adanya kecelakaan bisa diungkap dengan benar. "Supaya apa, supaya ke depan tidak terulang lagi karena kan selama ini dianggap kendaraan yang paling aman itu pesawat, tapi sering terjadi kecelakaan, ini kan masyarakat menjadi tidak percaya," katanya. (Baca juga:Basarnas Berhasil Temukan Kepingan Pintu dan Potongan Mesin Turbin Pesawat Sriwijaya Air)

Menurut dia, seharusnya dalam operasional pesawat terbang, ada standarisasi pemeriksaan yang menutup ruang adanya celah kecelakaan. "Kalau masih ada, itu kan mungkin ada petugas lalai atau maskapai, apa namanya tidak serius untuk mengganti suku cadang dan macam-macam," katanya.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1591 seconds (0.1#10.140)